"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.
Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.
"Ha...?! "
"Dimana ini? "
"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "
PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Suara binatang buas meraung dengan kerasnya. Sima Annchi dan kedua temannya menutup telinga masing-masing saking kerasnya raungan tersebut. Kuda-kuda yang ditunggangi oleh mereka terkejut dan tak terkendali karena takut. kuda mereka menjerit ketakutan dan berusaha untuk kabur ke segala arah.
Bai Yeong terjatuh dari kudanya karena tidak berhasil menjaga keseimbangannya dan kuda Bai Yeong lari terbirit-birit meninggalkan tunggangannya sendiri. Tang Yuxuan yang sebelumnya berusaha untuk menenangkan kuda miliknya melihat Bai Yeong terjatuh, ia segera turun dan membantu Bai Yeong untuk berdiri dan melarikan diri dari tempat ini.
Tak lama dari itu, muncul suara hentakan kaki yang sangat besar dari dalam gua tersebut. Salju yang berada di pepohonan terjatuh akibat getaran yang dihadapi oleh hentakan kaki tersebut. Perlahan sesosok kaki hewan besar keluar dari gua tersebut dan melangkah untuk menampakkan dirinya yang perkasa. Sesosok hewan berbulu berwarna coklat tua menatap tajam kearah mereka bertiga seolah melihat hama pengganggu.
Sima Annchi mengerutkan keningnya. "Beruang? Tidak, beruang tidak mungkin memiliki tubuh bersar persis seperti gajah dewasa. Apa lagi dia memiliki sepasang mata yang merah menyala dan tak hanya itu di dadanya aku melihat seperti ada benda berbentuk kristal berwarna merah. "
"Hewan itu telah berevolusi dan tidak lagi merupakan beruang biasa. " Ling-Ling tiba-tiba berceletuk, berbicara ke pada Sima Annchi dan masih berduduk santai di pundak Sima Annchi.
Yang dikatakan Ling-Ling memang benar, binatang tersebut memang beruang tapi telah berevolusi menjadi beast yang ganas. Biasanya hewan yang berevolusi ini disebabkan oleh terkontaminasi dengan energi jahat yang terserap secara lama. perubahan pada hewan ini tidak hanya bentuknya saja yang berubah, tapi sifatnya juga lebih ganas dari yang biasa. Ling-Ling juga menjelaskan bahwa untungnya Beast ini masih berevolusi tahap awal, yaitu kekuatannya berada sedikit di atas beruang biasa. Meskipun begitu, Ling-Ling menyuruh Sima Annchi untuk tetap waspada dan jangan meremehkannya.
Sima Annchi dan Tang Yuxuan menyiapkan panah masing-masing siap untuk menembak dan sementara Bai Yeong tengah meringkuk gemetaran di belakang Tang Yuxuan. Beruang Beast tersebut seperti mengendus-endus seperti menghirup aroma mangsa sebelum memakannya. Beruang itu menggeram menunjukkan taringnya yang runcing.
Dia mulai diam-diam melangkah dan menerjang kedepan menyerang mereka bertiga beserta raungannya yang keras. Dengan secepat mungkin Sima Annchi dan Tang Yuxuan menghindari serangan tersebut, sementara Bai Yeong dibawa oleh Tang Yuxuan untuk menghindar juga. Sima Annchi dan Tang Yuxuan mencoba memberi serangan dengan menembakkan anak panah dari segala sisi. Namun, anak panah yang mendarat di tubuh beruang itu hanya membuat luka lecet pada kulitnya.
Beruang Beast itu juga melawan balik dengan cakar-cakarnya mencoba mencabik-cabik Sima Annchi dan Tang Yuxuan. Pertarungan tersebut berlanjut hingga anak panah mereka habis, tak ada pilihan lagi Tang Yuxuan menarik pedangnya dan langsung melawan lebih dekat dengan beruang tersebut. Sementara Sima Annchi menarik belatihnya dan membelakangi Bai Yeong mencoba melindunginya yang dari tadi terus meringkuk di bawah pohon karena ketakutan.
Pertarungan semakin sengit antara mereka bertiga. Tang Yuxuan melayangkan tebasan demi tebasan kepada beruang tersebut, namun luka yang diderita sang beruang hanya berupa sayatan kecil sementara Tang Yuxuan mulai mengalami luka-luka yang serius begitupun dengan Sima Annchi yang mencoba membantu Tang Yuxuan. Sepertinya beruang itu semakin lama semakin marah hingga dia mengeluarkan aura merah yang haus darah. Beruang itu menyundul Tang Yuxuan dengan keras hingga Tang Yuxuan terpental kebelakang dan menabrak pohon.
"GEGE...!!! " Teriak Bai Yeong panik.
Tang Yuxuan terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya, sepertinya tulang rusuknya ada yang patah dan ia memegang dadanya karena terasa sakit sekali. Ketika beruang tersebut melihat adanya kesempatan, dia berlari mengarah pada Tang Yuxuan yang masih merintih. Kemudian, beruang itu mengangkat lengannya tinggi-tinggi mencoba mencakar Tang Yuxuan. Tang Yuxuan tidak menghindarinya dan hanya bisa memejamkan matanya.
Suara benturan terdengar di telinga Tang Yuxuan, ia bertanya-tanya kenapa serangan dari binatang buas itu tidak kena-kena pada tubuhnya. Tang Yuxuan pun membuka matanya, ternyata Sima Annchi telah berada di depannya yang ternyata Sima Annchi lah yang menangkis serangan dari beruang itu menggunakan belatinya.
Sima Annchi melirik sedikit pada Bai Yeong. "BAI YEONG, BAWA PERGI TANG YUXUAN DAN CARI BANTUAN, CEPAT...!!! " Sima Annchi berteriak dengan keras menyuruh Bai yeong yang tak jauh dari sana, ia juga sambil menangkis beberapa serangan dari sang beruang.
Sima Annchi menggiring beruang tersebut agak menjauh dari Tang Yuxuan, agar Bai Yeong segera memapah Tang Yuxuan dan membawanya pergi. Awalnya Tang Yuxuan menolak untuk pergi meninggalkan Sima Annchi dan ingin kembali bertarung. Sima Annchi dan terus melarangnya karena luka Tang Yuxuan sudah parah. Sima Annchi meyakinkan mereka berdua, bahwa dirinya akan menahan beruang tersebut dan menunggu kesempatan untuk menyusul mereka berdua. Bai Yeong dan Tang Yuxuan pun dengan berat hati meninggalkan Sima Annchi yang masih bertarung.
Di sepanjang jalan Tang Yuxuan yang sedang dipapah oleh Bai Yeong akhirnya sampai di depan perkemahan milik akademi. Bai Yeong mencoba berteriak sekeras-kerasnya meminta pertolongan dari sana. Seseorang pun mendengar suara dari Bai Yeong dan segera menghampirinya. Beberapa orang pun ikut menghampirinya setelah tahu ada seorang murid yang terluka. Bai Yeong dan Tang Yuxuan diarahkan ke perkemahan.
Kegaduhan pun dimulai saat para guru dan juga pekerja mengerumuni mereka berdua. Terlihat, Guru Qiang berdesak-desakan berusaha untuk menemui muridnya setelah mendengar salah satu muridnya ada yang terluka. Saat sudah di depan mereka berdua, Guru Qiang mengerutkan keningnya dan mempertanyakan keberadaan Sima Annchi, ia tahu bahwa mereka berdua berkelompok dengan Sima Annchi sebelumnya.
Bai Yeong mencoba angkat bicara namun Tang Yuxuan mendekati Guru Qiang dan memegang lengan gurunya. Dengan mulut yang terbata-bata, ia berkata. "G-guru, cepat t-tolong Sima Annchi! Dia bertarung sendirian dengan seekor Beast Beruang, dia dalam bahaya. Cepat tolong dia! "
Guru Qiang mengencangkan rahangnya, ia mulai mengkhawatirkan Sima Annchi. Guru Qiang menanyakan jalan mana yang harus dilalui untuk segera menuju ke lokasi Sima Annchi. Setelah dijelaskan oleh muridnya Guru Qiang segera pergi dan disusul oleh beberapa guru untuk membantu mencari Sima Annchi.
Dalam perjalanan Guru Qiang terus menggerutu dalam hati, "Sial, bawahan ku yang seharusnya mengawasi dan melindungi murid nakal itu (maksudnya Sima Annchi) malah aku tinggalkan dia yang masih terbaring pingsan di hutan sana. Kali ini memang salah ku. Tidak bukan hanya aku, tapi Kepsek itu juga salah. Dia bilang hutan ini sudah diselidiki dengan sangan cermat bahwa di wilayah hutan ini tidak ada seekor Beast sekalipun. Tapi nyata tidak, nantikan saja aku akan protes dengan keras! "
15 menit sudah Guru Qiang dan para guru terus mencari. Guru Qiang mengerutkan kening dan menyipitkan matanya. Ia melihat dari kejauhan siluet seseorang dan bayangan besar mengikutinya dari belakang perlahan. Ternyata itu Sima Annchi, Guru Qiang menambahkan kecepatan teknik meringankan tubuhnya meninggalkan para guru yang mengikutinya.
...~Bersambung~...