Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Jalan-Jalan Malam
“Rangga tunggu Rang, awssshh tolong” Rintih Okta
Hangga berlari menghampiri Okta yang pingsan karena terjatuh, di bantu warga sekitar akhirnya mereka membawa Okta ke klinik terdekat dan perkataan dokter membuat Rangga tercengang.
“Maaf mas, apa anda suaminya nona Okta ?” Tanya Dokter yang menangani Okta
“Bukan dok, saya hanya temannya” Jawab Rangga
“Saya ingin menyampaikan berita duka, janin yang sedang di kandung nona Okta tidak selamat karena terjatuh tadi” Jelas Dokter
Ya, Okta memang terjatuh dengan posisi tengkurap lalu dia merintih kesakitan sambil memegang perut sebelum akhirnya jatuh pingsan.
“Makasih dokter penjelasannya, saya permisi” Ucap Rangga meninggalkan ruangan dokter menuju kamar Okta
“Kamu hamil anak siapa ?” Tanya Rangga saat Okta sudah siuman
“Ka_kamu tahu dari mana ?” Tanya Okta
“Dokter, dokter tadi bilang kalau janin kamu tidak bisa di selamatkan” Jawab Rangga dingin
“Hahahaha, biarin saja anak sialan ini mati hiks hiks hiks” Ucap Okta sambil menangis dan memukul perutnya
“Lebih baik kamu pulang saja” Usir Okta
“Oke, aku tadi sudah menghubungi orang tua kamu. mungkin sebentar lagi sampai” Ucap Rangga keluar dari ruangan Okta kea rah parkiran mobil dan melajukan kearah kosannya.
*****
Nayla terbangun saat suara dering ponsel mengganggunya, Nayla melihat nama Rangga di layar telponnya.
“Hallo” Ucap Nayla
“Sayang, kamu tidur ya ?” Tanya Rangga
“Iya, ketiduran hehehe. Ada apa ?” Ucap Nayla
“Main ke alun-alun yuk” Ajak Rangga
“Bukannya kamu ada di rumah orang tua kamu ?” Tanya Nayla
“Udah pulang kok” Jawab Rangga
“Ya udah, aku mandi dulu” Ucap Nayla
“Oke” Jawab Rangga
Nayla melihat jam di ponselnya ternyata sudah pukul setengah 7 malam, dia bergegas mandi. Keluar kamar dia melipir ke dapur karea merasa lapar. Nayla hanya mengambil jeruk dan mengambil yogurt.
“Mau kemana dek ?” Tanya Ali
“Ke pasar malam kak” Jawab Nayla
“Jangan telat lagi pulangnya, kalau enggak kakak bakal bunciin pintu biar kamu tidur di luar” Ancam Ali
“Iya, aku berangkat ya kak tolong bilangin ke mamah” Ucap Nayla
“Oke” Ujar Ali
“Assalamu’alaikum” Ujar Nayla
“Wa’alaikumsalam” Jawab Ali
Nayla melangkahkan kaki ke depan karena mendengar suara mesin mobil.
“Nggak usah keluar, tadi aku udah bilang sama kak Ali kok” Ucap Nayla langsung masuk ke dalam mobil
“Mau makan dulu atau langsung ke pasar malam ?” Tanya Rangga
“Langsung aja, sekalian beli jajanan di sana” Jawab Nayla
“Oke” Ucap Rangga
“Kenapa udah pulang ?, kan harusnya besok siang pulangnya ?” Tanya nayla merasa penasan
“Ya gak papa, pengen malam mingguan aja sama kamu. emang gak boleh” Jawab Rangga sambil mencebikkan bibirnya
“Terserah kamu” Ucap Nayla sambi mengangkat bahunya
“Beli minum dulu yah, aku mau capucino dingin” Pinta Nayla melirik Rangga
“Mba capucini dingin satu, kamu apa sayang ?” Tanya Nayla melirik Rangga
“Brown sugar milk tea aja” Jawab Rangga
Nayla memotret bagian pasar malam yang menurutnya menarik, Nayla melanjutkan langkahnya setelah minuman mereka jadi. Mereka menjajal segala permainan dari di sana.
“Kamu tahu nggak kincir angin melambangkan apa ?” Tanya Rangga
“Apa ?” Tanya Nayla dengan dahi berkerut
“Melambangkan kesan energi, kekuatan, keberanian, cinta dan perjuangan” Jawab Rangga sambil membelai rambut Nayla
“Aku mencintai kamu Nayla” Ucap Rangga sambil menggenggenm tangan Nayla saat mengucapkan itu tepat berada di atas ketinggian membuat jantung Nayla berdetak lebih cepat
“Kamu mau berjuang sama-sama kan ?” Tanya Rangga dengan tatapan sendu dan Nayla membals hanya dengan anggukan saja
Setelah puas di pasar malam, mereka menuju mobil.
“Kamu mau makan dimana ?” Tanya Rangga saat telah memasuki mobil
“Di café kak Ali saja” Jawab Nayla
*****
Butuh 20 menit untuk sampai di café, karena café kak Ali dekat taman kota.
“Mbak nasi putih 2, ayam goreng 2 plus sambal ya sama es teh manisnya 2” Ucap Rangga kepada pelayan
“Kamu gak mau cerita sama aku ?” Tanya Nayla yang melihat Rangga seperti sedang sedih
“Cerita apa ?” Tanya Rangga
“Tentang berjuang bersama yang kamu katakana tadi” Jawab Nayla membuat Rangga mengusap wajahnya kasar
“Tapi kamu janji gak akan ninggali aku kan ?” Tanya Rangga
“Insyaallah” Jawab Nayla
“Aku …” Ucap Rangga terpotong karena pelayan membawa pesanan mereka
“Aku pernah dekat dengan seseorang, dia baik dan juga cantik” Jelas Rangga melanjutkan ceritanya membuat Nayla merasa sesak saat Rangga menyebutkan ‘gadis cantik’
“Dia gadis yang ceria, dia lahir dari orang tua yang beragama muslim yang sangat taat. Ayahnya seorang ustad, salahku adalah aku menyukainya dan ternyata dia juga menyukaiku, kami menjalin hubungan diam-diam tapi mami tahu dan mendatangi gadis itu entah apa yang mamih katakana keesokan harinya gadis itu mulai menjauhiku dan memilih tinggal di pondok pesantren” Lanjut Rangga
“Emang kenapa ?, apa yang mamih kamu katakan ?” Tanya Nayla penasaran karena dia juga seorang muslim
“Mamih meminta gadis itu untuk ikut agama keluargaku kalau mau denganku, kalau tidak mamih akan melaporkan kepada ayahnya itu kalau masih nekat mendekat atau menjalin hubungan denganku” Jawab Rangga
“Karena itu kamu pulangkan ?, kamu berantem sama mamih kamu tadi ?. mamih kmau sudah tahu kamu kembali menjalin hubungan dengan seorang muslim. Tapi kenapa mamih kamu menentangnya ?, padahal kak Erika pindah agama menjadi seorang muslim ikut suaminya bahkan kak Erika menutup tubuhnya dengan pakaian syar’i” Ucap Nayla panjang lebar
“Aku juga gak tahu, aku sudah tetarik dengan agama islam sejak lama. Sebelum kenal kamu, kamu mau kan berjuang dengan aku ?. berjuang untuk meyakinkan mamih kalau kamu pantas untuk aku ?” Tanya Rangga
“Kita jalani aja dulu” Jawab Nayla dan memulai untuk makan
Setelah makan kami pulang, sepanjang mereka hanya diam memikirkan bagaimana hubungan mereka kedepannya.
“Sayang !” Panggil Rangga menghentikan mobilnya di taman dekat rumah Nayla
“Iya” Jawab Nayla
“Janji y akita berjuang sama-sama” Ucap Rangga
“Kalau kita gagal bagaimana ?” Tanya Nayla
“Kita coba lagi” Jawab Rangga
“Baik” Ucap Nayla
Rangga memeluk Nayla dan mencium pucuk kepala Nayla.
“Ayo pulang” Ucap Nayla
“Iya” Jawab Rangga
*****
Nayla langsung turun dan masuk rumah tanpa menunggu mobil Rangga pergi dari rumahnya. Nayla ke dapur dan membuat coklat panas sebelum masuk kamar.
“Baru pulang dek ?” Tanya Rasti
“Iya mah, kenapa mamah belum tidur ?” Ucap Nayla
“Mau ambil minum dulu terus lanjut tidur, kamu masuk sana istirahat” Jawab Rasti
“Iya mah” Ucap Nayla sambil mencium pipi Rasti dan masuk ke kamarnya
Sesampai di kamar Nayla meletakkan gelas dan tasnya, dia bergegas ke untuk mnegganti pakaiannya dan langsung tidur.
“Semoga saja aku bisa bertahan” Ucap Nayla memikirkan hubungannya dengan Rangga