Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Saya mohon Pak, beri saya pekerjaan agar saya bisa bertahan hidup. Saya sudah kesana-kemari mencari pekerjaan tapi tidak bisa mendapatkan nya. Saya bingung harus kemana lagi mencarinya hingga saya nekat melakukan tindakan yang saya lakukan sekarang ini, hiks hiks," ujar Eliza malah menangis terisak memeluk kaki Alex, "Saya ini janda, suami saya selingkuh bersama mantannya dan saya di ceraikan. Semua harta saya di ambil hingga tak tersisa oleh wanita itu. Sekarang saya bingung mau tinggal dimana dan mencari kerjaan apa karena sebelumnya saya hanyalah lulusan sekolah menengah. Pak, tolong beri saya kerjaan apa saja yang penting saya bisa kerja."
Eliza mendongak seraya berderai air mata palsu guna membuat pria itu mau menerimanya. Anehnya Alex tidak meminta Eliza melepaskan tangannya di kaki yang sedang di peluk Eliza.
Hal itupun membuat Kenan heran karena sebelumnya Alex suka marah besar jika ada yang memegangi dirinya terutama itu wanita.
"Bos memang aneh hari saat dekat dengan wanita ini? Berarti dia tidak merasakan gatal kala wanita bernama Eliza ini mendekatinya. Apa mungkin dialah wanita yang akan menjadi jodohnya? Tapi kalau beneran dia wanitanya, kalau begitu harus di pertahankan agar tetap di sisi Bos. Dia wanita langka," gumam Kenan dalam hati memperhatikan Eliza dan Alex silih berganti.
"Pak, saya mohon." Eliza masih mendongak berharap pria di hadapannya mau membantu dia.
Perlahan kepalanya Alex menunduk hingga mata mereka saling beradu.
Deg ...
jantung Alex bertalu-talu dan tertegun kala melihat air mata yang mengalir deras itu.
'Saudara Anda mengalami keguguran, kami tidak bisa menyelamatkan nyawa janin yang ada di dalam kandungannya.'
Perkataan Dokter kala itu terngiang-ngiang di telinganya seakan terus mengingatkan jika wanita ini keguguran karena dia yang menabraknya. Rasa bersalah pun kian kembali mendera ke relung hati.
"Baiklah, sekarang kamu bangun dulu!" pada akhirnya Alex luluh tidak bisa menolak saat mata teduh itu menatapnya penuh permohonan dan terlihat sekali kesedihan di mata Eliza.
"Saya tidak akan bangun sebelum Anda menerima saya bekerja di sini, Pam. Di bagian manapun saya terima."
"Saya bilang bangun berarti saya menerima lamaran kerja yang kamu ajukan. Jadi bangunlah!" Alex sedikit meninggikan suaranya agar Eliza bangun dan melepaskan pelukan tangannya di kaki dia.
"Saya di terima?" terlihat binar bahagia di sorot matanya dan di raut wajahnya. Dan hal itu membuat Alex sedikit menyunggingkan senyum tipis di sudut bibirnya, "Cantik," batin Alex.
"Iya."
"Aakh, terima kasih, Pak. Anda sungguh baik sekali," balas Eliza langsung berdiri dan memberanikan diri memeluk Alex begitu erat. "Sekali lagi terima kasih, Pak." ucapnya lagi di akhiri oleh kecupan singkat di pipi pria tampan itu.
Deg ....
"Permainan di mulai," gumamnya dalam hati.
Sedangkan di luar.
"Kenapa Alex lama sekali di ruangan HRD? Apa saja yang dia lakukan di sana sampai belum kembali juga ke ruangannya," gumam Mauren sudah menunggu dua jam lamanya di ruangan Alex.
Dia yang sedang duduk di kursi kebesaran Alex tidak sabar ingin memberikan sebuah kejutan kecil, yaitu makan siang bersama di dalam ruangan secara berdua. Mauren sudah merencanakan ini untuk membuat Alex mau bergumul dengan dirinya. Tentunya mencampurkan obat perangsang ke minuman Alex dalam dosis cukup tinggi hingga nanti pria itu pasti akan terus meminta nya dan dia akan memuaskan Alex agar pria yang ia incar merasa puas.
Mauren memperhatikan minuman yang ada di atas meja dan juga makanan yang ia beli di restoran ternama, "Alex, kamu harus menjadi milikku dan kalau perlu kamu harus membuatku hamil agar kamu tidak bisa lagi pergi dariku."
"Hahahaha, saya akan kaya lagi. Ini jauh lebih kaya dibandingkan dengan pria yang lainnya. Sungguh baik sekali nasibku ini mendapatkan jodoh orang kaya. Dan untuk Vicky, ah saya sudah tidak peduli lagi pria itu mau koma ataupun sembuh juga. Yang penting uang, uang, dan uang."
Ceklek ....
Hingga suara pintu ruangan terbuka dan memperlihatkan Alex, Kenan, dan Eliza yang menyamar jadi pria. Setelah di terima, Eliza di suruh kembali mengenakan apa yang awalnya Eliza kenakan.
Alex terhenti sejenak, "Kamu mau ngapain di ruangan saya?" tanya Alex dingin menatap tidak suka ada orang yang lancang masuk ruangannya begitu saja.
Mauren berdiri dan mendekati suaminya. "Tentu saya mau mengajakmu makan siang, sayang. Aku sudah menyiapkan makanan buat kita makan." Mauren pun menunjukkan makanannya yang ada di atas meja.
Alex hanya melirik sebentar ke arah meja dekat sofa dan kembali menatap Mauren. "Sudah, mending sekarang kamu pergi dari ruangan saya karena saya tidak sedang ingin ganggu. Kenan, ajak dia keluar dari ruangan saya sekarang juga!" Suara Alex begitu besar dan tidak ingin di bantah sedikitpun. Eliza tengah memperhatikan kedua orang itu.
"Apa pernikahan mereka baik-baik saja? Kenapa Alex seakan menunjukan ketidaksukaan nya terhadap Mauren?" gumam Eliza dalam hati.
"Ok aku akan keluar, tapi setidaknya kamu minum dulu minuman yang telah aku buatkan penuh cinta untuk suamiku sebagai tanda jika kamu menghargai apa yang telah ku kerjakan." Mauren pun berjalan mengambil minuman yang ada di atas meja lalu menyimpannya ke atas meja suaminya.
"Ayo dong minum, ini khusus ku buatkan buat kamu sayang," pinta Mauren enggan suara di buat sesexy mungkin agar Alex terangsang oleh suara merdunya.
"Simpan saja di sini. Nanti saya minum."
Alex lalu duduk di kursi kerjanya, "El, mulai sekarang kamu jadi sekertaris pribadiku dan kamu mengurus semua kerjaan yang bersangkutan denganku. Saya tidak ingin kamu bekerja lelet ataupun banyak berulah. pastikan kerja kau baik, cekatan dan tidak banyak tingkah. Sekarang kamu duduk di hadapan saya dan kerjakan semua berkas ini hingga tuntas!" ujar Alex tidak menghiraukan keberadaan Mauren.
"Siap laksanakan, Bos," balas Eliza mengeluarkan suara prianya.
Mauren memperhatikan pria tersebut, "Kamu?"
Deg.
Eliza tertegun.