NovelToon NovelToon
Home

Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Persahabatan / Angst / Ibu Tiri
Popularitas:973k
Nilai: 4.8
Nama Author: SunFlower

Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis yang sangat ingin merasakan kehangatan dalam sebuah rumah. Tentang seorang gadis yang mendambakan kasih sayang dari keluarganya. Seorang gadis yang di benci ketiga kakak kandungnya karena mereka beranggapan kelahirannya menjadi penyebab kematian ibu mereka. Seorang gadis yang selalu menjadi bulan- bulanan mama tiri dan saudara tirinya. Kehidupan seorang gadis yang harus bertahan melawan penyakit mematikan yang di deritanya. Haruskah ia bertahan? Atau dia harus memilih untuk menyerah dengan kehidupannya???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunFlower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#7

Keyla membuka matanya perlahan. Ia menghela nafasnya saat menyadari bahwa dirinya sekarang terbaring di ruman sakit. Ia kembali memejamkan matanya.

"Apa sekarang Aga sudah tahu?" Batin Keyla.

Keyla membuka matanya perlahan saat mendengar suara pintu di buka.

Aga berjalan mendekat ke arah Keyla. "Kamu suka sekali membuat ku khawatir Key." Ucap Aga sambil mendudukkan dirinya di kursi samping Keyla. "Apa masih pusing?" tanya Aga sambil mengusap kepala Ara sambil menyingkirkan anak rambut Keyla.

Keyla menggelengkan kepalanya pelan. "Kata Dokter kamu butuh istirahat. Jadi mereka menyarankan kamu untuk rawat inap semalam disini." Keyla hanya menganggukkan kepala lalu menghela nafasnya lega. "Feli sama Nico pulang. Sebenarnya mereka memaksa untuk tetap disini menunggu sampai kamu terbangun.."

"Lalu kamu sendiri kenapa nggak pulang Ga?" Tanya Keyla lirih sambil menatap sayu.

Aga menggelengkan kepalanya. "Aku tadi sudah memberi kabar kak Mahen, Katanya dia masih di luar kota jadi nggak bisa datang kesini. Jadi kak Mahen menitipkanmu pada ku." Aga memberi tahu Keyla.

Keyla kembali memejamkan matanya saat merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Tanpa obatnya Keyla benar- benar merasa kesakitan.

.

.

Keesokan paginya Keyla sedikit berdebat dengan Aga karena Aga ingin mengantarnya pulang. Ia sudah berusaha menolak dan mengatakan bahwa ia bisa pulang sendiri tetapi Aga tetap memaksanya. Bahkan Aga tak segan- segan mengancam untuk menelefon Mahen jika Keyla tetap menolak untuk di antarkan pulang.

Dan disinilah akhirnya mereka berdua, di dalam apartemen Mahen. Aga bergegas berjalan menuju ke arah dapur untuk mengambil piring.

"Makan dulu baru minum obatmu." Titah Aga sambil meletakkan sepiring nasi padang yang tadi sempat ia beli di pinggir jalan.

"Kamu nggak pulang Ga?" Tanya Keyla saat melihat Aga merebahkan diri di sofa samping tempat Keyla duduk.

"Makan Key." Ucap Aga sambil memejamkan matanya.

"Tapi Ga dari semalam kamu belum pulang loh." Keyla mengingatkan.

Aga menghela nafasnya berat. Ia mendudukkan dirinya lalu meraih piring Keyla. "Aaaa.." ucap Aga sambil menyodorkan makanan ke arah mulut Keyla. "Buka mulut kamu Key. Aaaa.."

Keyla kesal. "Aku bisa sendiri Ga." Keyla berusaha untuk mengambil alih makanannya dari tangan Aga tapi Aga dengan cepat menjauhkannya dari jangkauan Keyla. "Ck." Keyla berdecak sebal. Ingin marah tapi saat ini ia tidak ada tenaga untuk meladeni Aga. Akhirnya Keyla pun menerima suapan demi suapan dari Aga sampai makanannya habis.

Aga tersenyum sambil menepuk- nepuk kepala Keyla. "Anak pintar." Ucap Aga. "Sekarang waktunya kamu minum obat." Aga membuka obatnya satu persatu lalu menyodorkannya ke depan Keyla dengan segelas air. Lagi- lagi Keyla menurut tanpa protes.

"Sudah." Ucap Keyla. Ia berdiri meraih tas Aga lalu melemparkannya ke pangkuan Aga. "Pulang." Titah Keyla.

"Key."

"Pulang Ga. Kamu juga butuh istirahat."

Aga menunjukkan wajah memelasnya. "Aku istirahat disini saja ya." Mohon Aga yang langsung mendapat gelengan kepala Keyla. "Ayolah Key. Aku pulang pun percuma. Di rumah juga nggak ada orang. Apa kamu tega jika sahabatmu ini di rumah sendirian. Nanti kalau ada yang menculikku bagaimana?" Tanya Aga tidak lupa dengan wajah sedihnya.

"Ck.." Keylapun pasrah. Ia memilih membalikkan badannya dan berjalan menuju kamarnya meninggalkan Aga.

"Terima kasih Key." Ucap Aga dengan suara yang sedikit keras.

.

.

Keyla terbangun dari tidurnya saat mendengar kegaduhan di luar kamarnya. Ia mengerjapkan matanya untuk menetralkan pandangan matanya. Keyla melirik jam di atas nakas yang menunjukkan pukul 15.30. Sebelum keluar ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Setelah selesai dengan aktivitasnya Keyla di buat terkejut saat melihat dua sosok laki- laki yang sedang berdebat di dapur.

"Apa yang kalian berdua lakukan?" Tanya Keyla menghampiri Mahen dan Aga.

"Teman kamu ini sok- sokan mau masak. Padahal goreng telur saja nggak bisa." Ucap Mahen sambil menatap sinis Aga.

"Ih.. Kenapa kakak malah menyalahkan aku. Kakak itu yang salah memberi tutorialnya. " Bela Aga yang tidak terima di salahkan.

"Dasar kamunya yang bodoh. Mana ada sih orang goreng telur minta di beri tutorial. Dan aku bukan kakakmu." Balas Mahen tak kalah sinis.

"Sudah- sudah kalian tunggu di meja saja, biar Key yang lanjutin." Ucap Keyla sambil meraih telur di tangan Aga.

Ia menatap miris beberapa kulit telur yang sudah berserakkan di atas meja dapur dan tempat sampah. Bahkan di dalam tempat sampah banyak terdapat gorengan telur Aga yang gosong dan tak berbentuk.

Keyla menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Ia memijit pelipisnya sebentar sambil menatap Aga. "Maaf." Ucap Aga dengan wajah yang benar- benar menunjukkan rasa bersalah.

"Sudah kita pesan GoFood saja." Putus Mahen sambil membuka aplikasi GoFood dari ponselnya.

"Kenapa nggak dari tadi saja coba? Kan aku nggak sampai membuang- buang telur dan mengotori dapur." Ucap Aga kesal.

Mahen kembali menunjukkan wajah datarnya sambil menatap wajah Aga. "Jadi kamu mengakui jika kamu memang bodoh." lalu memberikan senyum mengejek kapada Aga. "Lebih baik kamu bereskan kekacauan yang sudah kamu perbuat di dapurku." Titah Mahen lalu melangkah pergi sambil menarik tangan Keyla meninggalkan Aga yang termangu.

"Kak." Panggil Keyla masih dengan mengikuti langkah kaki Mahen.

"Hem."

"Kasihan Aga. Key bantu bantu Aga dulu ya." Ucap Keyla lirih sambil manatap Mahen. Sedangkan Mahen sendiri hanya menatapnya tajam. "Aga pasti capek karena dari semalam sudah menjaga Keyla di Rumah Sakit." Bujuk Keyla. Mahen pun melepaskan genggaman tangan Keyla.

"Terserah." Ucap Mahen lalu berjalan meninggalkan Keyla.

"Bukan begitu Ga." Ucap Keyla mengambil tisu dapur yang ada di tangan Aga. Keyla pun mengabili kulit telor yang berserakan terlebih dahulu lalu kemudian membersihkan putih telur menggunakan tisu dapur.

Kurang lebih lima belas menit Keyla dan Aga baru selesai membersihkan dapur. Mereka berdua memilih untuk menghampiri Mahen di ruang tamu.

"Apa- apaan tanganmu itu?" Tegur Mahen kepada Aga saat melihat Aga dan Keyla berjalan dengan bergandengan tangan.

Keyla melepaskan genggaman tangan Aga saat Mahen menatap sinis ke arah mereka.

"Buka pintunya." Titah Mahen saat bell apartemen mereka berbunyi. "Bukan kamu tapi dia." Ucap Mahen sambil menunjuk ke arah Aga saat melihat Keyla yang berdiri.

"Kenapa Aku? Bukankah kakak yang pesan?" Protes Aga.

"Bukankah kamu juga akan ikut makan." Ucap Mahen.

"Key ambil piring dulu ya kak." Ucap Keyla setelah kepergian Aga.

Selesai dengan makan malamnya mereka bertiga mendudukkan dirinya di sofa.

"Kenapa kamu ikutan duduk disini?" tanya Mahen sambil menatap sinis Aga. "Pulang." Titahnya.

"Tapi kak, Keyla... "

"Memangnya kenapa dengan Keyla? Di sini sudah ada aku, jadi keberadaan kamu sudah nggak di perlukan lagi." Ucap Mahen penuh penekanan.

Aga menatap Keyla dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia pun hanya bisa menghela nafasnya. "Aku pulang ya Key, kalau ada apa- apa langsung hubungi aku." Ucap Aga sambil mengusak rambut Keyla. Aga meraih tasnya. "Jangan lupa minum obatnya." Bisik Aga membuat Keyla sedikit tertegun.

"Kenapa berbisik- bisik?"

"Aku cuma mengingatkan Keyla untuk segera menghubungiku jika terjadi sesuatu." Ucap Aga.

"Kenapa juga adikku harus menghubungimu jika di sini sudah ada kakaknya." Ucap Mahen sebal.

Aga menatap Mahen sekilas. "Siapa tahu nanti Keyla di tinggal sendirian lagi di apartemen ini." Gumam Aga tapi masih bisa di dengar Mahen.

"Apa Maksud dari ucapanmu?" Mahen yang merasa tersindir semakin merasa kesal mendengar ucapan Aga.

"Bukankah Keyla selalu menjadi yang terabaikan dalam keluarga kalian." Ucap Aga sambil berlalu pergi.

1
Sumini Ningsih
serba salah. sih emang buat mahsn
Sumini Ningsih
kasihan sekali kamu kay
Anonymous
suster tasya
Anonymous
berbelit2
Anonymous
masak kakak2 keyla bego banget thor
guntur 1609
bulshit kau kenan
guntur 1609
maaf..maaf..terus habis tu diulang lagi
guntur 1609
bagus tuh key. buat hidup mereka dalam penyesalan
guntur 1609
salah kau sendiri. karna kau yg mendidik kezia sprti tu
guntur 1609
dasat bodat kalian semuanya. enak saja kalian memaafkan sofi. bagaimana selama bertahun2 kalian siksa dia..bisa gak kalian. kalau kalian dibalik keadaanya. enak ja ngomong maaf
guntur 1609
masih gak sadar juga
Anonymous
permasalahan tlg diselesaikan one by one, sofia blm selesai tambah lagi eprsoalan kd campir aduk
Anonymous
suster tasya ada something wrong, jgn reina atau aini anaknya
guntur 1609
seperti ni ygvbagis sikapmu tegas. jangan mudah ditindas. terutama sm kenan
guntur 1609
lrmah kali pun kau key. kenan gak cocok kau bilang ayah. dan kenapa kakamu cepat kali kau terima
guntur 1609
ya gak sabar konfliknya. kapan key kasih tahu penyebab kecelakaan mamanya
guntur 1609
kenapa keyla gak mengatakan yg sebenarnya kalau kecelakaan mama mereka tubdiaebabkan oleh ayah merrka sendiri. panatas anak perempuan mereka di bilang key anak haram
Anonymous
la katanya keyla mau bongkar rahasia sofia, kpn thor
guntur 1609
ahh ceoat kalai memafkan kedua bajibgan ni
guntur 1609
gak sanggup aku bacanya...sedih x
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!