Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan gadis ini.
Meyva Maharani Nareswari, gadis muda, cantik nan mandiri, kini tengah di hantam dengan kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kecewa yang berlipat karena melihat sang kekasih hati yang berselingkuh dengan saudari tirinya sendiri. Di tambah lagi dengan fitnah keji yang di lempar sang mantan dengan tujuan untuk membuat playing victim agar pria itu tak di salahkan dan berbalik semua kesalahan justru jatuh pada Meyva.
Di selingkuhi, di fitnah, di tikung dari belakang, di usir dan satu lagi ... harus menikah dengan seseorang yang baru dia kenal secara mendadak.
Apakah Meyva bisa melewati semuanya?
Apakah kehidupan Meyva bisa jauh lebih bahagia setelah menikah atau justru sebaliknya?
Penasaran dengan kisah kehidupan Meyva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
❤️ Happy Reading ❤️
Dave keluar dengan terburu-buru dari dalam mobilnya, dengan sedikit berlari dirinya masuk ke dalam toko milik Meyva yang masih terlihat sepi, karena memang hari masih pagi dan toko belum buka.
"Dimana Meyva?" tanya Dave pada salah satu yang dia yakini adalah karyawan Meyva.
Dari raut wajahnya terlihat sekali jika pemuda itu sangat khawatir.
"Ada di atas." jawabnya.
Tanpa mengatakan apapun, Dave langsung berlari kembali menuju ke lantai atas dimana letak ruangan Meyva berada.
Brak
Dave membuka pintu dengan kasar dan kuat sehingga mengakibatkan suara yang nyaring antara benturan pintu yang mengenai tembok dan hal itu mengalihkan atensi semua orang yang ada di dalam ruangan, yang semula terfokus ke Meyva jadi melihat ke arah Dave.
Dave menghampiri Meyva yang masih tergeletak tak sadarkan diri di sofa.
"Biar saya bawa ke rumah sakit." kata Dave sambil mulai mengangkat Meyva kedalam gendongannya. "Tolong urus toko, terserah mau buka atau tutup aja." kata Dave lagi yang kalau ini tertuju pada Bu Meri yang lebih tua dari yang lainnya.
Tanpa mendengar jawaban dari yang di ajak bicara, Dave langsung saja melenggang pergi dengan membawa Meyva.
Begitu sampai bawah, Deni yang melihat Dave membawa Meyva apa bridal style pun langsung berinisiatif untuk membukakan pintu. Tak hanya itu, Deni pun mengikuti Dave untuk membukakan pintu karena bagaimana pun tangan Dave saat ini dengan menopang tubuh Meyva.
Satu kesalahan Dave, sangking paniknya dirinya sampai tak membawa supir untuk ikut serta. Jadi terpaksa Meyva dia baringkan di kursi penumpang sendirian dan Dave duduk di kursi kemudi.
"Kenapa kamu kayak gini Mey?" gumam Dave dengan melirik Meyva dari kaca spionnya.
❤️
Karena waktu masih pagi keadaan lalu lintas lumayan cukup ramai, sebab berbarengan dengan orang-orang yang berangkat kerja ataupun masuk sekolah. Jadi yang harusnya bisa sampai hanya dalam waktu 15 menit menjadi hampir setengah jam.
Begitu sampai, Dave langsung bergegas keluar dan kembali mengangkat tubuh Meyva.
"Sus, tolong." seru Dave saat masuk kedalam rumah sakit.
Para suster perawat yang ada di sana pun langsung bergegas membawa brankar untuk membawa Meyva.
Meyva di bawa ke ruangan tindakan untuk diperiksa dan mendapatkan tindakan pertama.
"Maaf tuan muda, anda tidak di perbolehkan untuk masuk." kata perawat dengan sangat sopan dan hati-hati.
Bagaiman tidak hati-hati, karena melakukan kesalahan sedikit bisa-bisa pekerjaan mereka yang jadi taruhannya. Kenapa bisa? Tentu saja, karena yang ada di hadapan mereka adalah anak dari pemilik rumah sakit.
Dave membawa Meyva ke rumah sakit keluarganya, karena jarak yang lebih dekat, Dave juga lebih bisa memantau jika di rumah sakit keluarganya sendiri.
Tuan muda Anderson itu berjalan mondar mandir di ruang tindakan bak seperti setrika yang sedang di gunakan saja. Di wajahnya juga terlihat jelas kekhawatiran yang dia rasakan.
"Dave." panggil papa Delon untuk memastikan penglihatannya.
Papa Delon yang baru berangkat, pagi ini memilih berkeliling terlebih dahulu untuk sekedar mengecek kinerja para karyawannya, sebelum dirinya naik ke lantai atas di mana ruangannya berada.
Dave yang merasa di panggil pun menghentikan gerakan kakinya dan langsung melihat ke arah sumber suara.
"Pa." beo Dave.
Papa Delon pun langsung berjalan mendekat menghampiri putranya.
"Kamu ngapain disini pagi-pagi? tadi papa pikir salah mengenali orang loh, ternyata memang benar kamu." ujar papa Delon.
"Dave nganter Meyva pa, tadi pas Dave telpon dia yang angkat salah satu orang yang bekerja padanya dan memberi tau kalau Meyva pingsan di ruangannya." papar Dave menjelaskan apa yang terjadi.
"Kamu gak kerja?" tanya papa Delon yang memang mengetahui tabiat putra sulungnya yang memang gila kerja.
"Gimana Dave mau berangkat kerja pa, sedangkan keadaan Meyva aja Deva belum tau." kata Dave yang greget sendiri mendengar pertanyaan papanya.
"Tau sih yang khawatir, terlihat banget dari wajah kamu." ledek papa Delon dengan terkekeh.
Papa Delon kemudian memilih untuk duduk di kursi membiarkan Dave yang berdiri dan kembali berjalan mondar mandir gak jelas. Gerakannya itu membuat papa Delon yang melihatnya jadi pusing sendiri dan akhirnya memilih untuk menelpon sang pujaan hati ... ya siapa lagi kalau bukan sang istri.
[Halo mam]
Sapa papa Delon begitu telponnya langsung tersambung.
[ . . . ]
[Mama sibuk gak? Bisa datang ke rumah sakit sekarang]
[ . . . ]
[Buat temenin Dave, dia ada disini sekarang]
Jawab papa Delon dengan ekor matanya yang melihat ke arah Dave.
[Enggak, Dave gak apa-apa. Tapi dia kesini tadi bawa Meyva yang gak sadarkan diri]
Mama Lira yang ada di ujung sana merasa kaget setelah mendengar apa yang suaminya itu katakan. Wanita paruh baya itu pun mengatakan kalau akan langsung pagi ke sana.
[Ya sudah papa tunggu, kami ada di depan ruang tindakan. Mama hati-hati di jalan, bilang sama supir jangan ngebut-ngebut]
Setelah mengatakan itu, panggilan pun langsung terputus.
❤️
Cklek
Ketika membuka pintu, dokter yang menangani Meyva sedikit kaget melihat yang punya rumah sakit ada di sana, karena tadi setahunya hanya Dave saja.
"Dok, bagaimana keadaannya?" tanya Dave langsung.
Sang dokter bukannya langsung menjawab malah larut dalam pikirannya sendiri yang kini menerka-nerka siapa gerangan wanita yang ada di alam sampai di tunggu dna di khawatirkan oleh atasan beserta putranya.
"Dok." panggil Dave dengan suara yang sedikit keras saat tak kunjung mendapat jawaban sehingga membuat dokter di depannya itu tersentak kaget.
"Ah maaf, maafkan saya." ucap sang dokter yang merasa tak enak. "Em bisa kita bicara di ruangan saya saja?" tanya sang dokter dengan hati-hati dan malah di tolak oleh Dave.
"Kita bicara di sini saja." kata Dave. "Cepat katakan." katanya dengan penuh penekanan.
Dokter tak langsung menjawab melainkan melihat ke arah papa Delon, begitu papa Delon menganggukkan kepala, barulah dokter itu kembali buka suara.
"Nona yang ada di dalam mengalami dehidrasi hebat dan itulah yang menyebabkannya pingsan." kata dokter.
Dokter juga mengatakan kalau sepertinya perut Meyvalah yang bermasalah sehingga sampai menyebabkan dia seperti itu.
Selesai menjelaskan hasil pemeriksaannya, dokter pun pamit untuk kembali melakukan pekerjaannya yang lain.
Tak berselang lama, mama Lira pun datang dengan langkah yang begitu tergesa-gesa menghampiri dua pria yang sama-sama berarti dalam hidupnya.
"Pa, Dave." seru mama Lira. "Bagaimana keadaan Meyva?" tanyanya dengan nafas yang masih memburu.
Papa Delon yang menjawab mama Lira, menjelaskan ulang apa yang di katakan dokter tadi.
Melihat pintu ruangan di buka lebar-lebar dan tersebar suara brankar di dorong membuat ketiganya mendekat.
"Bawa ke ruangan di lantai 7." kata papa Delon yang membuat dua orang perawat yang ada di sana sejak saling pandang.
Ruangan lantai 7 merupakan lantai khusus yang di gunakan hanya untuk keluarga pemilik rumah sakit saja.