"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
"Kau di depan apartemenku?." Ulang Sam memastikan kepada Novan.
"Iya, cepat bukalah aku menunggu."
Tanpa pikir panjang Sam mengakhiri panggilan, Naura yang mendengar itu langsung turun dari pangkuan Sam tentunya ia begitu panik saat mengetahui sang kakak yang sudah ada di luar. "Bantu aku agar Novan tidak mengetahuinya."
Sam melepas jas yang ia pakai lalu ia kenakan untuk menutupi tubuh Naura. "Aku akan membawa Novan ke balkon dan kamu kembalilah ke apartemen." Ujar Sam, sebenarnya ia masih ingin lama-lama bersama Naura namun apa daya.
"Oke." Dengan tenang Naura bersembunyi di samping lemari besar dekat pintu, ia sangat berharap kakaknya tidak melihat, dapat dipastikan Novan murka dengan ulah gilanya itu.
Setelah dirasa aman Sam membukakan pintu apartemen.
"Lama sekali Sam?." Ucap Novan yang dipersilahkan masuk.
"Aku ketiduran." Bohong Sam sambil merangkul Novan berjalan menuju balkon. "Kita kesana saja udaranya segar."
Saat Sam memberi kode, Naura dengan perlahan mengendap untuk keluar dari sana.
"Kamar adikku hening apa dia sudah tidur?."
Sam mengangkat bahunya. "Aku sendiri kurang tahu, mungkin benar Naura sudah tidur."
Sambil menggigit bibir bawahnya Naura menekan tombol sandi sesekali melihat ke belakang, saat pintu berhasil dengan perlahan Naura membukanya lalu keluar dari sana.
"Suara apa itu?." Novan menoleh ke belakang saat sampai di balkon.
Sam panik sekaligus lega saat Naura sudah berlalu pergi. "Mungkin orang yang lewat, katakan apa maksud kedatangan mu kesini." Timpal Sam sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Kita duduk dulu."
Keduanya duduk, Sam maupun Novan sendiri keduanya tampak serius.
Sementara Naura baru bisa bernafas lega saat sampai di kamar apartemen, dengan cepat Naura mengganti lingerie sexy yang dikenakan dengan baju tidur. "Jika saja Sam sudah melakukannya aku tidak mungkin mendatangi pria itu lagi!."
Naura langsung menghubungi Nesy, seperti biasa ia menyuruh orang terdekatnya itu untuk menghapus rekaman cctv agar menghapus jejaknya saat memasuki kamar apartemen Samuel.
Tidak lama juga handphone Naura berdering ia lalu menerima panggilan. "Iya pah?."
"Besok pulang! orang suruhan papa menjemput di bandara biarkan yang menyelesaikan proyek Nesy jangan dirimu." Balas Arga dari seberang.
"Loh bukannya papa ingin aku yang menangani ini?, memang sejauh ini hampir selesai dan aku dapat menyelesaikannya pah."
"Tak apa papa hanya ingin kamu pulang untuk membicarakan sesuatu."
"Soal pria lagi pah?." Timpal Naura.
"Kali ini tebakan mu salah tapi sedikit mengarah ke sana, tidak ada bantahan Naura papa juga sudah bicara sama kakakmu agar mengizinkan adiknya pulang dari tugas!."
"Iya pah iya."
Panggilan pun berakhir.
Naura dibuat bertanya-tanya, walaupun begitu ia tak mau ambil pusing dan langsung mengemas barang-barang ke dalam koper. "Jika saja kak Novan tak datang mungkin aku dan Sam sudah melakukannya."
.
Sore hari pukul 16:00.
Benar saja setibanya di bandara saat Naura turun dari pesawat, orang suruhan Arga sudah menunggu.
"Mari nona."
Naura masuk mobil untuk pulang ke rumah, beberapa menit di jalan akhirnya ia sampai di mansion. Naura masuk ke dalam dengan koper di tangan.
Brukh!..
Koper Naura terjatuh seketika saat ia melihat ruang tengah, dimana di sana sudah ada Sam dan kakaknya Novan yang ia tidak tahu jika mereka ada di rumahnya. "Kalian?."
Semua yang ada di sana menoleh, Merry menghampiri Naura membawa putrinya duduk bergabung.
"Kak kok bisa sejak kapan? kenapa jika mau ke rumah tidak mengabari ku dulu mungkin bisa bareng, dan Sam juga?." Tanya Naura beralih kepada Sam.
"Naura kenapa tidak bilang sebelumnya, jika kamu dan Sam pernah bertemu sesudah acara keluarga itu?." Mulai Merry mengalihkan pembicaraan.
Naura mengerutkan kening ia melirik Sam yang tampak dingin dengan ekspresi datar sementara Novan menatap Naura penuh tatapan intimidasi. "Maksud mama?."
"Giselle datang dan menceritakan akibat cerainya dia dengan Sam apa, papa hanya ingin tahu hubungan kamu dengan Sam di belakang kita itu apa?." Lirih Arga.
Naura terkejut dengan pertanyaan Arga, sepertinya ia memang disuruh pulang untuk ini.
"Tidak ada sangkut pautnya dengan Naura om tante." Balas Sam. "Jika harus dibilang ini murni perasaanku yang sudah mencintai Naura sejak awal pertemuan. Tentang perceraianku dengan Giselle, Novan juga tahu jika aku sudah merencanakannya sejak satu tahun yang lalu. Jadi Naura tidak terlibat dan om juga tante cukup menyalahkannya kepadaku saja."
Arga dan Merry saling tatap sementara Naura terdiam tak tahu harus bicara apa lagi.
"Naura kakakmu pernah bilang jika saat ini kamu perlahan akan membuka hati kepada pria, kalau begitu Naura kamu harus menikah dengan pria pilihan papa untuk menghindari keributan keluarga jika bersama Sam." Ujar Arga.
Mata Naura terbelalak Sam sendiri terkejut mendengar itu.
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
dan Gisel merestuinya biar tidak ada kata talak
buat naura ternyata sangat jelas dampak dari pergaulan bebas di negara atehis
harus nya ngarang cerita boleh
gak harus anak Tampa menikah
ini sungguh bukan adat ketimuran apa yang di katakan oleh para ulama terdahulu terbukti dengan kebenaran nya