Bebby Daniella Putri menjadi yatim piatu sejak batita akibat korban kecelakaan yang menimpa satu keluarganya, tanpa identitas. Bebby diangkat anak oleh Daniel Frederick, Dokter Muda yang menyelamatkan nyawanya. Daniel mengangkat anak karena rasa kasihan dan sebagai permohonan maaf karena tidak bisa menyelamatkan nyawa kedua orang tuanya.
Dalam perjalanan waktu muncul benih benih cinta di antara mereka berdua. Daniel sebagai orang tua angkat telah menepis perasaan itu. Bagaimana kisah mereka... dan siapa sebenarnya Bebby?
Yuuukkk ikuti kisah mereka guys ♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar pengantin itu terdengar suara ketukan.
TOK TOK TOK
TOK TOK TOK
Miranda lalu melangkah mengambil bath robe dan menutupi tubuh sexy nya dengan bath robe tersebut. Lalu dia berjalan menuju ke pintu kamar pengantin itu.
Setelah pintu kamar itu dibuka tampak seorang laki laki memakai baju seragam ofice boy hotel. Miranda tersenyum sebab dia tahu siapa laki laki itu.
Miranda melangkah masuk, dan laki laki yang memakai baju seragam ofice boy hotel itu pun juga turut masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar pengantin itu dengan rapat. Tidak lupa dikunci.
“Hmmm kamu benar benar cerdik Sayang...” ucap Miranda setelah pintu sudah terkunci dengan aman. Miranda terus melangkah menuju ke sofa.
“Harus itu Honey demi kamu. Apa benar suami kamu itu tidak normal sebagai laki laki, kenapa aku yang harus menggantikannya untuk memuaskan kamu malam ini Honey...” ucap Renold sambil mengikuti langkah kaki Miranda yang menuju ke sofa.
Mata Renold yang melihat ada botol air mineral di atas meja nakas, lalu tangannya meraih botol itu. Tenggorokan nya yang sudah kering tanpa menunggu lama dia tegak habis isi botol air mineral itu.
Miranda yang melihat tersenyum..
“Hmmm tak apalah salah sasaran, yang penting aku tetap puas malam ini.” Gumam Miranda di dalam hati yang mulai duduk di sofa panjang.
“Bagaimana kalau suami dan mertua kamu tahu Sayang kalau aku masuk ke kamar ini?” tanya Renold sambil mendudukkan pantatnya di sofa di samping Miranda.
“Hmm suamiku memang sengaja pergi dari kamar ini. Dia pasti tidak memedulikan. Dan mertuaku mereka langsung pulang ke Mansion.” Jawab Miranda sambil menempelkan tubuhnya pada tubuh Renold.
“Kamu harus cerdik agar Mama dan Papaku tidak tahu. Mereka masih menginap di hotel ini.” Ucap Miranda sambil mulai membuka kancing baju seragam ofice boy Renold. Dia lebih menyukai Renold tanpa memakai baju.
“Honey apa kamu sudah tidak tahan...” ucap Renold yang juga mulai terbakar gairahnya akibat minuman yang dia tegak juga jari jari Miranda yang sudah mulai beraktivitas.
Renold pun lalu membuka bath robe yang menempel pada tubuh Miranda. Renold menelan saliva nya saat melihat tubuh Miranda terbalut lingerie sexy, sebab dimatanya benar benar sangat sexy menggairahkan.
“Kamu memakai baju ini, tadi untuk menggoda suami kamu ya..” ucap Renold dengan nada cemburu.
“Bukan Sayang, aku pakai untuk kamu... anggap saja sekarang kamu adalah pengantin laki lakinya. Kita nikmati malam ini di sini di kamar pengantin yang mewah dan indah ini...” ucap Miranda sambil tersenyum. Renold yang sudah tidak sabar langsung membaringkan tubuh Miranda di atas sofa. Lingerie sexy yang menempel di tubuh Miranda pun langsung dia buka dan dia buang dengan sembarang.
“Sayang apa kamu tidak ingin kita main di atas ranjang pengantin yang harum itu.” Ucap Miranda sambil kedua tangannya membelai punggung Renold.
“Pemanasan di sini dulu Honey..” ucap Renold dengan suara parau.. Wajah Renold pun segera mendekat pada dua bukit kembar milik Miranda yang begitu menjadi favoritnya.
Miranda melenguhh menggeliat menikmati permainan lidahh Renold yang sudah begitu lihai membuat Miranda melayang ke langit lapis tujuh...
Setelah puas bermain main di atas. Kepala Renold turun ke bawah dan semakin ke bawah, terhenti pada bagian paling dinanti oleh Miranda. Di bagian itu sudah dirasa oleh Miranda berkedut kedut sudah begitu ingin lidaah Renold mempermainkan seperti hal nya di bukit kembarnya.
“Sayang... please.. “ desah Miranda sambil memegang kepala Renold diarahkan pada bagian tubuhnya yang sudah berkedut kedut. Kedua kaki Miranda pun telah memosisikan agar dia dan Renold bisa nyaman dan menikmati permainan panas mereka.
Sementara itu di lain tempat. Di ruang rawat Bebby, suasana juga memanas, akan tetapi bukan karena gairah asmara namun karena diskusi antara Bebby, Daniel dan Marco. Sedangkan Eliza yang juga berada di dalam ruang itu hanya diam dan menoleh ke kiri dan ke kanan melihat siapa yang sedang berbicara.
“Sayang, Papa belikan rumah saja ya buat tempat tinggal kamu, biar Eliza menemani kamu.” Ucap Daniel yang duduk di tepi tempat tidur Bebby sambil mengusap usap puncak kepala Bebby. Eliza tampak mengangguk angguk setuju.
“Pa, aku ingin hidup mandiri..” ucap lirih Bebby yang masih menolak pemberian rumah oleh Daniel.
“Hmm bagaimana kalau Bebby setelah sembuh tinggal di tempat Om Marco saja. Rumah sangat luas, ada juga paviliun belakang jika tidak ingin terganggu. Bebby juga bisa bekerja di klinik Om. Bagaimana?” ucap Marco yang duduk di kursi tidak jauh dari tempat tidur Bebby.
“Jangan!.” Ucap Daniel yang tidak setuju.
“Pa, tapi itu juga lebih baik aku bisa bekerja Pa, bisa menghasilkan uang. Dan dapat tempat tinggal di dalam. Yang penting aku mencari tempat tinggal yang aman Pa. Dan bisa bekerja.” Ucap Bebby dengan suara lirih namun matanya berbinar binar karena ada alternatif lain selain dia tinggal di panti.
“Tidak Sayang, kamu masih menjadi tanggung jawab Papa.” Ucap Daniel sambil terus mengusap usap puncak kepala Bebby. Eliza yang duduk di sofa melihat hal itu menjadi baper sendiri. Dia pun menyadarkan punggungnya di sandaran sofa sambil mengusap usap sendiri puncak kepalanya.
“Dan, aku sahabat kamu.” Ucap Marco sambil menatap wajah Daniel lalu menatap wajah cantik Bebby yang terbaring di atas bantal.
“Aku dulu yang mendukung kamu untuk mengadopsi Bebby, aku tidak hanya mendukung sebatas ucapan saja Dan. Di saat Bebby dan kamu ada masalah aku siap untuk membantu.” Ucap Marco dengan mantap.
“Aku juga tidak tega jika Bebby harus tinggal di panti. Jika memberi fasilitas lebih pasti akan membuat cemburu sosial penghuni panti lainnya.” Ucap Marco lagi.
“Marc, lebih baik kamu sekarang pulang. Biar Bebby beristirahat.” Ucap Daniel selanjutnya yang tidak setuju jika Bebby tinggal di rumah Marco.
“Hmmm aku rasa Daniel cemburu pada aku.” Gumam Marco dalam hati.
“Aku juga mau istirahat di sini.” Ucap Marco lalu dia melangkah menuju ke sofa yang diduduki oleh Eliza.
“Marc, itu untuk tempat tidur Eliza!” ucap Daniel agak keras
“Terus kamu mau tidur di mana? Kamu tidur di dalam ruang ini bersama dua gadis?” tanya Marco yang sudah duduk di sofa panjang dengan santai.
“Hmmm, aku tidak akan tidur aku akan duduk di kursi ini seperti dulu waktu Bebby masih kecil.” Ucap Daniel
🤣🤣