Sinopsis :
Mozea Cantika alias Zea, si hijaber sekolah yang galak dan tidak suka pelajaran matematika. Alzio Ray alias Zio, si kapten basket ganteng dengan tubuh jangkung, hidupnya sempurna nyaris tidak ada celah. Apa jadinya jika dua orang ini dipaksa menikah karena perjodohan orangtua mereka?.
Di sekolah mereka saling membenci, bahkan saling panggil dengan nama ledekan yaitu si keong dan si kodok. Di rumah mereka harus berakting menjadi pasangan suami istri muda yang romantis untuk menyenangkan hati orangtua mereka. Meski demikian Zea dan Zio sepakat merahasiakan pernikahan mereka dari teman-teman di sekolah.
Kata orang benci dan cinta adalah rasa yang sangat tipis perbedaannya. Mungkin karena terbiasa bertengkar dan bersama, tumbuhlah rasa cemburu dihati mereka, sebuah rasa tidak suka jika milik diri di ambil orang lain. Akankah Zea dan Zio menyadari rasa cinta mereka masing-masing? Dan memberikan cucu seperti yang diharapkan kedua orangtua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 : Perkara Di Blokir
"Sekarang kan gue suami Zea, gue berhak dong menjauhkan Zea dari laki-laki yang berpotensi merusak rumah tangga kami. Robbi, gue blokir Lo sekalian," kata Zio.
Tanpa banyak berpikir, Zio langsung memblokir nomor Robbi di ponsel Zea. Pesan dan nomor Robbi kemudian dia hapus. "Beres," ucap Zio senang.
"Tunggu dulu! Kira-kira siapa ya nama gue di handphone Zea?" Zio yang penasaran mencari nomornya di kontak. "Kok gak ada?" Zio heran. Beberapa kali dia gulir layar ponsel, tetap tidak Zio temukan namanya di ponsel Zea.
"Sebaiknya gue cek di group," ide Zio. Zio pun membuka group WhatsApp kelas mereka. Ternyata benar dugaan Zio kalau Zea tidak menyimpan nomornya selama ini.
"Padahal dulu gue calon suaminya, kenapa nomor gue gak pernah di simpan, pantas gue gak pernah liat status Zea. Cewek kan biasanya suka bikin story status di WA nya," kesal Zio. Setelah Zio pikir-pikir wajar sih Zea tidak pernah menyimpan nomor Zio selama ini. Mereka tidak pernah berhubungan baik, di sekolah mereka selalu bertengkar, bagai tikus dan kucing.
"Padahal gue nyimpen nomor Zea di handphone gue dengan nama Putri Keong. Tapi dia gak nyimpen nomor gue sama sekali. Mending gue namai kontak gue di handphone Zea dengan nama Pangeran Kodok." Zio tersenyum, kemudian dia menyimpan namanya di kontak Zea dengan nama Pangeran Kodok dan disebelah namanya dia sisipkan emot love.
"Putri Keong, mulai sekarang, semua cowok yang mau deketin Lo, bakal berurusan sama gue. Lo cuma milik gue," kata Zio pada Zea. Walau pun Zea tidak mendengar perkataan Zio karena Zea masih tertidur dengan lelap, tapi Zio yakin suatu saat Zea akan menjadi miliknya secara utuh. Zio kemudian meletakan ponsel Zea diatas meja, dekat laptop miliknya.
Zio menggendong Zea dengan kedua tangannya, membawa Zea ke atas ranjang. Zio merebahkan Zea dengan hati-hati. Kemudian menyelimuti Zea dan mengecup singkat bibir Zea yang semerah buah delima. "Selamat malam Putri Keong," kata Zio lagi dengan pelan. Zio berjalan ke sebelah, kemudian merebahkan dirinya di dekat Zea. Beberapa saat kemudian Zio mulai hanyut dalam dunia mimpi.
Sementara itu dirumahnya, Robbi kesal bukan main. Dia melempar ponselnya hingga retak. "Kenapa Zea memblokir nomor Gue?" kesal Robbi. "Zea, apa Lo selama ini gak pernah suka sama gue? Gue cuma mau Lo jadi milik gue seutuhnya. Gue udah lama naksir Lo, sejak kita pertama masuk SMA. Gak akan gue biarin Lo lepas dari gue. Kalau cara yang halus gak bisa gue gunakan, cara kasar pun akan gue lakuin," niat Robbi.
Robbi berjalan keluar dari kamarnya, dia melihat ayahnya masih berada di ruang kerja. Tiba-tiba saja Robbi mendapat ide. "Zea, gue punya cara buat jadiin Lo milik gue," batin Robbi.
"Papa," panggil Robbi.
"Ada apa, Rob, tumben belum tidur?" sahut Santoso, ayah Robbi, sekaligus kepala sekolah SMA 25.
"Gak papa, Pa, Robbi belum ngantuk aja. Pa, minggu depan jadi kan sekolah kita mengadakan study tour?"
"Jadi, kenapa?"
"Robbi punya ide yang bagus, Pa. Bagaimana kalau kita study tour ke Yogyakarta, ke candi Prambanan?. Sekolah kita kan gak pernah ke sana. Study tour ke Candi Prambanan akan jadi program edukasi yang bermanfaat bagi pelajar. Dengan mengikuti program ini, pelajar dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mereka tentang sejarah dan budaya Indonesia, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap budaya bangsa. Dari pada cuma liburan biasa dan menghabiskan uang dengan sia-sia," usul Robbi.
"Tumben kamu peduli dengan kegiatan sekolah? Biasanya kamu tidak pernah peduli, yang kamu pedulikan hanya bandmu," kata Santoso.
"Robbi dan teman-teman ingin menghirup udara segar aja rasanya. Sambil belajar sambil liburan."
"Oke, papa setuju," jawab Santoso.
"Yes, makasih Pa," jawab Robbi senang.
"Sama-sama."
"Ya udah, aku ke kamar dulu, Pa."
"Tidur yang nyenyak ya sayang."
"Siap Papa." Robbi pun keluar dari ruang kerja ayahnya.
Ayah Robbi, Pak Santoso, masih berada di sana. "Apa aku katakan saja pada Robbi kalau aku sudah tiga bulan menjalin hubungan dengan ibunya Nina? Lagian dia dan Nina juga sudah kenal. Pasti bisa jadi saudara tiri yang akur," pikir Santoso.
Lo itu udah kalaaaaaah jauuuh banget dari Zea...
udah la move on,kek gak laku aja jadi perawan...
putus satu ya cari lagi...
plong kan rasanya....