Nana adalah kembang desa yang sangat cantik, Ada lima pemuda yang pernah melamar dia dan semua nya di tolak dengan berbagai alasan.
Hingga suatu hari Nana merasakan dada nya sangat sakit luar biasa, Berobat kedokter sudah dan di nyatakan tidak ada kanker payudara. Namun payudara nya sangat sakit, Seminggu kemudian sudah membusuk dan membuat Nana sangat menderita.
Banyak yang menduga bahwa Nana di santet.
Siapa kah yang sudah menyantet Nana?
Mampu kah Nana melawan santet ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Pak Lurah dan Pak Rt
Setelah kedatangan nya Bu Yuni dan Davin, Kini giliran Pak Lurah yang datang untuk menjenguk salah satu warga nya yang sedang sakit keras. Tak peduli sejahat apa dulu mulut nya Nana, Namun keluarga Pak Irwin tetap lah warga nya yang perlu untuk di urus, Sebagai kepala desa yang bertanggung jawab dan penuh keadilan. Walau yang datang hanya Pak Lurah dan Pak RT saja mewakili semua warga yang ada di kampung ini, Karena sebenar nya para warga menolak untul menjenguk Nana, Itu untuk yang punya anak gadis, Karena mereka sakit hati akibat hinaan nya Nana saat masih sehat dulu dan merasa diri nya sangat cantik sehingga merendahkan semua gadis yang ada di desa ini.
Pokok nya mereka bersikeras menolak untuk datang, Bahkan iuran untuk di sumbangkan pun mereka menolak nya mentah mentah. Pak Lurah tak memaksa mereka yang tak mau datang, Karena dia hanya meminta pada yang ihklas dan suka rela saja, Bagi yang tidak mau ya tidak masalah karena tak ada paksaan sama sekali. Pak Lurah tahu bagai mana sakit hati mereka, Karena ucapan Nana memang sangat menusuk kedalam hati orang yang di hina. Dia tahu karena putra nya pernah di tolak Nana, Bukan lamaran yang di tolak oleh gadis cantik itu.
"Kami datang untuk menjenguk Nak Nana, Bu." Pak Lurah berkata sopan.
"Alhamdulilah Pak Lurah dan Pak RT mau repot repot menjenguk anak saya, Terima kasih ya." Bu Asih menyambut tamu nya.
"Itu sudah jadi kewajiban saya selaku kepala desa di kampung ini, Maaf karena baru bisa datang sekarang." Ujar Pak Lurah.
"Kami juga baru tahu beberapa hari yang lalu tentang sakit nya Nana, Bu Asih." Ucap Pak Rt.
"Iya, Sudah satu bulan lebih Nana sakit dan memang saya tak pernah cerita kepada siapa pun." Jawab Bu Asih.
"Yang nama nya penyakit ya, Tak di duga duga saja datang nya." Pak Lurah berkata berat.
"Kami juga kaget karena tiba tiba saja Nana mengeluh sakit, Dan sampai sekarang sakit nya begitu." Bu Asih terlihat sedih.
"Bolehkah kami lihat keadaan nya, Bu?" Pak Lurah meminta izin.
Bu Asih membawa dua tamu nya masuk kedalam kamar Nana yang sudah tak bau lagi, Rajin di bersihkan karena takut untuk sarang lalat dan bisa jadi larva bila nanti hinggap di luka nya Nana. Karena luka bekas operasi itu terbuka lebar dengan warna yang sangat merah menyala, Rasa nya Bu Asih begitu ngeri ketika sedang mengganti perban Nana yang memang harus rajin di bersihkan dan di ganti karena takut infeksi.
"Maaf ya, Pak. Saya tak bisa mau duduk, Lagi lemas." Nana berkata pelan.
"Iya ndak pa pa kok, Kamu baring saja biar tak sakit." Pak Lurah agak ngeri melihat nya.
"Ya Allah, Nduk! Kamu kurus sekali sekarang." Pak RT tak bisa menyembunyikan rasa iba nya.
"Akibat sakit ini dia jarang mau makan, Pak! Jadi badan Nana cepat habis." Ucap Bu Asih.
Kedua tamu menekap mulut karena sangat kaget melihat keadaan Nana, Ternyata memang separah ini sakit nya yang tengah di alami oleh kembang desa. Pantas saja tak pernah mereka melihat Nana keluar lagi, Karena biasa nya Nana sering keluar rumah dan membantu bila ada kegiatan di desa. Sebab dia adalah gadis yang ringan tangan, Kekurangan nya adalah sangat sombong, Karena merasa dia cantik dan banyak di puji oleh orang orang. Bila masalah lain dia sangat trampil, Ada kegiatan apa pun selalu ikut dan membantu sampai acar selesai.
"Bapak." Nana memanggil Pak Lurah yang menatap nya lekat.
"Ada apa, Kamu ingin sesuatu?" Tawar Pak Lurah yang memang baik.
"Tolong sampaikan maaf ku pada Brian, Aku pernah menghina dia gendut dan jelek." Pinta Nana.
"Masalah itu lupakan saja, Lagi pula sekarang dia sudah mulai langsing kok. Malah bagus karena kamu bilang gendut, Dia jadi semangat untuk diet." Pak Lurah berkata sambil tertawa.
"Tapi tetap saja saya keterlaluan, Saya ingin minta maaf pada semua orang yang sudah pernah saya hina. Bila seandai nya nanti allah mencabut nyawa ini, Saya sudah mendapat kan maaf." Nana berkata sendu.
"Ngomong apa to, Nak? Kamu pasti sembuh kok." Bu Asih sudah menangis.
"Nana tidak boleh bilang begitu, Yakin lah allah pasti mencabut penyakit mu." Pak RT juga memberi semangat.
"Iya mereka benar! Kamu tak boleh patah semangat, Pokok nya yakin saja bahwa kamu pasti bisa sembuh. Nanti Bapak akan katakan pada warga bahwa kamu meminta maaf dengan tulus, Semoga saja mereka mau memaafkan." Ucap Pak Lurah.
Nana mengangguk dan berterima kasih pada mereka yang sudah berbaik hati kepada nya, Sesungguh nya gadis ini malu karena mereka tetap saja baik walau dia sudah menyakiti hati mereka semua dengan ucapan yang tak pantas. Semoga saja mereka mau dengan tulus memaafkan kesalahan yang pernah Nana lakukan, Sakit seperti ini membuat Nana patah semangat dan pasrah saja bila seandai nya allah mencabut nyawa nya. Karena Nana merasa tak enak menghabiskan banyak uang milik orang tua nya, Walau mereka berkata ihklas namun tetap saja Nana merasa sangat sungkan.
"Kami permisi dulu ya kalau begitu." Pamit Pak Lurah dengan Pak RT.
"Iya, Terima kasih sudah menjenguk saya." Nana sangat senang.
"Kamu jangan patah semangat, Pokok nya yakin saja bahwa allah akan mengambil sakit mu." Ujar Pak RT.
Sebagai jawaban Nana mengangguk sambil tersenyum, Bu Asih mengantarkan tamu nya sampau di depan rumah dan tak lupa mengucapkan terima kasih sebanyak banyak nya. Apa lagi saat Pak Lurah menyalami untuk memberikan amplop yang memang sudah di sediakan hasil dari iuran dari para warga yang mau saja. Alhamdulilah masih dapat lumayan banyak sehingga bisa sedikit membantu untuk berobat nya kembang desa.
"Sampean apa percaya kalau itu adalah santet, Pak?" Pak RT bertanya saat mereka sudah di jalan.
"Mikir apa to kamu?!" Pak Lurah kaget juga.
"Kerabat istri ku ada yang kena kanker payudar* loh, Tapi tak separah itu! Apa lagi Nana kan cuma satu bulan, Tapi sudah parah begitu." Heran Pak RT.
"Ya mungkin saja selama ini sudah sakit, Tapi tidak di rasakan oleh Nana." Pak Lurah tetap berpikir positif.
Hanya Pak RT yang masih tak yakin bahwa itu kanker payudar*, Karena rasa nya sangat aneh sekali penyakit Nana, Dia sudah pernah melihat orang yang kena kanker, Namun tak separah Nana yang waktu nya sangat singkat sekali.
Mohon maaf yang minta Nana segera berobat sama Purnama belum bisa di kabulkan, Ini baru beberapa episode dan pasti akan langsung end.
Untuk sekarang Mbak Pur biar bahagia dulu ya sama Mas Zidan, Kasihan dong kalau muncul langsung ngurus setan saja, Biar istirahat dulu ya Sekar ulo nya.