Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Aily berbailk menatap Rion yang sedang mengumpat, "ada apa Kak Rion?" wajah Aily terlihat hawatir bagaimana jika dirinya akan terkurung lama di dalam kamar ini. Apalagi melihat raut wajah Rion yang kesal saat melihat pesan yang baru saja ia terima, mungkin saja itu kabar buruk dari Sekertaris Lee.
Tiba-tiba Aily mengingat kejadian dimana dirinya berdebar saat di cium lebih dulu oleh pria bertubuh kekar ini, Aily berjalan mendekati Rion dia ingin memastikan apa yang sudah ia rasakan.
"Ja--- jangan mendekat!" sentak Rion mundur satu langkah, dia menjaga pertahanan nya agar tidak runtuh.
"Tolong lakukan lagi seperti apa yang tadi kakak lakukan kepadaku," pinta Aily. Saat ini gadis itu benar-benar ingin memastikan sesuatu, dia berdebar karena Rion yang lebih dulu memulai ciuman atau karena dirinya kaget mendapatkan ciuman mendadak.
Aily memantapkan hatinya agar tidak kaget jika nanti dirinya di cium, jika tidak berdebar berarti karena dirinya kaget dan sebaliknya. "Aku janji, hanya sebuah ciuman, aku tidak akan memaksamu lagi setelah itu," mohon Aily dengan raut wajah sedihnya.
"Kau kira aku bodoh!" sentak Rion lalu duduk di pinggiran ranjang. "Stop! jangan mendekat!" sentaknya saat melihat Aily akan mendekatinya.
"Aku mohon cium aku kak, aku hanya ingin memastikan sesuatu," pintanya lagi belum patah semangat. Aily bisa saja sekarang dirinya naik kepangkuan Rion, namun dirinya ingin merasakan debaran yang tadi otomatis harus Rion lah yang lebih dulu menciumnya.
Rion tidak memperdulikan ucapan gadis itu dia berjalan ke dalam walk in closet untuk membawa pakaian ganti dan tentu saja di ikuti Aily, lalu dia menghadang Aily yang akan ikut masuk kedalam kamar mandi.
Rion selesai membersihkan diri dan berganti pakian, dia keluar dari kamar mandi dan langsung di peluk Aily dari belakang. Rion sudah tau ini akan terjadi dia berjalan masuk kedalam kamarnya dengan Aily yang masik memeluk punggungnya.
"Apa kamu masih akan bersikap seperti ini Aily?" tanyanya untuk memastikan, Rion sangat lelah untuk berurusan dengan gadis yang masih kekanak-kanakan ini. Dia duduk di sofa dengan Aily yang ikut duduk masih dalam keadaan memeluk Rion.
"Aku akan tetap seperti ini, sampai kakak mau menciumku lagi seperti tadi." ucap Aily tepat di telinganya. Membuat Rion geli dan semakin memanas, padahal tubuhnya barusaja merasakan kedinginann karena air saat mandi tadi, namun dengan cepatnya suhu tubuhnya berubah saat di dekap Aily.
"Apa kau tidak bisa berbicara sedikit lebih jauh! kenapa harus dekat sekali, telingaku jadi gatal!" sentaknya karena tubuhnya kembali bereaksi lagi padahal cuma mendengar suara Aily dari dekat.
Rion langsung menggendong Aily dan menurunkan gadis yang terlihat kaget itu di dalam walk in closet, "diam di sini dan jangan ganggu aku! Aku harus membereskan pekerjaanku!" perintah Rion lalu mengunci Aily dari dalam kamar. Rion lalu kembali duduk dan menbuka laptopnya, lalu melanjutkan pekerjaan yang sempat terbengkalai karena dirinya khawatir pada Aily dan memilih pulang dari kantor.
Sementara didalam walk in closet Aily duduk di sofa panjang ruangan itu, dia menatap dirinya lewat cermin sambil memegang dadanya. "Sial alkoholku," gumam Aily saat mengingat Alkohol yang akan di jadikan senjata agar Aily bisa tidur bersama Rion, Aily terlihat nampak lemas dan ngantuk setelah hari yang ia laluin begitu sangat panjang.
Tubuhnya ia letakan di atas sofa dengan kaki yang menjuntai ke atas, kepalanya menyentuh bantal sofa rasanya ingin tidur. Aily lelah karena dirinya selalu gagal melakukan misinya, misi dimana dirinya ingin mempunyai anak dari seorang Asterion estevan.
"Tunggu, kenapa namanya sama percis dengan Eria. Asteria Estevan," gumamnya sambil tersenyum dengan lemas. "Mungkin mereka adik kakak," gumamnya lagi dengan kesadaran yang sudah menghilang dan mata yang sudah terpejam. Aily benar-benar tertidur, tanpa memperdulikan kondisinya sekarang di atas sofa dan terkunci di dalam walk in closet.
Sudah hampir dua jam Rion mengurus pekerjaan lewat leptopnya, namun ia baru sadar jika sejak tadi Aily sama sekali tidak menggedor ataupun berteriak. Rion pun semakin hawatir dan mulai bergegas membuka walk in closet lalu masuk kedalamnya, dirinya terkejutmelihat Aily yang tertidur di atas sofa kecil namun terlihat sangat nyenak.
.
.
to be continued...
kalaungini yang modalin jadi erin🤣🤣
dan kalimat sebelumnya mengatakan ayahnya sayang padanya...Iki piyee kalimatnya gak konsisten Mulu😪
Yg gini nih gw bilang lu plin-plan, semua perasaan lu paparkan dari karakter Alvin gak cocok sama sekali. Dia tau salah tapi dia malah berlaku tdk adil pd kedua anaknya. Trus seolah" dia.menyalahkan aily yang tdk pernah mau mendengarkan penjelasannya. Iki piye toh, kalo Alvin aja bertingkah seperti ayah yang tdk mempedulikannya. Jadi pengorbanan ape yg dia lakukan?
Sebenarnya sifat Alvin yang mana toh 😵