Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
Nabila mulai menceritakan perkembangan ketiga anaknya mulai dari bayi sampai sekarang, dia juga menjelaskan bagaimana sifat dan karakter ketiga anaknya masing-masing kepada nenek Miranti, hal itu di sambut baik oleh nenek Miranti, dia tidak pernah membayangkan jika Nabila akan sekuat ini dalam mengasuh putra putrinya.
"Sayang terima kasih banyak sudah menjadikan mereka pribadi yang baik, anakmu begitu sopan dan selalu membawa kebahagiaan bagi orang-orang terdekatnya, semoga suatu hari nanti mereka menjadi anak-anak yang sukses," ucap nenek Miranti.
"Terima kasih banyak ya Nek," sahut Nabila.
"Sayang, apa nantinya anak-anak boleh berkunjung ke rumahku?" tanya nenek Miranti pelan.
"Kalau untuk berkunjung maaf ya Nek, masih belum bisa, tapi kalau Nenek dan Kakek kangen sama mereka sewaktu-waktu bisa kok datang kesini kapanpun itu," terang Nabila.
"Baiklah kalau begitu terima kasih."
"Baik Nek."
Sebenarnya Nabila tahu reaksi nenek Miranti yang sedikit kecewa mengenai penolakannya itu, tapi lagi-lagi di sini Nabila di tuntut untuk tegas dia tidak mengijinkan anak-anak berkunjung ke rumah keluarga Revan bukan berarti dirinya jahat atau masih belum bisa menerima kenyataan, tapi dia melakukan itu untuk menjaga dan melindungi anaknya dari orang-orang jahat yang ada di sana, keluarga Revan banyak yang tidak suka sama Nabila jadi wajar jika dirinya memiliki rasa trauma akan hal itu.
Di rasa puas memandangi foto-foto si kembar lalu nenek Miranti mulai menutup kembali album foto tersebut, dan mereka berdua memutuskan untuk keluar kamar menyusul yang lainnya di ruang keluarga.
***
Di jakarta saat ini Andah dan juga mama Revan dibuat geram karena mendengar kabar kalau Nenek Miranti dan suami berkunjung ke rumah Nabila, mereka berdua begitu marah ketika mendengar kabar tersebut dari asisten rumah tangganya.
"Memang benar ya Mam mereka itu keterlaluan, sama Zio saja mereka tidak peduli tapi giliran anak wanita sialan itu, kakek dan nenek selalu kompak ingin memberi kasih sayangnya," ucap Andah.
"Mereka berdua memang seperti itu dari dulu, jangankan sama Zio mama saja yang menantunya seperti di sepelekan gitu, pasti apa-apa dulu selalu di kaitkan dengan Nabila, maka dari itu mama tidak pernah suka sama wanita itu, andai saja mama mertua tidak menjodohkan anakku dengan wanita sialan itu, pasti hidup kalian akan bahagia, dan tidak akan ada anak-anak yang lahir dari perempuan lain," kata mama Revan.
"Memang tua bangka itu sangat keterlaluan Mam, aku pokoknya tidak terima jika mereka ingin menyingkirkan posisi anakku dari anak-anak Nabila itu!" geram Andah.
"Sudah tenang saja nggak akan pernah terjadi, yang terpenting kamu jadi istri harus pintar awasi saja itu si Revan jangan sampai sekalipun dia menjenguk anak-anak wanita sialan itu," terang mama Revan.
"Itu memang yang selalu aku lakukan untuk menghalangi mas Revan, apapun caranya aku akan selalu menggagalkan pertemuan antara mas Revan sama anak perempuan sialan itu, sudah cukup Ma Nabila merampas mas Revan dari hidupku, selama tiga tahun lebih aku meratapi kesendirianku semua itu juga gara-gara si tua bangka yang ikut andil menjodohkan Nabila dan mas Revan, aku masih ingat betul bagaimana dulu perlakuan nenek Miranti terhadap diriku," ucap Andah sambil memasang wajah melasnya.
"Semua sudah berlalu Sayang, lihat saja mereka berdua terkalahkan oleh cinta kalian berdua yang memang benar-benar tulus adanya," ucap mama Revan sambil menenangkan hati menantunya itu.
******
Pagi mulai menyapa suara azan subuh bersahutan membangunkan tidur pasangan suami istri ini, Abi dan Nabila begitu sigap membangunkan putra putrinya untuk melakukan ibadah wajib dua rakaat tersebut.
"Sayang bangun ya," ucap Nabila begitu telaten membangunkan anak-anak satu persatu.
Mereka sudah terbiasa akan perintah shalat fardhu, sejak ibunya menikah dengan Abi kebiasaan itu mulai di terapkan, awalnya memang agak sedikit susah apalagi mereka masih anak-anak tapi lama-lama sudah menjadi terbiasa, Nabila mempunyai cara tersendiri untuk mengenalkan anak-anak terhadap shalat lima waktu yang memang sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat muslim, dengan cara memberi contoh kecil terhadap anak-anak akan cinta kasih Allah kepada umatnya, melalui pengenalan-pengenalan kecil ini anak-anak mulai terbuka dan ingin melaksanakan ibadah wajibnya meski dalam tahap belajar.
Saat ini mereka semua sudah selesai menjalankan salat fardunya, kedua pasangan sepuh itu begitu bangga dengan cara didik Abi dan Nabila dalam menerapkan ibadah wajib terhadap anak-anak mereka, sungguh pemandangan yang begitu indah di pandang.
"Nek, setelah ini ikut jalan-jalan pagi nggak?" tanya Nabila terhadap kedua neneknya ini.
"Ikut dong kayaknya seru nih," sahut nenek Soraya.
"Anak-anak ikut nggak?" tanya nenek Miranti.
"Anak-anak setelah salat Subuh, belajar ngaji dengan susternya masing-masing Nek," jawab Nabila.
"Masya Allah Nak semoga anak-anak kalian kelak menjadi anak-anak yang saleh dan salehah," ucap nenek Miranti.
Para bapak-bapak Sedang berkumpul di teras depan sambil menikmati pemandangan di pagi hari yang menyejukkan, sedangkan para ibu-ibu sedang asyik jalan-jalan pagi di area kompleks, sungguh hal yang sangat menyenangkan bagi tiga orang wanita beda generasi itu bisa berkumpul dan bersenda gurau kembali seperti ini, hubungan yang awalnya sempat terputus oleh jarak dan waktu kini mulai bersemi kembali seperti sedia kala.
Selesai jalan-jalan mereka bertiga ini langsung menghampiri para suaminya, saat ini semua sedang duduk bersama di teras depan sambil menikmati pemandangan indah yang memang sudah di desain khusus oleh Abi, mereka asyik mengobrol sampai waktu pun sudah menunjukkan pukul tujuh bahkan anak-anak sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Sudah jam tujuh ayo sarapan!" ajak Nabila.
"Ya sudah ayo," sahut yang lainnya.
"Ibu Ayah, lihatlah kami sudah rapi," tunjuk Aya membuat semua orang yang ada di situ menjadi gemas.
"Nenek buyut Miranti mau nggak nungguin kita bertiga di sekolah," tawar bocah kecil itu.
"Hah ... Emang boleh," Sahut nenek Miranti.
"Boleh dong," tutur Aya.
"Kok yang di ajak hanya nenek buyut Miranti sih," protes nenek Soraya.
"Ya sudah dua-duanya boleh ikut, biar tambah semangat kitanya," ucap Aya sambil meminta persetujuan dengan kedua abangnya.
"Ya sudah kalau begitu ayo kita sarapan dulu!" ajak Abi kepada semua keluarganya.
Sarapan sudah di hidangkan semua keluarga menikmati hidangan ini dengan nikmat, selesai bersarapan mereka melanjutkan senda guraunya di ruang keluarga, untuk saat ini Abi memutuskan untuk cuti kerja, karena ada tamu jauh yang harus dia jamu dengan sepenuh hati, sedangkan anak-anak sekarang sedang berangkat sekolah di antar oleh kedua nenek buyut mereka.
"Ibu, ayah, kakek buyut dan juga kakek buyut Alex kami pamit sekolah dulu ya," ijin Shaka kepada semua keluarganya.
"Baik Sayang hati-hati ya kalian di sekolah, ayo salaman dulu sama ayah dan kedua kakek buyut," perintah Nabila terhadap anak-anaknya.
Selamat pagi dan selamat membaca jangan lupa selalu menemani perjalanan Nabila dan juga anak-anaknya ....
TAMAT
❤❤❤❤
siap OTW