pernikahan merupakan impian setiap wanita. apalagi mengadakan perayaan layaknya negeri dongeng. namun hal tersebut pupus bagi seorang wanita bernama nadin.
nadin merupakan seorang gadis cantik berusia 22 tahun, kuliah nya harus terhenti disaat majikan orang tuanya memaksa nya untuk menikah dengan putranya yang bernama Andreas.
Baca cerita lengkapnya yaaa...
stay tune sayangkuu🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya genza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5
"mama. mbak dea, mau belanja juga? " sapa nadin sopan.
"ya iya lah mau belanja, kamu pikir kita kesini mau minta minta" jawab mbak dea sinis.
Dea merupakan sepupu andreas, anak dari kakak bu ningsing. Ia sudah menikah dan suaminya beker di luar kota, dan ia lebih memilih tinggal bersama bu ningsing, karena suaminya hanya pulang setahun sekali bahkan dua tahun sekali.
Nadin memilih sayur dan tempe yang akan ia beli, tak lupa ia membeli minyak goreng dan cabe. Setelah selesai memilih, nadin serahkan pada pemilik warung agar segera dibungkus.
"sudah bu, ini saja" ucap nadin menyodorkan belanjanya.
"nih sekalian belanja saya juga ya, kamu bayarin tuh" ucap bu ningsih menyodorkan belanjaan nya agar segera di hitung bu sekar.
Nadin yang baru saja mau membayar belanjaan nya tertegun. Dilihatnya uang di dalam dompet hanya tinggal 300 ribu, mana ini baru pertengahan bulan. Bagaimana caranya agar uang itu cukup sampai akhir bulan.
"maaf ma, bukannya nadin nggak mau bayarin belanjaan mama. Tapi nadin nggak bawa uang lebih" bohong nadin agar ia bisa berhemat hingga akhir bulan.
"alaaaah, jangan bohong kamu, terus uang yang diberikan anak saya kamu kemana kan? tiap bulan anak saya ngasih uang loh sama kamu"
"enggak ma, nadin emang nggak bawa uang lebih " ulang nadin.
Tiba tiba dompet nadin yang ia pegang dirampas oleh dea. ia mengeluarkan semua isi dompet tersebut.
"loh ini apa? dasar pembohong kamu ya" ucap dea.
"balikin dompet saya mbak, saya nggak bohong cuma itu uang yang tinggal buat belanja sampai akhir bulan mbak." jelas nadin mencoba meraih dompetnya di tangan dea.
"nggak. Ni bu sekar, hitung semua belanjaan kita juga" ucap dea menyuruh bu sekar menghitung semua belanjaan nya. Bu sekar hanya nurut menghitung belanjaan mereka.
"semuanya 175 ribu nak dea"
"nih buk kembalian nya kasih aja tuh sama dia" tunjuknya pada nadin.
"nih, bisa gatal tangan saya lama lama megang dompet lusuh itu" ucap dea melempar dompet nadin sembari mengelap ngelap tangannya seolah olah ia habis terkena kotoran.
Nadin memungut kembali dompetnya yang terjatuh di tanah dengan mata yang berkaca kaca.
"ini belanjaan nya nak nadin" ucap bu sekar tak tega melihat nadin diperlakukan dengan semena mena oleh mertua dan iparnya. Namun apa daya bu sekar tak bisa membantu apa apa.
"kasian ya Andreas, udah cape cape kerja tapi cuma dikasih makan sayur sama tempe doang" ucap bu ayu seorang tetangga nadin yang julid.
"palingan uang yang dikasih anak saya dia kasih ke orang tua nya yang miskin itu, iya kan! " tanya bu ningsih.
"maaf ma, meskipun orang tua saya miskin tapi mereka nggak pernah minta dari saya, apalagi uang yang mas andreas kasih, tolong dijaga ucapan mama"
"eleeeh, mana kita tau.. Selama ini andreas kasih uang sama kamu tapi makan nya cuma itu itu aja tiap hari, kamu pikir anak saya nggak capek cari duit hahh?" bentak bu ningsih.
Nadin menarik nafas nya dalam dalam, ia menahan emosinya agar tidak terpancing, apalagi sampai ia harus meneteskan air mata di depan mereka.
"terserah mama mau bilang apa, yang penting itu semua tak benar. Saya permisi" ucap nadin mengambil belanjaan nya dan langsung pergi meninggalkan mereka.
Nadin bergegas meninggalkan warung tersebut, ia mengelap air matanya yang hampir saja tumpah karena menahan emosi yang ingin meledak saat itu juga.
"hei..lain kali jangan cuma beli sayur sama tempe doang, anak saya nggak level makan makanan orang miskin kayak kamu! " teriak bu ningsih.
Nadin tak memperdulikan ucapan mama mertua nya tersebut, ia tak ingin ribut dengan mereka apalagi di depan banyak orang.
"kasihan sekali ya andreas dapat istri miskin kayak gitu, penampilan nya saja sudah norak ..hahahaha" hina bu ayu namun masih dapat terdengar oleh nadin.
"sabar nadin. tunjukkan pada mereka jika kamu bisa bangkit dan sukses suatu saat nanti, kamu harus bisa lewati ini semua" batin nadin menguatkan diri nya sendiri.
***
Tok tok tok...
"assalamu'alaikum" ucap bu arum
"wa'alaikumsalam, siapa ya? " jawab nadin membukakan pintu.
"ibu..?? "
"nadin.. " ucap bu arum dengan wajah yang sedih. baju yang ia kenakan sudah pudar karena tak mampu untuk membeli yang baru. jangan kan untuk membeli baju baru, kadang untuk makan sehari hari aja mereka susah. Apalagi semenjak bu arum tidak bekerja lagi di rumah bu ningsih, bu ningsih memecat nya karena ia malu jika harus berbesan dengan pembantunya sendiri.
"masuk bu" ajak nadin lalu menyuruh ibunya untuk duduk di sofa.
Dari jauh dea yang baru saja lewat tak sengaja melihat bu arum masuk ke rumah andreas.
"pasti dia mau minta uang sama nadin. Dasar orang miskin. Aku harus beritahu tante ningsih" ucap dea bergegas pulang menuju rumah nya yang hanya berjarak lima rumah saja dari rumah andreas.
"sebentar ya bu, nadin ambilkan minum dulu" ucap nadin bergegas ke dapur mengambilkan air untuk bu arum.
"diminum dulu bu" nadin menyodorkan segelas air hangat untuk bu arum.
Bu arum tersenyum lalu meneguk air tersebut sedikit dan kembali meletakkan gelas diatas meja.
"ibu apa kabar? Ibu baik? Ayah gimana bu? Ayah sehat? Aku kangen tau sama ayah dan ibu. " tanya nadin antusias karena kesenangan dikunjungi sang ibu.
"ibu baik baik aja nak. Tapi ayah kamu kurang baik, sudah beberapa hari ini ayah kamu sakit jadi tidak bisa pergi keladang"
"sudah dibawa berobat bu? " tanya nadin.
"belum, ibu beberapa hari ini tidak ada terima cuci gosok karena ngerawat ayah kamu. "
Nadin sedih mendengar keadaan orang tuanya. Namun apa daya, ia belum bisa membantu apa apa.
"ibu tunggu disini sebentar ya" ucap nadin lalu bergegas menuju ke kamar nya.
Dilihat nya isi dompet hanya tinggal 125 ribu sisa belanja kemaren. ia mengambil pecahan uang seratus ribu.
"ayah lebih membutuhkan ini. nanti aku cari pinjaman saja untuk sementara" gumam nadin. ia kembali ke depan menemui ibunya.
"bu, ini aku ada uang, ibu bawa aja ya.. Nanti ibu belikan obat buat ayah, kalo ada sisa belikan lauk aja bu biar ibu sama ayah bisa makan" ucap nadin menyelipkan uang tersebut ke tangan ibunya.
"masyaallah. Maafkan ibu merepotkan mu ya nak" ucap bu arum memeluk nadin.
"enggak kok bu, ibu nggak merepotkan nadin sama sekali. Yang penting ayah bisa cepat sembuh dan ada yang bisa dimakan buat nanti malam bu" jawabnya.
"alhamdulillah.. Terima kasih banyak ya nak. Semoga kamu bahagia selalu" do'a bu arum untuk nadin.
"aamiin.. " jawab nadin sambil tersenyum.
HAPPY READING♥
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SAYANGKU♥