ALANA SALVATORE 27 tahun, gadis yang memiliki kecantikan paripurna. Alana di kenal sebagai wanita yang sulit karena sering kali bersikap arogan, egois dan maunya sendiri.
Namun ia memiliki karir cemerlang di bidang seni. Alana seorang sutradara yang bertangan dingin. Sudah puluhan film dan iklan yang sukses terlahir dari tangannya. Meskipun Alana sering bertindak semaunya namun masih banyak perusahaan film maupun perusahaan advertising untuk bekerjasama dengan wanita keras kepala itu. Sehingga namanya terus melambung karena prestasi yang ia miliki.
LUCA BARZINI CORLEONE 32 tahun, laki-laki mapan keras kepala dan arogan. Laki-laki dingin itu memiliki segalanya. Terlahir dari keluarga kaya dan memiliki perusahaan berskala besar, saat ini bertunangan dengan adik tiri Alana yang bernama Laura Mancini 24 tahun yang berprofesi sebagai artis terkenal karena keberaniannya dalam berpose bu*il dan beradegan panas di setiap perannya.
Di hari pernikahan Luca dan Laura, ayah Alana meminta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERASA TENANG
Alana, 27 Tahun
Luca, 34 Tahun
Laura, 24 Tahun
Mukanya terlihat tua dari Alana karena keseringan pake dempul 🤣
*
Alana baru saja selesai mandi. Bathrobe berwarna putih masih menutupi tubuh nya. Sementara rambut basah nya masih terbungkus handuk juga.
Wajah gadis itu terlihat lebih segar sekarang walaupun masih nampak lingkaran hitam di bawah mata Alana namun tidak mengurangi kecantikan alami gadis itu. Hazel coklat terang dengan bulu mata lentik sangat kontras dengan hidung bangir dan bibir merekah merah muda.
Alana mengambil sebatang cokelat dari dalam kulkas. "Sekarang saatnya relaksasi. Sebatang coklat bisa menghilangkan stress ku".
"Hm.. ternyata benar juga", ucap Alana tersenyum sambil memejamkan matanya.
Alana meluruskan kakinya di atas sofa sambil mengambil remote televisi. "Aku butuh hiburan".
Alana menekan-nekan tombol di remote control memilih acara televisi yang menarik dan menghibur. Hingga jemari tangannya menekan angka satu. Betapa terkejutnya Alana melihat foto-foto nya menghiasi layar kaca dihadapannya. Wajah Alana di televisi terlihat zoom dan di lingkari.
Tubuh Alana seketika melonjak bangun dari duduknya saat melihat Laura dan teman-temannya sedang melakukan konferensi pers. Lebih tepatnya mengatakan hal buruk tentang Alana di hadapan para wartawan.Itu live broadcast.
Dengan langkah cepat Alana keluar kamarnya, ia tidak peduli tubuhnya hanya ditutupi bathrobe dan di tangan kirinya masih menggenggam coklat yang sudah di gigit nya.
Alana menekan kencang bel kamar Luca. Beberapa kali bel berbunyi belum juga pintu itu terbuka.
"Shitt ..kemana laki-laki itu. Gara Luca aku jadi bulan-bulanan orang-orang".
Ceklek..
"Brakkkkk..
"Aku tidak mau tahu, kau urus masalah ini. Atau aku tidak mau bicara lagi pada mu selamanya!", hardik Alana mendorong kuat pintu yang baru terbuka setengah oleh Luca.
Luca hanya menggunakan handuk menutupi tubuh bagian bawahnya, dengan rambut masih basah meneteskan air bahkan sebagian wajahnya masih ada busa sabun. Laki-laki itu kaget melihat Alana tiba-tiba mendobrak pintu kamarnya dan marah seperti itu.
"Hei...ada apa kau marah-marah seperti ini. Atau kau selalu masuk kamar orang lain dengan cara tidak sopan begini?", tanya Luca kesal.
Alana tidak perduli dengan protes Luca, ia mengambil remote televisi dan menekan angka satu. Ia meninggikan volume suara nya hingga terdengar jelas apa yang di sampaikan di chanel televisi tersebut .
Alana melemparkan remote ke atas sofa sementara tangannya bersilang di depan dada menatap Luca yang nampak fokus menyimak berita yang di sampaikan seorang pembawa acara.
Terlihat jelas Laura dan teman-temannya duduk di kursi sedang memberikan keterangan bahkan memperlihatkan foto Alana bersama banyak pria. Seorang teman Laura bersaksi bahwa Alana telah menggoda kekasihnya sehingga menyebabkan hubungan mereka hampir saja kandas beberapa waktu yang lalu.
"Kau lihat itu, aku jadi bulan-bulanan mereka dan media Luc", teriak Alana tidak terima.
"Bahkan aku tidak mengenal siapa kekasih wanita itu! Dan foto pria bersama ku yang mereka perlihatkan itu semuanya aktor yang terlibat proyek film besutan ku. Kekasih mu dan gerombolan nya itu telah memfitnah ku dengan keji. Aku tidak akan tinggal diam jika kau tidak bertindak", ketus Alana terlihat sangat gusar dan emosi.
"Semua ini gara-gara kau, menarik ku di hari pernikahan mu", hardik Alana sambil mendorong dada Luca hendak keluar kamar itu.
"Tenanglah", tegas Luca menahan tangan Alana.Luca mengambil handphone miliknya menghubungi seseorang. "Siapkan pesawat! sekarang juga kita kembali ke Milan", perintah Luca.
Alana hendak menghentakkan tangannya di genggaman Luca. Nampak jelas sekali amarah di wajahnya.
Manik abu-abu milik Luca menatapnya dengan tatapan lembut dan teduh. Sekilas Alana beradu pandang, namun gadis itu cepat-cepat mengalihkan pandangannya.
Jemari tangan Luca menyentuh bibir Alana. "Ada cokelat di mulut mu", ucapnya terdengar sangat lembut.
Menyadari tindakan Luca cepat-cepat Alana memalingkan wajahnya. "Aku akan kekamar ku, aku harus memesan tiket ku sekarang. Aku harus bicara dengan Laura dan menanyakan apa tujuannya menuduh ku tidak mendasar seperti itu.
"Kau ikut bersama ku. Kita bersama-sama menemui Laura. Aku yang harus menjelaskan padanya bukan diri mu. Tenanglah semua akan segera teratasi nama mu akan segera pulih, percayalah pada ku", ucap Luca menarik tangan Alana dan membawa gadis itu ke dalam dekapannya.
Perbuatan Luca membuat Alana terkejut. Namun dekapan Luca sangat nyaman, hatinya terasa lebih tenang. Setidaknya Alana merasa tidak sendirian. Ada Luca yang kuat bersamanya.
Seakan terhipnotis Alana membawa tangannya memeluk pinggang Luca yang terasa masih lembab. "Luc... Terimakasih karena kau cepat bertindak. Aku merasa lebih tenang sekarang", ucap Alana menengadahkan kepalanya menatap Luca. Tubuh keduanya saling menempel dengan nafas menderu.
"Aku tidak akan tinggal diam atas masalah ini, Lana. Kau percaya kepada ku kan?".
Alana menganggukkan kepalanya. "Iya aku percaya kepada mu".
"Sekarang bersiaplah, aku akan melanjutkan mandi ku. Lihatlah bunyi bel yang kau tekan sangat menggangu aktifitas mandi ku", ucap Luca mengurai pelukannya.
"Iya, maaf. Aku sangat panik tadi, apalagi semua berita yang mereka informasi kan itu tidak sesuai dengan kenyataan. Aku kekamar ku sekarang. Lanjutkan lah mandi mu", ucap Alana membalikkan badannya.
"Eh aku hampir lupa... cokelat ku. Penawar stress", Seloroh Alana mengambil cokelat di meja sofa dan memperlihatkannya di hadapan Luca yang tersenyum lucu melihat tingkah Alana.
...***...
JANGAN LUPA VOTE LIKE KOMEN KOPI DAN BUNGA YA 🙏
jangan main-main sama Luca kau Escobar...
hilangkan dendam dan iri hati mu Laura.... agar kebahagiaan mendatangi mu