Setelah melalui malam panas bersama dengan seorang pria yang dia sewa, Zhia tiba-tiba hamil. Zhia melahirkan sepasang anak kembar yang sangat genius. Tapi dia tidak pernah menyangka pria yang dia sewa dulu adalah seorang Ceo dari perusahaan terbesar didunia bahkan seorang ketua Mafia! Rayden Cano Xavier, Ceo tampan yang memiliki sifat dingin, arogan dan sangat kejam.
Hay, kak!😄😄😄
Novel ini masih On Going 'yah, kak! Dan akan Update 1 Bab/hari.
Jadi, mohon dukungannya 'yah!🙏🙏😄
Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga 'yah! Biar semakin bersinar novelnya!😘
Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon/Mangatoon saja. Yang ada ditempat lain itu semua plagiat. Jadi, mohon dukungan untuk novel orisinilku ini 'yah!😉
Dan jangan Lupa berikan ❤💕💖 untuk Author tersayang kalian ini!😘😘😘
Tambahkan ke rak novel favorit kalian 'yah! supaya tidak ketinggalan kisah seru Double L!😉
Terima kasil All!😉😘😚😙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Ancaman
“Mah, Pah! Jelaskan pada wanita ini agar dia mengerti!” ujar Rayden sembari memijat keningnya yang terasa sangat pening.
Dari awal Rayden sudah menduga bicara baik-baik dengan Grace tidak akan menghasilkan apapun malah hanya akan membuat keributan dan sakit kepala.
Rayden pun meminta papah dan mamahnya yang mencoba menjelaskan secara baik-baik, karena dari awal perjodohan itu ditentukan oleh orang tuanya.
“Grace, tenanglah! Kita bicarakan ini dengan baik-baik, Okay?” pinta Julia dengan suara lembutnya, sementara Noland sepemikiran dengan Rayden.
Noland merasa tidak terima calon menantu dan kedua cucu kembarnya dihina oleh wanita seperti Grace itu.
Noland pun membiarkan istrinya yang lemah lembut itu untuk mencoba menjelaskan secara baik-baik, tetapi jika tidak berhasil juga maka dia yang akan bertindak tegas.
“Kami tahu bahwa keputusan ini sangat tidak adil untuk Grace dan juga keluarganya. Akan tetapi, Rayden tetap harus bertanggung jawab atas perbuatannya dimasa lalu. Meskipun sekarang sangat terlambat, tetapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali.” Julia mencoba menjelaskan secara sederhana.
“Tapi Tante, aku tunangan Cano sekarang. Aku tidak setuju jika pertunangan ini sampai dibatalkan gara-gara kehadiran kedua bocah itu!” seru Grace yang Kembali menyalahkan Luca dan Lucia.
“Aku sudah tidak sanggup lagi mendengarnya. ‘Kedua bocah’ yang kau sebut itu adalah cucu kesayanganku, jadi jangan sebut-sebut mereka lagi didalam pembicaraan kita sekarang. Kau camkan itu baik-baik!”
Noland sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, dia pun langsung menutup mulut Grace dengan sebuah ancaman dan tatapan tajamnya.
“Tapi memang itu kenyataaannya, Om! Semua ini karena bo_,….”
“Sudah cukup?!”
Perkataan Grace langsung terpotong oleh kerasnya bentakkan Noland, bahkan Julia saja sampai terkejut mendengarnya.
Apalagi dengan kedua orang tua Grace yang berada disana. Berbeda dengan Rayden yang malah tersenyum puas melihat reaksi dari papahnya itu, sementara Grace seakan tidak ada rasa takutnya.
“Anak perusahaan, Galeri Seni dan juga beberapa asset penting lainnya yang berada di AS akan saya berikan kepada keluarga Adenthe sebagai bentuk kompensasi dari batalnya pertunangan ini. Saya pikir itu sudah lebih dari sangat cukup!”
Noland pun langsung masuk kedalam negosiasi, jiwa pebisnisnya seketika muncul lagi disaat-saat seperti ini.
Disaat Keluarga Xavier dan Keluarga Adenthe sedang saling debat tentang pembatalan petunangan yang merupakan keputusan sepihak dari pihak Rayden.
Will diam-diam menerima panggilan telepon dari seseorang yang membuat harus pergi untuk mencari tempat yang nyaman untuk menerima panggilan tersebut.
“Lebih baik kalian menerimanya, jika tidak maka kalian semua akan mendapat kebalikan dari semua itu. Kalian mengerti maksudku, bukan!”
Rayden yang sudah merasa muak dengan pembicaraan ini, membuatnya harus mengeluarkan ancaman serius yang sangat merugikan bagi keluarga Adenthe.
Sosok Rayden saat mengatakan ancaman itu sungguh bagaikan sosok iblis yang paling ditakuti oleh manusia dan tentu saja membuat semua orang langsung terdiam, tidak terkecuali dengan Grace itu sendiri.
Will tiba-tiba menghampiri Rayden dan membisikkan “ Tuan! Nyonya beserta Tuan dan Nona kecil sedang berada dibandara sekarang. Menurut Levi sepertinya mereka akan meninggalkan negara A malam ini juga.”
“APA?! Perintahkan Levi untuk menutup bandara sekarang juga! Jangan biarkan satu pesawat pun lepas landas sebelum aku menemukan mereka!” perintah Rayden, dia pun segera beranjak meninggalkan tempat itu begitu saja.
“Cano, ada apa?” tanya Julia yang melihat wajah putra itu sedang sangat khawatir.
“Ada urusan sangat penting yang harus Cano selesaikan sekarang. Jadi mamah dan papah, tolong urus sisanya dengan baik.”
Rayden menjawabnya tanpa mengatakan tentang kepergian Zhia dan si kembar.
“Serahkan saja yang disini pada papahmu ini, Nak!” Noland pun membiarkan Rayden untuk pergi.
Rayden pun pergi begitu saja tanpa berpamitan pada keluarga Adenthe bahkan tanpa merespon perkataan papahnya itu. Tanpa disangka, ternyata Grace mengejar Rayden sampai didepan restaurant.
“Cano! Jangan pergi, kau tidak boleh meninggalkan diriku seperti ini?” seru Grace yang membuat Rayden terpaksa menghentikan langkah kakinya dan berbalik menatap wanita itu.
“Berhentilah berpura-pura, lebih baik kau terima saja semua kompensasi itu dan cari laki-laki lain.” Ujar Rayden dengan tatapan dinginnya.
“Tidak, aku menginginkan dirimu! Jika kau tetap meninggalkan diriku seperti ini, maka akan aku pastikan wanita itu beserta kedua bocah sialan itu akan hidup dalam penderitaan seumur hidupnya.”
Grace mengancam tanpa rasa takut sedikitpun terhadap sosok Rayden Cano Xavier.
“Apa kau sedang mengancamku sekarang?” ujar Rayden yang langsung saja mengeluarkan tatapan membunuhnya, dia semakin mendekati Grace.
“Ingatlah, berani kau menyentuh mereka walau hanya seujung rambutnya saja. Aku yang akan menjamin sendiri bahwa kau akan hidup didalam neraka bahkan sampai maut menjemputmu.”
Mana ada seorang Rayden Cano Xavier takut dengan ancaman murahan seperti itu yang ada dia ‘lah yang akan melakukan ancaman itu.
Tubuh Grace seketika mematung ditempatnya, sementara Rayden langsung masuk kedalam mobilnya dang pergi dengan kecepatan penuh menuju kebandara.
......................
Disisi lain, seorang pria misterius tengah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon.
“Bersiaplah untuk malam ini dibandara. Karena target sedang menuju kesana.” Perintah pria misterius itu.
“Baik, Tuan! Kami sudah menyiapkan pasukan khusus dan semua peralatannya.” Sahut seorang pria lain yang merupakan anak buah dari pria misterius itu.
“Pastikan kalian melakukannya dengan sempurna. Karena aku tidak menerima kegagalan apapun. Kau mengerti?” Pria misterius itu menekan anak buahnya dengan sangat tegas.
“Kami mengerti, Tuan!” sahut Pria itu lagi.
“Lakukan persiapannya sekarang!” perintah Pria misterius itu yang langsung memutus sambungan teleponnya begitu saja secara sepihak.
“Rayden Cano Xavier! Akan aku pastikan kau juga merasakan kehilangan orang yang paling kau sayangi didunia ini. Ini hanya sebuah peringatan kecil untukmu, lain kali aku akan memberikan hadiah yang lebih menarik lagi.” Ujar Pria misterius itu yang menatap kearah jendela yang full kaca, sehingga pemandangan malam diluar ruangan itu terlihat sangat jelas.
Dibandara Internasional Negara A. Luca dan Lucia terus saja menangis dan memohon agar mamahnya tidak memaksa mereka pergi dari samping papahnya.
“Mamah, Luci tidak mau pergi! Luci ingin sama papah. Hikss,….. hiksss,…..”
Lucia menangis terisak berusaha melepaskan diri dari genggaman tangan mamahnya.
“Luca juga tidak mau pergi, Mah! Luca mau papah! Hikss,….. hikss,…..”
Luca pun memeluk kursi tunggu dengan sangat eratnya agar mamahnya tidak bisa membawa mereka pergi.
“Luca sama Luci sayang sama mamah, bukan? Jadi, Ayo ikut mamah pergi dari sini! Kita bisa hidup bahagia bertiga seperti dulu lagi, bukankah kita baik-baik saja tanpa kehadiran papah kalian! Hikss,….hiksss,…..”
Zhia pun tidak mampu menahan airmatanya, dia ikut menangis melihat kedua anak kembarnya yang tidak ingin pergi jauh dari papahnya.
Namun, apalah daya seorang Zhia. Rayden sudah memiliki seorang calon istri yang begitu sempurna, jika dibandingkan dengan dirinya maka sangatlah jauh perbedaan diantara mereka. Zhia juga tidak ingin menjadi penyebab rusaknya hubungan orang lain.
“Luci ingin papah, Mah!” seru Lucia yang terus saja mengatakan itu secara terus menerus sambil menangis.
“Luca memang sayang mamah, tapi Luca juga sayang sama papah, Mah!” ujar Luca yang membuat Zhia menjadi emosi saat mendengarnya.
“Kenapa kalian keras kepala sekali! Papah kalian akan segera menikah dengan wanita lain. Apa setelah kalian mendapat mamah baru, kalian juga akan melupakan mamah! Mamah tahu, mamah tidak punya apapun selain cinta dan kasih sayang untuk kalian berdua. Tidak bisakah kalian mendengarkan permintaan mamah yang satu ini, merasakan ketakutan mamah saat kehilangan kalian berdua. Hiks,…..hikss,….hiksss”
Zhia akhirnya meluapkan semua kegelisahan hatinya, dia tidak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi.
Bahwa dirinya sangat ketakutan kehilangan kedua anak kembarnya, kehilangan dunianya dan kehilangan hidupnya.
Karena itu dia memutuskan untuk pergi dengan membawa kedua anak kembarnya, sejauh mungkin tanpa bisa ditemukan oleh Rayden lagi.
“Cinta dan kasih sayangmu sudah cukup untuk membesarkan mereka dengan baik, Zhi!”
Sebuah suara yang sangat tidak asing membuat mereka semua langsung menatap kearah sumber suara itu.
Bersambung.............