Masa lalu Arneta yang begitu kelam, karena diceraikan dalam keadaan hamil anak dari pria lain. Membuat wanita itu memutuskan kembali ke Indonesia dan membesarkan anaknya seorang diri.
Wanita itu ingin mengubah masa lalunya yang penuh dengan dosa, dengan menjadi seorang Ibu yang baik bagi putri kecilnya. Tapi apa jadinya jika mantan pria yang membuatnya hamil itu justru menjadi atasannya di tempat Arneta bekerja?
Akankah pria itu mengetahui jika perbuatan semalam mereka telah membuat hadirnya seorang putri kecil yang begitu cantik? Dan akankah Arneta memberitahu kebenaran tersebut, di saat sang pria telah memiliki seorang istri.
Ini kisah Arneta, lanjutan dari You're Mine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Semenjak pertemuannya dengan putri kecil Arneta, entah mengapa pikirannya terus tertuju pada gadis kecil tersebut. Bahkan Lio sampai tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja, hingga terkadang sering melamun di saat rapat.
Terlebih saat melihat Arneta di sekitarnya, membuat bayang-bayang wajah gadis kecil itu kembali muncul, dan keinginan untuk bertemu dengan putri Arneta kembali menguat. Hingga akhirnya ia pun mengikuti kata hatinya untuk menemui putri Arneta, setelah mencari tahu di mana keberadaan gadis kecil tersebut.
Dan kini disinilah Lio berada, di depan gerbang sebuah bangunan sekolah tempat putri Arneta belajar yang kebetulan jaraknya dekat dengan tempat pertemuan dengan koleganya.
"Aku ini kenapa?"
Lio mengusap wajahnya dengan kasar, saat menyadari kebodohannya yang ingin menemui putri Arneta, bahkan sampai datang ke sekolah gadis kecil tersebut.
Di saat pikirannya kalut tengah berperang dengan hatinya, antara menunggu putri kecil Arneta pulang sekolah ataukah pergi dari tempat tersebut. Ia dikejutkan dengan suara Yogi yang memberitahu jika anak-anak di sekolah tersebut sudah pulang.
"Itu putri Nona Arneta!" seru Yogi dengan menunjuk anak kecil yang tengah berdiri di depan gerbang, diantara banyaknya anak kecil yang dijemput oleh pengasuh atau orang tua mereka.
Lio menatap putri Arneta yang ia ingat bernama Ivy. Menatap gadis kecil tersebut yang seperti tengah menunggu seseorang.
"Sepetinya belum ada yang menjemput putri Nona Arneta," ucap Yogi kembali meskipun sejak tadi perkataannya tidak dipedulikan sama sekali oleh tuan Lio.
"Berhenti memanggilnya putri Arneta," hardik Lio dengan tidak suka, saat asisten pribadinya itu terus menyebut nama wanita murahan tersebut.
Jujur ia merasa tidak terima dengan kenyataan jika anak kecil yang menarik perhatiannya itu adalah putri Arneta, putri dari wanita yang tidak ia sukai.
"Memangnya kenapa, Tuan? Bukankah gadis kecil itu memang putri —"
"Ivy, namanya Ivy!" sela Lio dengan penuh penekanan.
"Oh.., namanya Ivy. Hebat sekali Tuan bisa menghapal nama putri —" Yogi terdiam tidak jadi meneruskan perkataannya saat mendapatkan tatapan tajam dari tuan Lio.
Sebenarnya Yogi tahu betul siapa nama putri Arneta karena ia yang diminta untuk mencari informasi tentang gadis kecil tersebut. Tapi Yogi berpura-pura lupa, karena merasa senang saat melihat tuannya kesal setiap kali ia menyebut nama Arneta.
Sungguh Yogi merasa bingung kenapa tuannya itu meminta informasi tentang putri Arneta, jika pria itu sangat membenci Arneta. Dan lebih terkejut lagi saat atasannya tersebut meminta untuk diantar ke tempat sekolah Ivy.
"Tuan mau kemana?" tanyanya saat melihat tuan Lio yang tiba-tiba keluar dari dalam mobil setelah mereka cukup lama hanya duduk menunggu.
Lio tak menjawab pertanyaan assisten pribadinya tersebut, karena terburu-buru menghampiri Ivy yang kini berdiri dengan ditemani oleh seorang pria berpakaian petugas keamanan.
"Ivy...."
Ivy yang tengah menunggu aunty Sasha, menatap sosok yang memanggil namanya dengan bingung.
"Hai cantik, apa kabarmu?" Lio menyapa dengan senyuman sembari mensejajarkan posisinya dengan Ivy.
Ivy yang ditanya hanya diam saja karena merasa asing dengan sosok yang berdiri di hadapannya.
"Kau lupa padaku? Aku teman Mommy Arneta yang waktu itu datang ke rumah Ivy," Lio yang tahu jika Ivy lupa dengannya mencoba untuk mengingatkan gadis kecil tersebut.
Ivy yang sejak tadi diam saja kini menganggukkan kepalanya saat mengingat sosok yang berdiri di hadapannya, ketika melihat sosok lainnya yang baru saja datang.
"Ivy ingat, Uncle yang waktu itu bicara dengan Aunty Sasha," seru Ivy dengan menunjuk sosok tersebut.
Lio mengerutkan keningnya dengan bingung lalu menatap pada sosok yang ditunjuk Ivy. Betapa kesalnya ia saat menyadari ternyata Ivy lebih mengingat Yogi dari pada dengannya.
"Iya sayang, ini Uncle," sahut Yogi dengan mengulurkan tangannya hendak mengusap wajah gadis kecil nan menggemaskan, dengan lesung di kedua pipinya.
Namun belum juga tangannya menyentuh, tuan Lio sudah lebih dulu menepisnya.
"Tanganmu kotor!" cela Lio dengan tak terima.
Sudah cukup Ivy lebih mengingat asisten pribadinya itu dari pada dirinya. Tidak akan ia biarkan Yogi merebut perhatian Ivy. Sungguh menggelikan rasanya, saat Lio menyadari jika ia merasa cemburu pada asisten pribadinya tersebut hanya karena Ivy.