Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Mereka Cukup Dekat
Masuk ke area perumahan, Viera dibuat takjub melihat beberapa rumah yang terlihat besar dan mewah yang dilewatinya. Viera tidak menyangka jika pada akhirnya ia bisa masuk ke area perumahan elit seperti itu.
Satu persatu rumah berukuran besar telah Viera lewati. Hingga akhirnya beberapa saat berlalu, Viera tiba di depan sebuah rumah yang ia perkirakan adalah rumah milik keluarga Hiko.
"Maaf, anda mencari siapa ya Nona?" Dengan ramah, seorang pekerja di depan rumah Hiko bertanya.
"Saya ingin mencari Hiko, Pak. Kebetulan hari ini saya ada kegiatan kerja kelompok di sini." Balas Viera.
Pria yang tadi bertanya pada Viera itu mengangguk. Kemudian ia mempersilahkan Viera untuk memasuki gerbang rumah.
Lagi, Viera dibuat takjub melihat besar dan mewahnya rumah yang ada di depan matanya saat ini. Setelah memarkirkan sepeda jadulnya di antara deretan mobil teman-temannya, Viera lansung saja melangkah ke arah pintu rumah.
Seorang pembantu yang membukakan pintu untuk Viera langsung saja mempersilahkan gadis itu untuk masuk.
"Si cupu itu!" Tanpa diduga, ternyata di dalam rumah tersebut ada putri yang sudah berada di sana bersama teman-teman sekelompok mereka.
Kepala Viera tertunduk. Dia tidak berani menatap wajah Putri yang kini menatapnya dengan tatapan tak bersahabat. Viera pikir, hari itu Putri tidak akan datang kerja kelompok karena dia masih berada dalam masa skorsing dari sekolah. Tapi ternyata dugaannya salah, wanita itu tetap datang untuk mengikuti kegiatan kerja kelompok mereka.
Keberadaan Putri di rumah tersebut membuat Viera bingung harus melakukan apa. Terlebih beberapa temannya yang turut hadir di sana tidak mau menyapa dirinya. Dan Hiko, pria itu sampai saat ini tidak terlihat batang hidungnya.
"Silahkan duduk, Nona." Seorang pembantu yang melihat Viera hanya berdiri diam di posisinya berdiri akhirnya mempersilahkan Viera untuk duduk.
Viera mengangguk pelan. Dia menatap ke arah sofa yang masih nampak kosong kemudian melangkah ke sana dengan ragu.
"Dasar cupu. Berani sekali kau menginjakkan kakimu di rumah Hiko!" Gerutu Niki yang kini duduk di sebelah Viera.
Viera hanya diam. Jika saja bisa, dia juga tidak akan ikut kerja kelompok karena ada Putri, Niki dan Wina di sana. Namun mau bagaimana lagi, posisi mereka yang dipersatukan dalam kelompok yang sama membuatnya mau tidak mau harus datang.
Putri yang kini duduk berhadapan dengan Viera tak mengeluarkan suara. Dia hanya diam entah karena apa. Viera pun tidak memperdulikan sikapnya yang tiba-tiba tidak memperdulikan keberadaannya di rumah Hiko.
Hingga pada akhirnya, pertanyaan yang sempat terbesit di kepala Viera tentang sikap Putri pun terjawab saat orang tua Hiko datang menghampiri mereka dan mengajak mereka untuk berbicara.
"Ini teman-temannya Hiko, ya." Kata wanita dewasa yang masih nampak cantik walau usianya tidak lagi muda.
"Iya, Tante." Balas Wina dan lainnya. Sementara Putri, dia sudah bersikap seakan sangat akrab dengan ibunya Hiko.
Melihat kedekatan Putri dan ibunya Hiko, membuat Viera menyimpulkan jika Putri sudah cukup lama mengenal keluarga Hiko hingga membuat mereka mudah akrab seperti itu.
"Hikonya belum turun juga ya." Kata wanita itu karena tak kunjung melihat putranya itu turun dari kamarnya.
"Belum nih Tante. Apa boleh Putri panggilkan saja Hikonya ke kamar?" Tanya Putri dengan lembut. Sikap yang wanita itu tunjukkan saat ini pada orang tua Hiko sangat berbeda jauh dengan sikap buruk yang acap kali ia tunjukkan saat bersama Viera.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗