Seorang pria Sedang duduk Dengan Mata berkaca - berkaca Melihat Foto tiga Orang Yang Ada Di Dalam bingkai, Terlihat Seorang Wanita Dewasa Yang sangat Cantik Dan Seorang Anak Laki - laki Tampan persis seperti Dirinya Yang Tengah tersenyum tulus kearah Kamera, Sedangkan di sebelah Pria Dewasa yang Tersenyum Paksa.
"Maafkan Daddy Sayang, Maafkan Aku Zara. "Lirih pria itu penuh penyesalan. sambil Mengusap Foto Yang Ada didalam bingkai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hassanah02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Zein yang melihat ayah nya pulang ke Rumah lebih Awal, Dia sudah memiliki Firasat bahwa kepulangan nya hanya akan Menambah luka baru di hati Ibu nya, Dan Benar saja Zein mendengar sendiri ayah nya ingin Berpisah dari ibunya, Dan melihat ibunya hanya Temenung dengan Air mata mengalit.
Melihat ayah Nya berdiri Zein segera masuk kedalam Kamar, Karna dia akan pergi ke kamar nya bersama ibu nya, Zein berdiri di dekat balkon dan siapa sangka di melihat ayah berjalan menuju mobil. Namun Sebelum itu di melihat Raka berbalik dan melihat diri nya. Zein langsung berubah dingin Dan menatap ayah nya penuh kebencian.
Zein langsung masuk dan keluar kamar nya, untuk melihat ibunya. Yang pasti sedang bersedih, Melihat ibunya berjalan dengan lunglai bahkan melihat dirinya tidak. Akhirnya dia mengikuti ibu nya Sampai ibu nya menutup kamar.
Zein terduduk di depan kamar ibunya Setelah mendengar tangisan ibunya. Hatinya Sakit mendengar teriakan dan tangisan ibunya, Bi yati Kasihan melihat Zein, Bocah empat tahun lebih itu yang Harus nya bermain malah menyaksikan Tangisan ibu nya karna perlakuan Ayah nya sendiri. Dengan lembut Bi yati mengelus kepala Zein.
"Zein. "panggil Bi yati, Zein yang merasakan elusan di kepala mendongak dengan mata nya berkaca - kaca. "Menangislah itu akan membuat mu tenang. "Lanjut nya. Zein langsung memeluk Wanita paru baya itu.
"Hiks bi kenapa Daddy meninggal kan kami hiks. Hiks, hiks, Kenapa hiks dia selalu membuat Mami menangis Hiks."Curahan Zein Sambil menangis. "Hiks Dia meninggal kan kami demi wanita itu. Hiks hiks. "lanjut nya.
Hati wanita paru baya itu teriris mendengar Curahan bocah itu, Apalagi bocah itu tahu alasan ayah Nya meninggal kan dirinya dan ibunya karna wanita lain. Dengan lembut bi yati mengelus punggung Zein.
"Mungkin ini sudah takdir nya, Supaya Neng Zara dan kamu tambah kuat. "Sahut bi yati.
"Iya bi aku akan menjadi kuat Supaya bisa melindungi Mami dari Daddy. "Ucap Zein sambil menghapus air matanya.
"Zein Sekarang makan ya. "pinta bi Yati, Namun Zein menggeleng. "Nanti Mami Zein tambah Sedih kalau Zein tidak Makan. "lanjut nya.
Mendengar Nama ibu nya di sebut Zein akhirnya makan dengan di suapi Oleh bi yati. Walau pun terpaksa Zein tidak mau ibunya semakin sedih Sambil makan Zein memikirkan ibu nya Yang mengurung diri di kamar.
"Sudah jangan di pikirkan, Mungki mami Zein ingin menenang kan diriya jadi Zein jangan ganggu ya."Nasehat bi yati tahu apa yang di pikirkan oleh Zein, Akhirnya Zein mengangguk.
Sudah berhari - hari berlalu tanpa terasa Sudah dua minggu berlalu, Namun Zara hanya termenung dan melamun bahkan mengurung dirinya di dalam Kamar. Bahkan makan pun Kalau tidak di paksa Zein dia selalu menolak nya.
Zara bagaikan mayat hidup dengan pandangan kosong nya, Ketika Glen menelpon Zara tidak mengangkat nya bahkan Zein pun Sama. Rumah besar itu sekarang Menjadi sepi karna tidak ada canda tawa kedua nya. Bukan Zein tidak mau memberi tahu paman nya, Tapi Zein tahu bahwa paman nya pun sedang pusing memikir kan perusahan yang sedang dalam masalah. Dia tidak mau paman nya khawatir.
Namun hari ini Zara ingin keluar kamar karna haus dan air di teko nya pun habis, Karna tidak mau merepotkan Orang lain Zaran turun kebawah. Dengan wajah pucat Zara Menuruni tangga Satu persatu dengan hati - hati, Hingga di pertengahan tangga Kepala nya pusing dan bekunang - kunang sambil berpegang ke besi Zara mencoba untuk turun Namun naas kaki nya terpeleset hingga Zara berguling - berguling Sampai kebawah.
Akhh