Melati harus menjadi janda, sepeluh menit setelah ijab qabulnya.
Di saat yang bersamaan berita kecelakaan yang menimpa kakak nya menjadi salah satu penyebab diri nya harus kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya.
Menjadi janda setelah ijab serta kehilangan ayah dan kakak serta kakak iparnya.
Bersama Ibu dan keponakannya
Melati pun memilih hijrah ke Ibu Kota untuk melanjutkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reindranovita Ristiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Di Rumah Sakit
Bu Fatma terpekur dalam doa panjang ,setelah ibadah sholat maghrib yang baru saja selesai ia laksanakan .
Melati sedang menemui dokter ,terkait kesehatan Adelia yang tiba tiba saja kembali drop .
Ya ,sore tadi
Keadaan Adelia tiba tiba saja kembali memburuk ,bahkan bocah kecil tersebut membutuhkan tranfusi darah karena trombositnya yang menurun .
bu Fatma kembali terpekur dalam doa dengan berlinang air mata .
Ya ,ALLAH ya TUHAN kami ,sekiranya Engkau masih berkenan memberi kami waktu untuk bersama Adelia .
"Hamba mohon ,tolong sembuhkanlah dia ya ALLAH ,hiks ,"
"Jangan pisahkan kami dengannya ,huuuu ,uuuuu ...uuuu".
"Allahu ,Allahu robbi "
Doa bu Fatma dengan berlinang air mata .
Masih tetap khusyu'dalam lantunan doa nya .
Melati membuka pintu kamar tempat Adelia di rawat .
Di langkahkannya kaki nya dengan perlahan mendekat kearah ibu nya yang sedang khusyu'berdoa di samping Adelia yang sedang terbaring .
Balita tersebut masih terlelap dalam tidurnya .
Bu Fatma telah menyelesaikan doa nya dan melepas ,serra melipat mukena yang dia kenakan .
Menoleh pada Melati yang sudah duduk di kursi sisi kanan ranjang Adelia .
.
.
.
.
.
Pagi pun menjelang
Melati pun segera bangun lalu melaksanakan sholat subuh ,lalu kemudian dia pun membangunkan Ibu nya untuk bergantian menjalankan perintah wajib dua rokaat tersebut .
Di lihatnya Adelia sedikit menggeliat ,lalu kembali terlelap dalam tidurnya .
"Ibu ,bangun sholat subuh dulu bu "ucap Melati membangunkan bu Fatma yang terlelap di ranjang lipat yang memang sengaja di sediakan oleh pihak rumah sakit untuk keluarga pasien yang menginap .
Semalaman mereka bergantian menjaga Adelia .
Bu Fatma pun bangun lalu duduk kemudian meregangkan otot tubuhnya sejenak ,lalu kemudian bergegas melangkah ke kamar mandi .
Tak lama setelahnya terdengar suara gemericik air keran yang di buka .
"Uunda ".lirih Adel membuka kedua matanya dan melihat kearah Melati yang sedang menungguinya di sisi ranjang sambil mengusap usap punggung tangannya .
Demi mendengar suara cucunya .
Bu Fatma yang sedang berdoa setelah sholatnya pun segera menoleh dan menatap dengan rasa haru pada Adelia .
"Iya sayang ini bunda "sahut Melati dengan nada lembut mengusap puncak kepala Adelia dengan lembut .
"Sayang "pangggil bu Fatma dengan perasaan yang membuncah .
Di ciuminya pipi Adelia dengan haru .
"Enek ,".
"Atit "beritau Adelia sambil mengangkat tangan kirinya yang terpasang jarum infus .
"Iya ,sayang sabar ya ,Adel anak pinter kok ,anak kuat ,biar cepat sembuh ".ucap bu Fatma sambil tersenyum membelai puncak kepala Adelia .
"Alhamdulillah ,ya ALLAH panasnya sudah mulai turun "batin Melati sambil tangannya menempel di dahi Adel .memastikan suhu tubuh putrinya tersebut .
Waktu pun mulai beranjak terang .
pukul delapan dokter rutin datang untuk mengecek keadaan pasien .
"Pagi bu ,"sapa dokter tersebut menyapa ramah pada Melati dan ibunya .
"Pagi dokter "sahut Bu Fatma dan Melati menggeser posisi tubuh ,memberi ruang pada dokter tersebut melakukan tugasnya .
Memeriksa keadaan Adelia .
"Pagi anak manis "sapa dokter muda berkaca mata tersebut ,tersenyum menyapa pada Adelia .
Balita tersebut hanya tersenyum membalas sapaan dokter muda tersebut .
"Pak doktel ,Adel kapan boleh ulang ?"tanya Adel dengan celotehan khas nya .
"Sebentar lagi ,pasti boleh pulang kok ,asal Adel ikut apa kata pak dokter ,terus juga rajin minum obatnya "sahut dokter tersebut dengan ramah .
Seolah paham Adelpun menganggukkam kepala mendengar perkataan dokter tersebut .
"Anak pintar "ucap dokter tersebut ,mengacak puncak kepala Adel dengan gemas .
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dokter tersebut pun keluar dari ruang perawatan Adelia dan melangkah menuju ruang perawatan pasien selanjutnya .
Seorang suster mengikutinya sambil mendorong troli berisi alat keperluan medis dan obat obatan yang di butuhkan oleh pasien pasien yang sedang dalam perawatannya .
"Mel ,apa tidak sebaiknya kamu kembali masuk kerja hari ini ?"ujar tanya bu Fatma ,beberapa saat setelah dokter telah keluar dari memeriksa keadaan Adelia .
"Iya bu ,Mel niatnya hari ini juga mau masuk kerja ".
"Enggak enak sama yang lain kalau harus izin lama lama "sahut Melati .
"Iya ".
"Panas Adelia pun sepertinya juga sudah turun ".
"Untunglah pas waktu dia harus melakukan tranfusi kemarin ,ada darah yang cocok dengan golongan darahnya ".
"Kalau tidak ,entahlah akan sehancur apa hati ibu melihat kesakitannya kemarin "ucap bu Fatma dengan air mata yang menitik .
"Iya bu alhamdulillah ,tadinya Mel ingin mendonorkan darah Mel ,tapi ternyata golongan darah Mel berbeda dengan golongan darah Adel ".
Melati dan bu Fatma pun terlibat obrolan ringan saat kemudian terdengar suara ketukan pintu .
"Ander !" .
"Oma Sukma !".
sapa Melati ketika membuka pintu dan mendapati Ander serta oma nya berdiri di depan pintu .
.
.
.
Melati dan bu Fatma pun terlibat obrolan ringan saat kemudian terdengar suara ketukan pintu .
"Ander !" .
"Oma Sukma !".
sapa Melati ketika membuka pintu dan mendapati Ander serta oma nya berdiri di depan pintu .
.
.
.
.
.
.
.
Ander dan oma Sukma pun masuk ke dalam ruang rawat inap Adelia .
Melihat kedatangan oma Sukma ,bu Fatma pun segera menghampiri oma Sukma .
Berinisiatif untuk meminta maaf atas kejadian kemarin .
"Bu Sukma ,silahkan duduk "ucap bu Fatma dengan ramah ,mempersilahkan oma Sukma untuk duduk di ranjang lipat yang kini telah di ubah menjadi sebuah kursi .
"Terima kasih bu ,saya di sini saja "sahut oma Sukma berdiri di dekat kaki ranjang .
"Tidak mengapa bu ,saya minta maaf atas sikap saya kemarin terhadap ibu "ucap bu Fatma meraih tangan kanan oma Sukma dan menciumnya dengan takzim .
Untuk sekian detik lamanya ,suasana pun seketika berubah menjadi haru .
"Apa yang harus di maafkan bu Fatma ,saya lah yang seharusnya minta maaf ".
"Saya tau kata kata saya sudah pasti menyinggung perasaan bu Fatma ,terutama perasaan nak Melati "ucap oma Sukma lalu mengalihkan pandangan kearah Melati .
Gadis itu pun hanya bisa menundukkan kepala .
"Pasti rasanya berat sekali ,menjalani kehidupan seperti nak Melati ".
"Kedatangan oma ke sini ,itu semua adalah atas permintaan cucu oma ,Oleander Dandelion Wijaya ".
"Atau mungkin ,nak Melati lebih mengenalnya sebagai Ander .
"Cucu saya bermaksud melamar nak Melati menjadi istrinya ,itulah kenapa saya datang kemari untuk menanyakannya secara langsung ".
"Apa nak Melati bersedia menikah dengan cucu saya ?"tanya oma Sukma yang tentu saja membuat Melati dan bu Fatma menganga terkejut .
Sedang Ander hanya nyengir kearah Melati dan bersikap seolah olah tidak tau dengan kejadian barusan .
Jeda hening sejenak ,semua masih terdiam dengan pikiran mereka .
"Bagaimana nak Melati ?".suara tanya oma Sukma pun menyadarkan Melati dari lamunan sesaat .
"Saya , ".
"Kamu mau kan Mel ,menjadi istri saya "ucap Ander menatap penuh harap pada Melati .
"Maaf ,jika aku kesannya terburu buru dan mungkin membuat kamu terkejut ".
"Tapi ,jujur aku katakan dari dalam lubuk hatiku yang terdalam ,aku jatuh cinta padamu sejak pertemuan kita tempo dulu ,saat kejadian pencopetan yang hampir menimpaku waktu itu "ungkap Ander .
"Tapi ,aku ".
"Aku tidak perduli dengan status kamu Mel ,asal kamu benar benar masih sendiri meski itu janda sekalipun ,aku tidak perduli ".
"Aku bersedia menerima status janda kamu ,aku pun juga bersedia menerima kehadiran Adelia diantara kita ".
"Kamu mau kan Mel,menjadi istriku ,kamu mau kan menjalani hari dan masa tua bersamaku ,bersama Adelia dan juga anak anak kita nanti "ucap Ander dengan nada memohon sambil menggenggam kedua tangan Melati .
Melati yang masih terkejut karena lamaran yang mendadak tersebut ,hanya bisa terdiam bengong dan bingung harus menjawab apa .
.
.
.
.
..
.
Clarissa sedang membawa anak anaknya jalan jalan ke sebuah Mall ,sore itu.
Sekalian ada barang keperluan rumah yang habis dan harus segera dia beli .
"Ma ,Nisa boleh jajan itu tidak ?"tanya Nisa sambil telunjuknya menunjuk kearah food court yang menyajikan beberapa jajanan khas jepang .
Daniz kakaknya pun menoleh kearah yang di tunjuk oleh Nisa ,adiknya .
"Daniz juga mau ma ".ucap Daniz menimpali .
"Oke ,kalian beli sendiri enggak papa ya ,".
"Mama mau beli sesuatu dulu sebentar "ucap Clarissa .
"Nanti setelah beli dan mama belum kembali ,kalian tunggu saja di kursi itu "ucap Clarissa menunjuk kursi sudut berwarna coklat yang terletak di sudut kanan dari tempat mereka berdiri sekarang .
"Ini uangnya ,dan ingat pesan mama jangan ikut dan mengobrol dengan sembarangan orang Ok "peringat Clarissa sebelum dia melangkah menuju toko Retail yang terletak dua blok dari tempat food court tersebut .
Si kembar Daniz dan Danisa pun mengangguk paham lalu kemudian ikut mengantri untuk membeli jajanan yang mereka ingin kan .
.
.
.
.
.
.
"Appa Andel "lirih Adelia ,membuka mata dan melihat pertama kali ada Ander berdiri di depannya .
Semua orang yang sedang tegang menanti jawaban dari Melati pun seketika menoleh kearah Adelia .
Balita tersebut rupanya telah terbangun dari tidurnya .
"Sayang "panggil Melati ,segera .
Gegas dia menghampiri Adel dan mengabaikan moment barusan yang membuat hatinya berdebar .
Bu Fatma dan oma Sukma pun melakukan hal yang sama .
Mereka pun mendekat kearah Adelia .
"Appa Andel ,kemana ,Adel angen "ucap Adelia dengan celotehan khasnya bertanya pada Ander .
Memang selama ini ,Ander rutin mengunjungi dan mengajak Adelia bermain meski itu cuma sebentar .
Hanya akhir akhir ini saja dia jarang berkunjung ke rumah Melati .
Selain sibuk dengan pekerjaan .
Ander juga tidak bisa lama lama mengontrol debaran hatinya jika dia lama lama berada di dekat Melati .
"Maaf ya ,sayang Appa Ander sedang sibuk dengan pekerjaan akhir akhir ini ".
"Tapi Appa janji ,setelah Adel keluar dari sini ,Appa akan lebih sering punya waktu untuk Adel "ucap Ander mengusap lembut puncak kepala Adelia .
"Jadi ,Adel juga harus janji ,cepet sembuh ya "ucap Ander lagi .
"Adel mau kan kalau papa Ander nanti punya banyak wakti untuk Adel ?"ucap tanya Ander yang di angguki oleh Adelia .
Terlihat sorot kerinduan terhadap seorang ayah dari balita tersebut .
"Kalau begitu ,Adel juga mau kan jika mulai dari sekarang dan seterusnya Appa Ander menjadi papa Adel ?".tanya Ander sekali lagi dan sekali lagi pula balita itu menganggukkan kepala .
Melihat hal tersebut Melati dan bu Fatma pun seketika seolah tertampar seketika .
Mereka sadar bahwa bagaimanapun Adelia pasti sangat merindukan figur ayahnya .
"Sayang cepat sembuh ya ,".
"Nanti kita sama sama jalan jalan bareng Bunda Mel ,sama Appa Ander ".
"Ohya sama nenek dan oma uyut juga ya "ucap Melati dengan nada lembut sambil tangannya membelai puncak kepala Adelia .
"Jadi ?"tanya Ander menatap kearah Melati .
Gadis itu pun mengangguk perlahan .
.
.
..
.
.
.
.
Bersambung
untung si Clarissa nolak.
lierrrr
ko di kmr