S 2
"Aku Punya Papa." Tiga kata yang selalu diucapkan Farzan bocah berusia 6 tahun itu, ketika teman-teman seusianya mengolok dirinya tidak punya papa.
Ibu mana yang tidak sakit hati melihat putranya yang selalu diolok, namun Zana hanya bisa diam karena dia tidak bisa menunjukkan siapa ayah dari anaknya.
Hingga ketika Farzan dinyatakan mengidap Pneumonia, penyakit yang bisa mengancam nyawanya, membuat dunia Zana seakan runtuh. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk pengobatan putranya, namun hasilnya selalu nihil bahkan semua yang ia punya telah habis terjual. Dan pada akhirnya, dengan terpaksa Zana kembali ke kota kelahirannya untuk mencari sosok ayah biologis putranya, yaitu laki-laki yang telah menghancurkan masa depannya 7 tahun lalu, dengan harapan laki-laki itu bisa menolong putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24. SEPERTINYA AKU SUDAH GILA
"Pulanglah Key, ini sudah larut malam." Ujar om Wiliam, sejak pulang dari rumah sakit keponakannya itu seperti enggan untuk meninggalkannya.
"Tidak Om, aku mau menginap disini saja." Ujar Keyla dengan nada yang terdengar agak ketus. Ucapan orang tua Farhan yang terus terngiang-ngiang di telinganya benar-benar membuat moodnya menjadi berantakan. Ia tidak terima pernikahannya dengan Farhan dibatalkan begitu saja, mereka semua harus membayar mahal karena sudah mempermalukan keluarganya.
"Baiklah, kalau begitu pergilah tidur dikamar Kakakmu. Biar Om nanti yang menghubungi orangtuamu kalau kau mau menginap disini." Ujar om Wiliam.
Lelaki paruh baya itupun lekas mengantar keponakannya menuju sebuah kamar yang bersebelahan dengan kamarnya. Kamar itu adalah kamar yang dulu ia persiapkan untuk bayi kecilnya yang hingga saat ini selalu ia rawat, karena selalu berharap suatu saat nanti bayi kecilnya yang hilang itu akan kembali dan menempati kamar itu.
"Selamat malam Key," om Wiliam mengusap dengan lembut pucuk kepala keponakannya itu. Ia selalu memperlakukannya seperti putrinya sendiri.
"Selamat malam Om." Balas Keyla kemudian masuk kedalam kamar itu.
Setelah Keyla menutup pintu kamar, om Wiliam pun lekas menuju kamarnya dengan langkah yang agak pincang menggunakan tongkat. Dan itu semua karena mobilnya yang menabrak trotoar ketika mencoba menabrak Farzan.
Entah bagaimana ia tidak bisa fokus ketika Farzan berlari dengan gaya zig-zag didepan mobilnya sehingga ia membanting stir dan menabrak trotoar. Akibatnya, sebelah kakinya mengalami cidera karena benturan yang cukup keras.
Namun, apa yang dialaminya ini belum ada apa-apanya dengan apa yang akan dilakukan Farhan nanti padanya. 7 tahun lalu, laki-laki itu pernah membuat perusahaan hampir bangkrut karena ulahnya yang menaruh obat perangssang kedalam minumannya. Apalagi kali ini ia mencoba mencelakai putranya.
"Kau benar-benar membuat Om dalam masalah Key," gumamnya sembari membuka pintu kamar.
Namun, itu semua juga karena salahnya sendiri yang mau maunya saja menuruti permintaan Keyla. Tidak ada yang bisa dilakukannya sekarang selain menunggu balasan dari Farhan. Dan apapun itu ia harus siap menerimanya.
Tak mau membuat kepalanya sakit, iapun memilih untuk segera tidur.
Sementara itu, Keyla masih belum dapat memejamkan matanya karena terus terpikirkan dengan pernikahannya yang dibatalkan.
Berbagai macam rencana kini terus berputar dipikirannya untuk membalas keluarga Farhan.
.
.
.
Sementara itu ditempat lain...
Meski tubuhnya yang terasa lelah karena seharian mengitari jalanan namun itu tak mampu membuat Farhan bisa tertidur lelap malam ini. Didalam kamarnya ia terus menatap foto Farzan di ponselnya sambil rebahan diatas ranjangnya. Rasanya sudah tak sabar untuk segera bertemu putranya itu namun ia harus menahan diri seperti apa yang dikatakan oleh Juna beberapa saat lalu.
Adik iparnya itu mengatakan ia akan bertemu Zana sesuai dengan rencana yang sudah dibuat oleh Farzan. Dan ia harus bersabar menunggu waktu itu tiba.
Puas menatap foto Farzan iapun mengusap layar ponselnya itu mencari fotonya yang sedang berpelukan dengan Zana ketika masih di rumah sakit.
Senyum tipis tersungging di bibirnya menatap foto itu. Entah kenapa ia merasakan kehangatan saat memeluk tubuh Zana saat itu. Dan rasanya ia menginginkannya lagi.
"Ah apa-apaan aku ini, kenapa aku jadi berpikir kotor seperti itu. Tidak tidak, ayo Farhan kau harus berpikir jernih." Farhan pun menyimpan ponselnya diatas nakas lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Selama ini ia tidak pernah sekalipun memikirkan soal wanita, tetapi Zana sudah membuat pikirannya tercemar meskipun wanita itu tidak melakukannya.
"Sepertinya aku ini sudah gila," gumamnya yang kini tengah menutup wajahnya dengan bantal guna menghalau bayang-bayang wajah Zana yang seakan berada dihadapannya. Bagaimana ketika wanita itu menatapnya seakan nyata ia rasakan.
Sepanjang malam itu Farhan habiskan dengan terus berpindah-pindah tempat didalam kamarnya, membuat badannya menjadi gerah meskipun AC sedang menyala. Jika saja ia menyimpan obat tidur, mungkin ia sudah akan meminumnya sebanyak mungkin agar bisa tertidur dengan pulas dan tidak memikirkan Zana lagi. Wanita itu benar-benar sudah meracuni otak polosnya yang selama ini tidak pernah memikirkan apapun tentang makhluk yang bernama wanita selain mama dan adik perempuannya.
.
.
.
TBC.......✨✨✨
Agak sedih ya liat retensi karya dibawah nilai rata-rata. Mau gimana lagi, author tidak bisa mengendalikan pembaca agar konsistensi baca. Bukan sekedar like tanpa baca, atau subscribe dan bacanya nanti pas bab banyak, tapi pas baca malah lompat-lompat bab. Hadeuh, author gak punya kendali untuk itu. Wkwkw jadi curhat ni 🤭🤭TAPI POKOKNYA TERIMAKASIH BANYAK BUAT YANG UDAH KONSISTEN YA, LOPE YOU ALL. 😍😍😍 Dan terimakasih banyak buat yang udah ngasih gift, vote dan nonton iklan. 🙏🙏🙏