ONS lalu punya anak, itu sudah biasa.
Salah kamar, dan saling berbagi kehangatan, lalu akhirnya hamil, itu juga sudah biasa.
Menjadi istri, dikhianati lalu memilih pergi saat hamil, itu juga sudah sering terjadi.
Lalu, kisah ini bagaimana? Hampir mirip tapi banyak memiliki perbedaan. Ayesha, dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Malah bisa dikatakan dia begitu membencinya.
Namun kejeniusan si pria membuatnya terobsesi sehingga menginginkan benihnya.
Ayesha berhasil mendapatkan yang dia mau. Bocah kecil nan pintar lahir dari perutnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya resah. Anak itu terlalu mirip dengan si pria. Bahkan si anak yang cerdas itu tahu bahwa ada pria dewasa yang mirip dengan dirinya.
" Mom, apa dia Daddy ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Ayahku? 15
Krompyang
" Kenapa bisa gini! kenapa apa yang selalu aku inginkan selalu dia yang dapetin! Arghhhhh! Aku nggak terima, aku beneran nggak terima. Semuanya kenapa harus jadi milik dia!"
" Sayang, tenang ya. Kamu nggak boleh kayak gini. nanti kedengeran. Ryder dan kedua orang tuanya masih ada di sini."
Sruuuk
Bruuuk
Luna yang terlampau marah tidak bisa lagi menahan gejolak emosinya. Dia melempar semua barang yang ada di kamarnya. Dia juga menjatuhkan semua alat make-upnya ke lantai sehingga menimbulkan bunyi gaduh.
Kedatangan Ayesha yang tiba-tiba saja sudah membuatnya kesal bukan main. Tapi fakta selanjutnya yang ia dengar semakin membuatnya marah.
Luna selalu merasa tersisih setiap ada Ayesha. Ayesha yang pintar, Ayesha yang cantik, Ayesha yang baik dan sebagainya. Maka dari itu Luna membentuk karakter sebagai gadis yang manis dan penuh pengertian. Akan tetapi semua hal itu seakan tidak ada guna jika ada Ayesha di sampingnya.
Tidak jauh berbeda dengan apa yang ia lakukan selama ini. Menjadi putri yang baik bagi betrand, menjalankan semua pekerjaan di perusahaan karena dia berharap suatu hari akan mendapatkannya. Namun hingga saat ini apa yang diinginkan itu belum juga ia genggam karena lebel milik Ayesha masih terpatri di sana.
Dan sekarang, pria yang begitu ia kagumi dan sangat ingin ia rengkuh ke dalam pelukannya, lagi-lagi direbut oleh Ayesha. Fakta mengejutkan itu langung menghujam relung hati terdalam Luna.
Beberapa saat yang lalu
Betrand yang tidak ingin Ayesha pergi lagi berusaha menahannya. Ia terus menggaungkan kata maaf kepada sang putri. Bahkan dia tidak peduli dengan Ayesha yang membawa anak. Ia merasa semua itu adalah kesalahannya.
Meskipun Tania mengatakan kata-kata buruk dan menuduh Ayesha berperilaku buruk di luar sana, Betrand sama sekali tidak peduli. Melihat putrinya kembali saja dia sudah sangat bersyukur, dan dalam hati betrand bertekad untuk menerima apapun kondisi Ayesha.
" Nak janga pergi lagi, Papa mohon kamu tinggal di rumah."
Ayesha bergeming, meskipun dia menghentikan langkahnya yang hendak pergi karena Betrand mengejarnya, tapi mulutnya terkatup rapat.
Bayangan rasa sakit yang dulu itu kembali lagi. Hubungannya dengan Betrand sudah tidak seperti dulu, semua rusak akibat datangnya Tania dan Luna. Ayesha, dalam benaknya dia tidak akan pernah bisa memaafkan hal itu.
" Ayesha, jika kamu terus berkeliaran di luar sana, apa kamu nggak kasian sama anak kamu."
" Jangan sok ngajarin aku tentang gimana ngerawat anak. Sejauh ini aku cukup mampu buat ngerawat Gael sendiri tanpa campur tangan Papa. Papa terlihat sehat dan bahagia bersama mereka, jadi aku nggak perlu berada di tengah-tengah keluarga cemara ini. Ayo Gael kita pergi, permisi."
Sruuk
Betrand menjatuhkan tubuhnya di tanah. Dia tidak lagi bisa berkata apa-apa karena ucapan Ayesha yang baru saja adalah benar adanya. Selama Ayesha berada di luar rumah, Betrand sama sekali tidak memberi bantuan financial. Bahkan sejak Ayesha memilih jurusan yang berbeda dari keinginan Betrand.
Disisi lain Tania dan Luna tampak tersenyum dalam diamnya mereka. Kepergian Ayesha tentu adalah hal yang menyenangkan bagi keduanya karena tidak ada lalat pengganggu. Dan Tania ataupun Luna juga tidak perlu berakting untuk menahan Ayesha.
Namun tanpa semua orang yang disana duga, sebuah kalimat dari Ryder membuat Ayesha mau tidak mau berhenti melangkah. Dan kalimat itulah yang membuat Luna marah bukan main.
" Ayesha Roan Brahmana, mau kamu bawa kemana anakku itu. Bukankah seharusnya kamu membiarkan anakmu tahu siapa ayahnya?"
Duaaaar
Ayesha sangat terkejut, dia tadi sama sekali tidak tahu kalau ada Ryder di sana. Karena saking kesalnya dibohongi oleh Betrand, dia jadi tidak memerhatikan keadaan sekitar.
" Mom, apa benar dia ayahku?"
Pertanyaan Gael membuatnya kalang kabut, terlebih tatapan tajam Ryder yang seakan menggali sebuah jawaban darinya sehingga semakin membuatnya menciut.
Ayesha melihat ke sekitar, ternyata di sana juga ada kedua orang tua Ryder. Ini semakin membuatnya frustasi. Namun Ayesha harus memutar otaknya cepat, dia tentu tidak ingin terjebak di tempat itu yang notabene adalah rumahnya.
" Maaf, sepertinya Anda salah Tuan Ryder. Gael hanyalah putra saya, dan dari mana Anda bisa bilang bahwa Gael adalah putra Anda. Jangan membuat asumsi Anda sendiri yang mengakibatkan kesalahpahaman bagi orang yang mendengar. Maaf karena sudah mengacaukan acara penting malam ini, saya dan putra saya permisi. Silakan dinikmati."
Tap tap tap
Ayesha tetap pergi meninggalkan rumah. Awalnya Ryder ingin menahannya, tapi ia tidak melakukan itu. Ryder tahu kondisi psikis Ayesha sedang tidak baik-baik saja sehingga ia akan membiarkan wanita itu pergi.
Hanya saja tadi fokus Ryder sempat teralihkan kepada Gael, bocah itu sungguh tampak tenang di tengah situasi yang lumayan crowded.
Kembali ke saat ini.
Luna akhirnya mau duduk, ia mengatur nafasnya dan Tania memberikannya minum agar menjadi lebih tenang.
" Semua belum pasti sayang, kamu tadi kan denger sendiri kata-kata Ayesha kalau Ryder bukan ayah dari anak itu."
Luna bergeming, meskipun Ayesha berkata demikian tapi tatapan mata Ryder ke Ayesha sungguh berbeda. Tidak seperti ketika memandang dirinya, Ryder menatap Ayesha dengan sebuah perasaan. Meskipun Luna tidak tahu apa itu.
" Luna, intinya Ayesha berusaha menghindari Ryder. Itu baik untuk kamu, kamu masih bisa maju untuk mendapatkan hati Ryder. Ayo semangat sayang, putri Mama nggak mungkin akan nyerah gitu aja kan?"
" Ya, Mama bener. Aku nggak akan nyerah. Mama keluar dulu, aku mau benerin riasan dan ganti baju. Mama temui dulu keluarga Brown."
Tania mengangguk, dia menuruti apa yang jadi kemauan Luna. Dan memang benar, sebagai tuan rumah dia tidak boleh meninggalkan tamunya terlalu lama begini. Itu tindakan yang tidak sopan.
Tapi rasa kesal Tania tentu masih ada. Bagaimana Ayesha muncul secara tiba-tiba pada waktu dia ingin membicarakan perihal perjodohan Luna dan Ryder.
Meskipun Tania tidak yakin tentang bagaiman reaksi mereka, namun tidak ada salahnya untuk mengusulkannya. Dan kali ini dia harus bisa melakukannya hingga akhir. Kesempatan bagus seperti ini tidak bisa ia sia-siakan.
Tania pun berjalan lebih cepat menuju ruang tamu karena Betrand membawa mereka masuk ke dalam rumah setelah Ayesha benar-benar pergi. Tania sedikit merasa bersyukur pasalnya Betrand tidak mengejar anaknya itu. Sebisa mungkin Tania pun menampilkan wajah tersenyum untuk menyapa Ryder dan kedua orang tuanya.
Namun senyum Tania semuanya sirna ketika mendengar kata-kata Ryder. Sebuah kalimat singkat namun berhasil membuat dada Tania bergemuruh dan hatinya bergejolak bagai gulungan ombak yang besar.
TBC
semangat kakak...
awal baca ini aku...karya yg bagus ko, kisahnya menarik
lanjut baca...