.
.
.
Queen Adena Sasikirana Arundati,
seorang gadis cantik hidup di desa, tidak ada yang tau identitas sebenarnya kecuali sang ibu kandungnya saja (Dewi mustika), misteri kisah Dewi itu disimpan serapat-rapatnya.
mereka bahagia hidup di desa terpencil, berteman dengan binatang buas dan bergaul dengan alam.
suatu hari terjadi masalah yang membuat Nana harus ke Kota dan tujuan utama Nana adalah mencari tau siapa Papa kandungnya, Nana tidak suka konspirasi yang membuat hidup Mamanya menderita, mudah bagi gadis itu menemukan identitas Ayah kandungnya.
gadis yang tangguh, siapa Pria yang tidak akan jatuh hati padanya? Tuan Muda Arkatama jatuh cinta pada Gadis itu terlebih lagi saat tau identitas gadis tersembunyi di desa itu.
Nana kembali ingin membalas orang yang berani menyakiti hati Mamanya, Nana adalah gadis Ceria dan periang tapi jika dirinya sudah diusik, dendam !! Nana gadis yang sangat pendendam hingga bertekad untuk membalas perbuatan orang yang menyakiti ibu nya.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ada apa?
.
.
Nana mendekati Devano dan menatapnya serius.
"benarkah? kau tidak ingat tempat tinggalmu? ". tanya Nana memicing curiga.
"iya aku tidak ingat, yang aku ingat namaku Devano Darendra Arkatama". jawab Devano
Nana memejamkan matanya, "sepertinya dia belum mau kembali ke Rumahnya". batin Nana menebak
"kau tau disini tidak ada tempat tinggal". ujar Nana serius
"iya aku tau". jawab Devano
"ini bukan tempat tinggal tapi kandang kuda". batin Devano melihat pemandangan tempat tinggal Nana.
Devano tertegun melihat kedatangan Kuda Putih, cantik, gemuk dan gagah tengah berlari menuju ke arah Nana.
"Aaah... Aa...kau mengagetkanku". Nana tersenyum lebar mengelus-ngelus leher Kuda nya.
Nana sedang fokus memikirkan Devano yang tidak mau pulang hingga ia tidak sadar dengan kedatangan kudanya.
Nana berbalik menatap Devano, "apa kau seorang pawang Kuda? ". tanya Nana
"pawang? dari mana kau tau aku seorang pawang?". tanya Devano
"Kuda ku ini tidak mau pergi hari itu sebelum membawamu juga, ah.. kalau dipikir-pikir kuda Ku lah yang membantumu". Nana
Devano menatap Kuda itu, "aku memang tidak asing dengan kuda ini, tapi dimana aku melihat kuda ini? aku tidak pernah ke desa ini". batin Devano
"kau tidak ingat juga? ". tanya Nana memutar bola matanya dengan jengah
"tidak". jawab Devano yang merasa tidak mengingat kuda Nana.
"ya sudah.. karna aku tidak suka orang pemalas kau harus ikut mengembala sepertiku". titah Nana
"tapi aku baru sembuh". sangkal Devano
"percuma saja aku dokter". kata Nana dengan seringai nya.
alhasil Devano berhari-hari bekerja dengan Nana, terkadang ia membantu Dewi mengurus Sapi-sapi, Nana tau siapa Devano tapi pura-pura tak tau karna berpikir Devano belum mau kembali terlebih lagi Pria itu sempat terluka parah.
"apa kau yakin Arka? kau tidak kenal Kudaku? ". tanya Nana penasaran
walaupun Devano berumur 23 tahun, Nana enggan memanggil abang atau kakak karna Pria itu tidak mau mengucapkan terimakasih padahal Nana sudah menolongnya.
"tidak, aku memang merasa Kudamu tidak asing, tapi aku tidak pernah kesini, bahkan aku baru tau ada Desa ini". jawab Devano yang dipanggil Arka oleh Nana.
"kenapa kudaku bisa patuh padamu? bahkan melebihi kepatuhannya padaku". tanya Nana masih belum menyerah mencari tau siapa Devano bagi Kuda Nana.
"sudahlah...! mana dompetku? ". tanya Devano
"hhuuh.. dompetmu mungkin di kamar itu, aku tidak mengambilnya sama sekali". jawab Nana dengan kesal
"kau yakin? ". tanya Devano
"terserahmu saja". ketus Nana meninggalkan Devano memasuki hutan bersama Kudanya.
Devano tersenyum menggeleng kepalanya pelan, ia berlari kecil mengikuti Nana.
"disini Arka.. aku melihatmu terjatuh dibuang oleh seseorang dari helikopter". Nana menunjuk dedaunan yang ada bekas darah sudah mengering di dekatnya.
Devano menatap keatas, sobekan bajunya tersangkut di ranting pohon membuatnya percaya Nana tidak berbohong padanya.
"apa kau melihat ada sesuatu dibuang oleh orang itu? ". tanya Devano
"mana aku tau..! tiba-tiba ada angin kencang lalu helikopter itu membuang mayat dan jatuhnya tepat dihadapanku". jawab Nana memilih mengabaikan Devano dengan sibuk mengumpulkan rumput segar untuk Mama nya.
"apa semua sudah beres? bagaimana Perusahaanku? dasar pria tidak tau diri, paman tidak tau diuntung". batin Devano yang menebak pelaku yang ingin membunuhnya.
"kenapa? kau sudah mau pulang? ". tanya Nana
"apa kau melepaskanku jika aku pulang? ". tanya balik Devano
"ciih... tentu saja..! untuk apa aku menahanmu? kau fikir aku senang dengan kedatanganmu?". ketus Nana
Devano terkekeh, Nana memang suka bicara kasar padanya tapi gadis itu selalu menolongnya dan mengobati lukanya sampai sembuh total dan sehat seperti sekarang ini.
.
sesampainya di gubuk mereka.
Nana dan Devano masuk ke gubuk dan melihat Dewi tengah menatap kosong ke arah luar jendela kamarnya.
"Mama..? Mama kenapa? ". tanya Nana berjongkok dihadapam Dewi
Dewi menoleh ke Nana lalu beralih menatap Devano, "siapa kamu sebenarnya nak? kenapa foto wanita ini bisa ada bersamamu? ". tanya Dewi
Devano menerima foto yang diremas oleh Dewi, ia menatap foto itu dengan seksama.
"oh.. wanita ini tunanganku bu, aku tidak mengerti kenapa foto ini bisa ada didompetku". Devano menggaruk kepalanya melihat dompet nya digeledah oleh Dewi
"tadi saat aku menyapu melihat dompet itu terbuka lebar lalu mengambilnya dan tak sengaja melihat foto itu, bisakah kau kembali saja nak? aku ingin hidup tenang". ujar Dewi
Devano terdiam, Nana merampas foto itu dan menatapnya serius.
"tidak usah memandang foto itu sayang". Dewi mengambilnya lalu memberikan foto itu pada Devano.
"pergilah..!". usir Dewi dengan serius
Devano diam tanpa berani mengeluarkan sepatah kata, ia menatap foto yang membuat dewi mengusirnya.
Nana menatap raut wajah Dewi yang tak biasa, sebelumnya Dewi lah yang ingin Devano tinggal disini, Pria itu sangat pintar mempelajari sesuatu hanya dengan sekali lihat sama seperti Nana. perubahan besar yang terjadi pada Dewi tentu Nana mengetahuinya.
.
.
"siapa wanita itu Arka? ". tanya Nana serius
"siapa? wanita ini? ". tanya Devano menunjuk foto seorang wanita cantik yang seksi.
"iya.. siapa dia? ". tanya Nana
"dia tunangan kecilku, dia Putri tunggal keluarga Wijaya bersama Nyonya Emma namanya Celinne". jawab Devano
"kau sudah ingat tempat tinggalmu? ". tanya Nana serius
"hmm..! kenapa? ". tanya Devano
"aku ingin pergi ke kota dan mencari tau wanita ini, kenapa Mamaku berubah padamu hanya karna foto ini". Nana
"maksudmu? apa ada hubungannya dengan Papamu? ". tanya Devano yang tau Nana diam-diam penasaran tentang Ayah kandungnya.
"iya". jawab Nana
"kau mau mamamu marah?". Tanya Devano dengan serius.
"aku tidak akan mengatakannya pada Mama, aku akan bilang merantau ke kota Jakarta seorang diri". jawab Nana
"kau fikir Mamamu memberi izin? ". kekeh Devano yang merasa lucu dengan ucapan Nana yang mustahil diwujudkan oleh Dewi.
"aku Queen Adena Sasikirana Arundati, aku tau apa yang harus aku lakukan". seringai Nana
"jangan gila..! setidaknya berdiam diri saja di Rumahmu, setelah 1 atau 2 minggu kemudian kau bisa pergi ke Jakarta untuk mencari tau". saran Devano.
Nana pun mengangguk, ia menepis tangan Devano yang mengelus kepalanya.
"kau menepis tanganku? ". tanya Devano memicing
"aku merasa tidak baik bagimu menyentuh perempuan lain, kau sudah bertunangan dan tidak baik berdekatan dengan perempuan lain". peringatan Nana
"aku bahkan tidak mengenalnya". Devano mengangkat bahunya acuh tak peduli peringatan Nana.
.
.
Devano menghubungi asistennya Jainendra, ia cukup kerepotan berbicara dengan asistennya yang mengomel tak henti-henti karna Devano tidak ada kabar berhari-hari lamanya hingga dikatakan sudah tiada oleh Paman dan abang angkatnya.
"sekarang jangan berisik..! cepat datang kesini..! jemput aku didesa kawang". titah Devano mematikan sambungan teleponnya.
Devano menatap lurus kedepan, ia memikirkan Tunangannya yang tak pernah ia pikirkan selama ini karna Devano tidak pernah menganggapnya serius.
.
.
.
.
good girl 👍👍