Pada jaman kuno ada makhluk yang sangat taat kepada sang penguasa langit. Orang yang di angkat ke langit dan tinggal di bersama Sang Dewa. Ketaatannya sangat dalam hingga merasuk kedalam jiwa, hingga sebuah Dom tercipta yang menjadi sumber kekuatan jiwa baginya. Dengan adanya kekuatan Dom di dalam dirinya, Makhluk itu pun merasa setara dengan makhluk langit lainnya dan mulai melawan kekuasaan langit. Sang Dewa pun marah dan mengusir makhluk itu dari surga ke sebuah Dunia bernama Gaia. Sebuah dunia yang tidak memiliki sihir, hanya ada kekuatan jiwa (Dom) yang di berikan oleh Sang Dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04 - Aku Titipkan
Di kediaman Clan Siga.
Malam hari, Raimond menemui istrinya yang sedang tertidur bersama Dion. Raimond melihat mereka berdua dengan sangat sedih. Lalu, Anna pun bangun dan melihat Raimond penuh dengan kesedihan.
"Sayang," kata Anna sambil berjalan menghampiri Raimond yang masih berada di depan pintu.
"Aku sudah memerintahkan Jendral Leo untuk membawa kalian pergi dari sini." kata Raimond.
Anna pun langsung menghentikan langkahnya, dan raut wajahnya pun langsung berubah.
"Apa maksudnya.?" sahut Anna.
"Pasukan kekaisaran bersama dengan 5 Clan lainnya sudah bergerak kemari. Aku tidak bisa membiarkan keturunan Clan Siga musnah begitu saja." kata Raimond.
"Lalu, bagaimana denganmu.?" tanya Anna.
"Tentu saja kami hanya akan menahan mereka sampai kalian semua berhasil keluar dari sini." jawab Raimond dengan sedih
Anna pun langsung meneteskan air mata.
"Terimakasih kau sudah hadir dalam hidupku. Dan memberikan sebuah anugrah bagiku, sebuah keturunan yang sangat berharga dari pada nyawaku sendiri." kata Raimond
Anna pun langsung memeluk Raimond dengan penuh kehangatan. Dan Raimond pun meneteskan air mata.
"Diamlah, jangan berkata seakan-akan kau akan pergi jauh. Ikutlah bersama kami Raimond. Dion masih membutuhkanmu." kata Anna dengan menangis.
"Sayang, tolong mengertilah." sahut Raimond.
"Hiks, aku akan menunggumu. Sampai kapan pun aku akan tetap menunggumu. Kembalilah kepada kami." kata Anna.
Dan Raimond pun hanya terdiam mendengarkannya saja. Lalu ia pun memberikan ciuman kepada istrinya.
"Jagalah Dion untukku. Dia adalah masa depan Clan Siga." kata Raimond.
Ia pun menghampiri Dion yang masih tertidur. Dan memegang tangannya dengan erat.
"Maafkan ayah Dion. Ayah belum bisa memberikan sesuatu yang kau inginkan. Dan ayahmu ini sangat sayang padamu."
"Grr, argm, jangan sentuh tanganku guru, itu sakit." kata Dion yang mengigau.
Raimond pun tersenyum. "Bahkan dalam mimpinya, dia tidak mengingatku."
Raimond pun mengalungkan sebuah benda kepada Dion.
"Aku titipkan masa depan Clan Siga padamu Dion. Kau pasti akan menjadi orang yang sangat hebat."
Raimond pun berdiri dan menghampiri istrinya yang masih menangis.
"Sayang, terimakasih atas bantuannya. Ayahmu bersedia membantu kita. Dia sedang menunggu kalian di atas bukit Cheng." kata Raimond.
Anna pun memeluk suaminya dengan sangat erat.
"Berjanjilah kau akan kembali. Kami masih membutuhkanmu." kata Anna
"Ah," sahut Raimond.
Dan di balik kamar, Leo sedang menunggu perpisahan mereka. Tangannya pun mengepal dengan sangat keras sambil meneteskan air mata.
"Leo, bawalah mereka." kata Raimond.
Leo pun langsung masuk kedalam kamar dan menggendong Dion yang masih tertidur.
"Saya akan menjaga mereka Ketua." kata Leo.
"Terimakasih."
Tiba-tiba puluhan bola api terlihat di atas langit yang melesat ke arah benteng depan Clan Siga.
BREDOM BREDOOM.
Dion pun langsung bangun dari tidurnya karena suara ledakan yang cukup keras.
"Mereka sudah disini." sahut Raimond.
"Ehmm. Ayah, Ayah." sahut Dion yang melihat Ayahnya yang berdiri di depan jendela.
"Dion," sahut Raimond.
"Ada apa ini ibu, kenapa aku di gendong. Turunkan aku."
"Cepat Leo bawa mereka keluar dari sini, cepat." teriak Raimond.
Leo pun langsung berlari keluar kamar bersama Dion. Dan Anna pun melihat Raimond disana.
"Jagalah dia untukku." kata Raimond.
Anna pun berlari menjauh dari sana sambil meneteskan airmata.
Dan Dion melihat ayahnya yang tersenyum padanya, lalu ia melihat Raimond meneteskan airmatanya. "Ayah"
...
Peperangan antara pasukan kekaisaran dan Clan Siga pun di mulai hari itu. Ribuan bola api di luncurkan kearah kediaman Clan Siga. Dan Raimond pun langsung terbang menuju gerbang depan.
Ia melihat pasukan kekaisaran sudah memasuki wilayah Clan Siga, pertarungan pun terjadi.
SLASSH, SRAK. WOSH.
"Aargh." " Mati kau." " Uhuk"
"Aaarrrgh" "bajingaan" "Aahg"
Suara peperangan dibawah sana. Suasana menjadi mencekam dan pembunuhan terjadi dimana-mana. Daratan berubah menjadi lautan api yang membakar Castle dan rumah-rumah.
"AYAAAAAHH." teriak Dion yang melihat lautan api di depan matanya. Bahkan ia melihat orang-orang terbunuh karena bola api yang menghantam rumah-rumah.
"CEPAAAT LARI DARI DISINI." Teriak Leo kepada warga Clan Siga.
Anna pun hanya bisa menangis sambil berlari mengikuti Leo. Dan Dion hanya tercengang melihat peperangan di depan sana, kejadian itu akan membekas di dalam hidupnya, yang mungkin akan menjadi trauma masa kecilnya.
...
Pagi hari pun tiba. Dan peperangan sudah menunjukkan tanda akan segera berakhir.
"Aku rasa mereka sudah sampai di puncak bukit Cheng. Aku sudah berusaha menahan prajurit musuh sebaik mungkin. Dan inilah akhirnya."
Tubuh Raimond di penuhi dengan luka yang sangat fatal, satu tangan kanannya tertebas, dan terdapat 3 tombak yang menancap di badannya. Namun dia masih berdiri di depan Eden.
"Huh, huh, RAIMOOOOND" teriak Eden dengan sangat marah. Bahkan tubuhnya pun sudah dipenuhi dengan luka fatal.
Tangan kanan Eden patah tulang, dan kepalanya di lumuri darah. Keadaan keduanya benar-benar sangat memprihatinkan.
"Uhuk, huh huh." Raimond memuntahkan darah
"Huh huh, tidak kusangkan kau juga memiliki Gemstone. Keparat, dimana kau menyimpan Artefak itu." teriak Eden
"Sampai mati pun, aku tidak akan mengatakannya." sahut Raimond.
Eden pun hanya memandangnya dengan tatapan yang sangat tajam.
"Raimond itu, benar-benar sangat kuat. Bahkan dia mampu bertarung seimbang dengan Yang Mulia." kata Shang yang berdiri di belakang Eden.
"Bahkan dia mampu membunuh ribuan prajurit sendirian. Apa jadinya jika Yang Mulia Raja tidak ada disini." kata Raiden Dengan tubuh yang sempoyongan.
...
"Lihatlah pasukanmu, mereka semua sudah mati. Hanya tinggal kau seorang diri yang masih hidup. Cepat katakan, aku akan membunuhmu tanpa rasa sakit." teriak Eden.
Raimond pun hanya terdiam sambil melihat Eden dengan tatapan tajam.
"Apa kau akan melawan kami sendirian.? Raimond, bahkan pasukanku masih ada 60rb orang, dan para pemimpin Clan juga masih berdiri disini. Apa yang akan kau lakukan.?" teriak Gildan sambil mengarahkan tombaknya.
Raimond pun memejamkan matanya, dan auranya keluar lagi. lalu tangannya mencabut tombaknya satu persatu.
Clang, Clang Clang sebuah tombak yang di buang oleh Raimond.
"Uhuk, huh huh." bahkan ia sampai memuntahkan darah berkali-kali.
"Memang sangat mustahil melawan mereka semua sendirian. Tapi setidaknya Eden keparat itu harus mati demi anak dan istriku, dan demi rakyatku, akan aku keluarkan semuanya." kata Raimond
"huuaAAAAA." Raimond pun berteriak dengan sangat kencang sambil mengeluarkan semua auranya.
"Bajingan keparat. Dia masih mempunyai kekuatan." kata Gildan.
"Bentuk formasi Tombak Langit." teriak Eden.
"Siap." teriak semua Ketua disana, lalu mereka pun mengepung Raimond.
"Apa.? Ini tidak bisa aku biarkan." sahut Raimond.
SIUUUU. ia pun terbang menuju Gildan dan ingin menyerangnya, tapi
KLANG. "Apa kau lupa denganku.?" kata Eden.
"Sialan"
Trang Trang BREDOM.
Mereka berdua pun bertarung dengan sangat sengit di atas udara. Hanya terlihat siluet cahaya dari pertarungan mereka berdua.
Lalu, sebuah cahaya keluar membentuk persegi lima yang mengurung Raimond. Cahaya tembok itu adalah pertahanan tingkat 6 yang tidak mudah di tembus oleh seseorang.
"Uhuk." Raimond memuntahkan darahnya. Lalu Buok perutnya pun di tendang oleh Eden dan terpental ke bawah tanah.
"Inilah akhir riwayatmu." kata Eden sambil mengambil formasi di tangannya.
Sebuah lingkaran sihir berwarna merah maron keluar di atas Eden. Sebuah formasi Tombak Langit yang sangat dahsyat terlihat di atas langit. Bahkan formasi itu sampai terlihat dari atas bukit Cheng yang berjarak ratusan km.
"Raimond." kata Anna dalam hati dengan sangat sedih.
...
Raimond pun hanya melihat ke atas dengan tersenyum. Lalu, sebuah tombak keluar dari tengah lingkaran formasi yang di buat oleh Eden.
Tombak raksasa berwarna merah yang di selimuti petir berwarna hitam turun melewati Eden. Dengan satu gerakan tangannya ke arah bawah. Tombak itu pun melesat kebawah sana.
"Matilah"
Raimond pun tiba-tiba mengingat masa lalunya saat ia menikah dengan Anna, lalu hidup bahagia dengannya, dan sebuah anugerah lahir ke dunia. Membuat Raimond menangis. Ia mengingat saat-saat menjaga Dion yang masih bayi, dan sering dimarahi oleh Anna.
Dalam hatinya dia merasa sudah waktunya untuk merelakan semuanya.
"Terimakasih kalian sudah hadir dalam hidupku." kata Raimond dengan tersenyum.
BREDOOOMMMMM.
Sebuah ledakan yang sangat dahsyat menghantam tubuh Raimond. Bahkan ledakan itu mampu menghancurkan dinding tingkat 6.
"CEPAT BUAT FORMASI BARU." teriak Eden disana.
Dan tidak berlangsung lama, semua prajurit pun membuat sebuah formasi pertahanan untuk melindungi diri dari ledakan yang sangat dahsyat itu.
Dan beberapa prajurit pun ikut hancur karena efek dari ledakan tersebut.
...
Di atas bukit Cheng. Anna pun merasakan kehilangan dalam hatinya, dan meneteskan air mata. Dion pun hanya melihat ledakan itu dengan tercengang. Dan dalam beberapa detik, angin dari ledakan itu sampai bisa di rasakan di atas bukit Cheng.
Anna pun melihat Siluet Raimond yang berdiri di atas udara dengan tersenyum kepadanya. "Hiks, Sayang." dalam beberapa detik Siluet itu pun menghilang dari hadapannya.
Tanpa Anna sadari, Dion pun melihat Siluet itu. "Ayah.?"
"AYAAAAAAAAH." teriak Dion dengan sangat kencang.
...