My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Hari Pertama Jadi Mahasiswi
Aleta sudah bersiap dengan atas putih di padukan rok jeans terlihat semakin cantik dengan rambut yang dia urai dengan pita kecil yang menghiasi rambut indahnya. Menenteng slim bag berjalan menuruni tangga untuk sarapan bersama kedua orangtuanya yang sudah menunggu di meja makan.
"Morning Daddy, Morning Mommy." Sapa nya seraya mengecup kedua pipi mereka.
"Morning princess Daddy, udah siap jadi mahasiswi kayaknya nih." Goda Doni tersenyum menatap Aleta yang sedang meneguk susu coklat.
"Siap dong Dad.."
"Gimana perut kamu Honey, masih sakit?" Lanjut Melisa sembari mengoles selai strawberry di atas roti untuk putri kesayangannya.
"Udah gak sakit Mom."
"Tapi tetap harus di bawa obatnya."
"Siap Mom"
Melisa tersenyum dan memberikan roti di atas piring Aleta, sementara Doni lebih memilih makan nasi goreng dengan secangkir kopi.
Mereka tampak sarapan bersama dengan penuh cinta.
Di dalam Apartemen, Langit baru saja selesai mandi. Rambutnya yang basah sengaja dia biarkan dengan handuk yang melilit pinggangnya memperlihatkan tubuh yang atletis, siapa saja pasti akan terpesona saat menatapnya.
dengan langkah panjang, dia berjalan menuju wardrobe dan memilih kaos berwarna putih dengan kemeja lengan panjang di padukan dengan celana jeans hitam.
Tampilan yang membuatnya terlihat semakin tampan apalagi di saat rambutnya masih setengah basah yang dia biarkan berantakan.
Ting-Tong
Langit mengernyit saat mendengar suara bel, siapa pagi-pagi yang sudah datang ke Apartemen miliknya bahkan ketiga temannya tidak ada janji untuk datang.
Langit berjalan untuk membukanya, matanya menatap Luna yang berdiri dengan senyuman di wajahnya.
"Morning Lang" Sapanya tersenyum.
"Ada Apa?"
"Lo pasti belum sarapan kan, gue tadi beli bubur ayam kita sarapan bareng yuk." Ajaknya langsung ngeloyor masuk.
Langit menghela napasnya. "Gue gak bisa sarapan."
"Gue tau, dan gue mau mulai sekarang Lo harus sarapan gue bakal ke sini buat sarapan bareng Lo."
"Gak usah macam-macam."
Luna menatap Langit, "Gue gak mau Lo sakit Langit, so sekarang kita sarapan."
Langit tidak menghiraukan ucapan Luna, dia berjalan masuk ke dalam kamar dan kembali membawa tasnya.
"Langit Lo mau kemana, astaga tunggu dong."
Luna membiarkan sarapan mereka dan berlari mengejar Langit yang sudah lebih dulu berjalan keluar bahkan akan masuk ke dalam lift.
Di dalam Lift, langit terus diam tanpa menghiraukan adanya Luna yang berada di sampingnya.
Ting.
Pintu Lift terbuka, Langit kembali melangkah menuju basemen tempat dimana mobilnya terparkir dan langsung masuk ke dalam mobil miliknya.
Brak.!
Langit menoleh, Luna duduk di sampingnya dan sedang memakai seatbelt.
"Turun.!" Titah Langit menatap tajam Luna.
"Gak mau, kita berangkat bareng."
"Aluna.!"
"Apa.! Lo tadi nolak sarapan bareng gue, sekarang juga nolak berangkat bareng gue?"
"Lo- shit, Umpat langit saat ponselnya berdering.
"Lo dimana Lang?"
"Kenapa?"
"Lo di tunggu Pak Hasan, Lo ada janji sama dia?"
Tut..
Tut..
Langit menghela napasnya dan menancap gas membuat Luna tersenyum karena bisa berangkat bersama Langit.
Dia membiarkan mobilnya terparkir di basemen Apartemen Langit, mudah baginya tinggal meminta Papi nya untuk mengambil di sana.
Tidak ada obrolan di sana, Langit tampak fokus dengan mobilnya sementara Luna tampak tersenyum puas, seharusnya dia berterimakasih kepada Arga karena bagaimanapun dia bisa berangkat bersama Langit. Sesekali Luna menoleh menatap wajah tampan Langit yang bahkan berkali-kali lipat dari biasanya.
Pantas saja dia tidak bisa melupakannya, di lihat dari samping pun Langit tetap terlihat tampan, benar-benar ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Di Kampus,
Aleta baru saja sampai, dia berjalan masuk namun suara mobil yang dia kenali terdengar membuatnya menoleh, Mobil langit melaju masuk dan parkir di parkiran biasa. hingga tidak lama Langit keluar di susul Luna yang juga keluar dari mobil yang sama membuat Leta menatapnya.
Langit terdiam, dia menatap Aleta yang berada tidak jauh darinya, sedangkan Luna tersenyum puas dan langsung menghampiri Langit dan memeluk lengannya.
"Mereka berangkat bersama, tapi- memang mereka cocok sih." gumam Leta menghela napasnya dan kembali akan melangkah, namun suara seseorang membuatnya kembali menoleh.
"Aleta."
Bram berlari menghampiri Leta "Gimana perut Lo?"
"Udah gapapa kok."
"Syukurlah, gue khawatir kemarin dan gue kira Lo gak masuk."
Leta terkekeh "Ya kali baru pertama masuk gue udah ijin aja."
"Kemarin juga Lo pulang duluan, sama-sama Kak Langit ya."
Leta mengangguk, "Gue gak bisa tahan akhirnya gue pulang dulu barang kak Langit."
Bram mengangguk "Ya udah ayo masuk." Ajaknya dan Aleta mengangguk.
Mereka berjalan bersama dengan sesekali mereka mengobrol.
Sementara Langit terus menatapnya, Leta berjalan bersama Bram. Kenapa rasanya ada yang beda dengan dirinya saat melihat mereka dekat.
"Lang, ayo" Ajak Luna yang memeluk lengan Langit namun Langit Langsung melepaskan tangannya dan berjalan pergi.
"Langit tunggu dong."
Beberapa mahasiswi yang berada di sana tampak saling berbisik, melihat Idola mereka datang bersama Luna membuatnya merasa iri.
"Jadi benar mereka pacaran?"
"Potek hati adek Bang"
"Pengin deh di posisi Kak Luna bisa berangkat bareng Kak Langit."
"Astaga Kak Langit ganteng banget."
"Mereka cocok sih cantik dan ganteng."
Luna tersenyum mendengar bisikan dari mereka, dan terus mengejar langit yang sudah lebih dulu jalan.
Arga menautkan kedua alisnya saat melihat Langit datang bersama Luna.
"Lo bareng dia?" Ucapnya saat Arga duduk di sampingnya.
Langit mengangkat bahunya, dia lantas mengambil Map dan kembali berdiri.
"Lo berangkat bareng Langit Na?" Ucap Siska tidak percaya.
"Iya dong, mulai hari ini kita berangkat bareng."
"Waw,, kalian balikan?"
"Ya bisa di bilang gitu sih." Sombong Luna membuat beberapa mahasiswi yang berada di sana saling tatap.
"Iri kan Lo semua, Langit hanya milik gue sampai kapanpun." Batin Luna tersenyum.
Leta baru saja keluar dari toilet, dia berjalan santai menuju kelasnya.
Namun langkahnya terhenti saat melihat Langit yang juga berjalan ke arahnya.
Langit juga tampak melihatnya, tatapan mata mereka bertemu.
Leta menghela napasnya dan berjalan kembali hingga di saat mereka berpapas.
Langit tersenyum namun Langit malah terdiam.
"Permisi Kak." Ucapnya
"Jangan tidur sembarangan jika bersama laki-laki lain." Lirih Langit membuat Aleta terdiam.
Leta mengerjab, namun Langit sudah lebih dulu berjalan pergi.
"Astaga apa tadi kak langit bilang, aaa malu gue pasti gue ileran atau mangap tidur gue."
Leta menutup wajahnya, sementara Langit menyunggingkan senyumannya. Dia mendengar ucapan Leta.
Benar-benar menggemaskan..
**************************************
Hai semua,,
Maaf nih jam Up lagi tidak teratur dan juga tidak sebanyak biasanya, aku lagi sedikit sibuk sama dunia nyata aku. Tapi tetap bakal nge halu bareng kok.
Tetap terus dukung ya..
Love you more..🫶