NovelToon NovelToon
EGO

EGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: si_orion

Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.

Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.

Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.

Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.

Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 17

Vernon berdiri sambil menyandar pada mobil limited editionnya yang dia parkir di depan lobi bandara. Hari ini dia sedang menjemput calon istrinya yang baru mendarat kembali.

Kedua mata tajam Vernon memindai pintu keluar bandara, menantikan pramugari cantik yang akan segera menjadi istrinya. Vernon tak pernah menyangka jika dia akan menikahi bocah berusia 22 tahun itu. Padahal dulu Vernon sendiri yang suka mengejek Olivia.

Namun kini, rasanya Vernon seperti terkena sihir sehingga dia melakukan apapun untuk bisa mendapatkan Olivia, sekalipun dengan cara yang begitu licik.

Vernon berseri ketika melihat sosok Olivia berjalan keluar bandara dengan seragam pramugari dan koper di tangannya. Namun, wajah berseri Vernon memudar saat melihat Olivia berbincang akrab dengan seorang pria yang berpakaian pilot

Rahang Vernon mengeras melihat keakraban mereka, apalagi tangan pilot itu dengan beraninya melingkar di pinggang calon istrinya. Dengan langkah besar, Vernon segera mendatangi kedua orang itu.

"Ekhem." Vernon berdehem sembari tangannya menarik Olivia ke samping.

Olivia kaget ketika tiba - tiba Vernon muncul dihadapannya. Dengan wajah terlihat gugup, Olivia memberikan kode kepada pilot itu untuk segera pergi sebelum Vernon menimbulkan masalah besar.

"O-oh, kalau begitu aku duluan ya, bye."

Pilot itu hendak memeluk Olivia, tapi Vernon dengan cepat menahan dada pria itu dan menodongkan telunjuknya di depan wajah pilot itu memberikan peringatan melalui tatapan matanya.

Setelah kepergian pilot itu, Olivia menghembuskan nafas lalu menghempaskan tangan Vernon dari pinggangnya.

"Sedang apa kau disini?" tanya Olivia judes.

"Tentu saja menjemput calon istriku." jawab Vernon santai sambil mengambil alih koper Olivia.

"Masuk." perintah Vernon membukakan pintu di samping kemudi untuk Olivia.

Tanpa banyak berucap, Olivia masuk ke dalam mobil dan duduk dengan tenang sambil memejamkan mata. Sedangkan Vernon menyimpan koper Olivia dibagasi mobil dan setelahnya dia langsung menuju kursi kemudi.

"Siapa dia?" tanya Vernon setelah melajukan mobilnya.

"Darimana kau tahu aku pulang hari ini?" tanya balik Olivia tak menggubris pertanyaan Vernon.

Seharusnya Olivia tak perlu bertanya seperti itu pada Vernon, toh pria itu pasti akan tahu apapun yang Olivia lakukan. Darimana lagi kalau bukan dari Kakak brengseknya, Maxwell Addison. Olivia rasanya sudah tak memiliki privasi lagi semenjak Maxwell menjadi mata - matanya untuk Vernon.

"Aku tanya sekali lagi, siapa dia?" tanya Vernon penuh penekanan.

"Siapa? Pilot tadi? Ck, kenapa tidak kau berkenalan sendiri saja tadi." jawab Olivia enteng.

"Sayang, jangan memancing amarahku." sahut Vernon yang sedang dilingkup kecemburuan.

Olivia merotasikan bola matanya, siapa juga yang memancing amarah dia. Olivia lebih suka memancing ikan lalu dia bakar dan makan daripada memancing amarah, tak ada manfaatnya untuk Olivia.

"Olivia Addison." panggil Vernon lagi penuh penekanan karena Olivia tidak menjawabnya terus menerus.

Saat Vernon menatap Olivia disampingnya, rupanya wanita itu sedang menutup matanya. Shit! Olivia memang suka mencari masalah dengan Vernon. Vernon tahu Olivia hanya berpura - pura tidur, wanita itu hanya menutup matanya karena malas berdebat dengan Vernon.

Olivia senang sekali membuat napsu Vernon mencuat, wanita itu terlihat sengaja melepas kancing teratasnya hingga menampilkan belahannya yang masih memiliki bercak merah karya Vernon.

Pandangan Vernon sesekali fokus pada jalanan, dan sesekali pada paha Olivia. Rok pendek ketat itu menyingkap tinggi membuat Vernon berulang kali menelan ludahnya. Vernon terus bersumpah serapah dalam hatinya, seraya sebelah tangannya mengusap rahangnya menahan sesuatu dalam dirinya.

"Sayang kau sungguh sudah memancingku." desis Vernon memasuki basement apartemen Olivia.

Bugatti berwarna hitam milik Vernon terparkir rapi di basemen. Pria itu melepas safety beltnya lalu menatap pada sang calon istri yang masih setia menutup matanya. Tangan besarnya terangkat mengusap pipi tembam Olivia, wajah cantik itu berseri tanpa penghalang sebab rambut panjangnya di gelung khas pramugari.

"Buka matamu, sayang. Aku tahu kau tidak tidur." bisik Vernon.

Olivia tetap dalam pendiriannya menutup mata. Vernon yang melihat kekeras kepalaan calon istrinya itu mengerling jahil. Tangan besarnya bergerak nakal di paha Olivia merambat masuk ke dalam rok berwarna merah itu dengan brengseknya.

Hal tersebut membuat Olivia berdecih dan langsung menghempaskan tangan besar itu dari pahanya. Dia menatap Vernon kesal, membuka seat belt lalu keluar dan segera menuju unit apartemennya.

Vernon mendengus ketika dia lupa untuk tetap mengunci pintu mobilnya, padahal dia membayangkan bagaimana bercinta dengan Olivia didalam mobil.

Vernon menyusul dan dengan tidak sopannya menyelonong masuk kedalam kamar Olivia. Wanita itu rupanya baru keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah berganti dengan pakaian santai.

Pria itu kembali berdecak kesal lagi karena harapannya kembali gagal, padahal dia berharap Olivia keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk saja.

"Aku mohon singkirkan dulu otak mesummu, aku sungguh lelah dan ingin tidur." ucap Olivia mulai menidurkan dirinya diranjang. Tubuhnya benar - benar butuh istirahat sekarang, dia jadi mudah lelah apalagi dengan jam terbangnya yang lumayan banyak.

Dengan hembusan nafas akhirnya Vernon mengalah, dia tak mungkin egois mengajak Olivia berhubungan, sedangkan wanita itu kini sedang kelelahan. Akhirnya, pria itu melepaskan jaket dan kaosnya kemudian ikut berbaring disamping calon istrinya.

"Kau kelelahan, hem?" ucap Vernon mengecup kening Olivia dan mengusap rambutnya lembut.

Olivia hanya berdehem dengan matanya yang terpejam. Merasa nyaman, Olivia menyelusupkan wajahnya ke dada bidang Vernon, mencium wangi maskulin pria itu.

"Kau tak ingin melakukan pillow talk sebelum tidur?" tanya Vernon lagi, Olivia yang belum tidur sepenuhnya menggeleng.

"Tak ingin melepas rindu dulu? Kau tak rindu padaku?" tanya Vernon lagi.

"Aku mengantuk." gumam Olivia membuat Vernon terkekeh gemas.

"Bagaimana bisa aku akan menikahi bocah menggemaskan ini." ucap Vernon gemas menciumi puncak kepala Olivia.

"Kau sendiri yang menjebak aku supaya menikahimu, dasar old man." gumam wanita itu.

Vernon tak henti - hentinya bertanya dan berkata random, dia suka sekali mengganggu Olivia, padahal wanita itu benar - benar ingin tidur dengan nyenyak.

"Argh! Kau berisik sekali?! Ish! aku ingin tidur! Bisakah kau diam?!" geram Olivia melepas pelukannya dan berbalik memunggungi Vernon.

"Oke, sorry, my love. Lets sleep."ucap Vernon bergerak memeluk Olivia.

Keduanya kemudian terlelap di atas tempat tidur  kamar Olivia, dengan wanita itu yang sudah terlelap nyenyak dalam pelukan sang calon suami.

Padahal dalam otak Vernon, dia ingin melepaskan kerinduan mereka dengan berhubungan di dalam mobil. Berpisah dengan Olivia selama 3 hari penuh membuat kerinduan Vernon menguar, rasanya seperti berbulan - bulan Olivia meninggalkannya.

Vernon memang sudah bucin pada Olivia sekarang, apapun yang Olivia suka selalu menjadi apa yang Vernon beli sekarang. Apapun yang tentang Olivia kini telah Vernon ketahui. Bak penguntit, Vernon diam - diam selalu mengirim anak buahnya untuk membuntuti Olivia dan melaporkan apa yang Olivia lakukan padanya, selama mereka berjauhan.

Vernon si penggila wanita itu kini mengikuti jejak Edric yang hanya candu dan serius pada satu orang wanita saja. Olivia sudah berhasil mengubah kebiasaan bebas Vernon hanya dengan tubuhnya. Wanita itu telah menjerat Vernon dalam dunia bucin, membuat pria itu melupakan usianya dan bertingkah seolah dia adalah anak remaja labil yang sedang jatuh cinta. Seharusnya dia sadar umur, 2 tahun lagi dia akan masuk ke usia kepala 3, sedangkan Olivia masih sangat muda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!