Lin Yan merupakan anak dari ketua sekte Linyu yang tak dianggap di dalam sektenya sendiri setelah kedua orang tuanya meninggal, berbekal kalung leluhur pemberian sang ayah semasa masih hidup, Lin Yan mulai melakukan perjalanan untuk menjadi kuat dengan bantuan kekuatan rahasia yang tersembunyi di dalam kalung leluhur miliknya, bagaimana keseruan cerita ini ikuti terus ya alur ceritanya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemukan Harta Karun Pagoda 9
Lin Yan telah tiba di tempat jenderal Rugo berada, dan dia sangat terkejut melihat pengikutnya itu tengah melakukan kultivasi pemulihan diri.
Lin Yan kemudian melihat adanya pertarungan yang terjadi antara tiga orang cultivator, di mana satu orang tengah melawan dua orang cultivator lainnya, dan Lin Yan perlahan-lahan mengerti ternyata mereka tengah memperebutkan sebuah artefak kuno.
Jendral Rugo pada akhirnya membuka matanya dan tersenyum ke arah Lin Yan, semua itu terjadi karena rasa khawatir jenderal Rugo kepada Lin Yan kini telah hilang.
"Rugo maafkan aku terlambat datang ke tempat ini sehingga membuatmu terluka," ucap Lin Yan.
"Aku tak permasalahkan hal itu yang terpenting bagiku kakak pertama saat ini baik-baik saja, karena selama ini aku mengira kakak pertama mendapatkan sebuah masalah hingga tak datang memenuhi panggilanku," jawab jendral Rugo.
Dengan memegang bahu jenderal Rugo Lin Yan kemudian berkata. "Saat ini aku baik-baik saja dan terima kasih kau telah mengkhawatirkanku," ucap Lin Yan.
Lin Yan kemudian menatap ke arah ketiga cultivator yang tengah bertarung, kemudian berkata.
"Apakah kau juga menginginkan artefak kuno yang diperebutkan oleh mereka?" tanya Lin Yan.
"Benar sekali kakak pertama, sebelumnya lonceng emas itu berada di tangan ku namun mereka datang untuk merebutnya hingga aku terluka, dan kali ini sudah waktunya aku merebut apa yang telah menjadi milikku kembali," jawab Rugo.
"Jika memang begitu keinginanmu aku pasti akan membantumu, ayo Rugo kita segera mengambil apa yang telah menjadi milikmu, dan setelah itu kita akan pergi menuju ke pagoda tingkat 9 untuk mencari harta berharga di sana," ucap Lin Yan.
"Kakak pertama mengapa kau pertanyakan lagi untuk mencari benda berharga di dalam pagoda tingkat 9, bukankah sudah kukatakan jika penjaga pagoda merupakan seorang cultivator hebat yang tak mampu untuk kita kalahkan, jika kita memaksakan diri bukankah hal itu akan mencelakakan diri kita sendiri," jawab jendral Rugo.
"Saat ini tak ada satu cultivator yang mengetahui jika penjaga pagoda 9 tak lagi menjaga pagoda, dan tentu saja jika kita duluan yang masuk ke sana maka kita yang akan memiliki semua semua benda berharga yang berada di dalam pagoda, percayalah aku tak mungkin mengatakan hal bohong kepadamu," ucap Lin Yan.
"Aku percaya perkataanmu kakak pertama, ada baiknya kita selesaikan masalah yang ada di tempat ini terlebih dahulu," jawab Rugo.
Setelah sejenak melakukan percakapan, pada akhirnya keduanya segera melesat menuju ke tempat terjadinya pertarungan di antara tiga cultivator.
Ketiga cultivator begitu sangat terkejut mendapatkan serangan dari dua orang asing yang baru saja datang, hingga pada akhirnya mereka semua harus kalah dalam pertarungan itu, akibat telah banyak energi yang mereka keluarkan dalam melakukan pertarungan sebelumnya.
Setelah mengalahkan ketiga cultivator dan jendral Rugo telah mendapatkan kembali lonceng emas yang diinginkannya, membuat sang jenderal segera mengajak Lin Yan untuk pergi ke pagoda tingkat 9.
Keduanya kemudian melesat cepat menuju ke arah pagoda tingkat 9, dan pada akhirnya mereka berdua tiba di gerbang pagoda tanpa adanya gangguan dari penjaga pagoda.
Lin Yan dan jendral Rugo telah memasuki pagoda, dan tentunya sasaran mereka adalah tingkat ke-9 dari pagoda itu.
Dari kejauhan Yu Fang, Lin Sha dan Yin Yi melihat Lin Yan yang telah berhasil menerobos masuk ke dalam pagoda 9, buru-buru mereka bergegas untuk menyusulnya.
Sementara itu Lin Yan dan jenderal Rugo telah berhasil naik ke tingkat 9 pagoda tanpa adanya sebuah halangan, dengan penglihatan yang diberikan pedang Asura Lin Yan berhasil menemukan tempat penyimpanan seluruh harta dan benda berharga yang dimiliki cultivator penguasa.
Keduanya begitu takjub dengan semua koleksi dari cultivator penguasa, di sana terdapat berbagai macam senjata, pil obat berkualitas tinggi, kitab-kitab seni bela diri, dan masih banyak lagi barang-barang dan benda berharga lainnya yang tak bisa disebut satu persatu, memenuhi ruangan itu.
Mata Lin Yan dan jendral Rugo saat ini tertuju pada tumpukan gunungan kecil batu energi, dan tentu saja membuat keduanya hanya bisa berdecak kagum dan menggelengkan kepala, karena batu energi itu begitu sangat berlimpah di dalam ruangan itu.
Lin Yan dan jendral Rugo berkeinginan untuk membawa semua benda berharga itu, namun yang menjadi polemik bagi mereka adalah alat untuk membawa semua benda-benda berharga yang ada di tempat itu, hingga pada akhirnya Lin Yan menemukan sebuah gelang yang merupakan alat untuk menyimpan semua barang yang ada di dalam ruangan itu.
"Rugo bukan kah ini adalah gelang dimensi ruang?" tanya Lin Yan.
"Benar sekali kakak pertama, dengan gelang itu kita bisa membawa semua barang-barang ini keluar dari dalam pagoda, gelang dimensi ruang merupakan tempat penyimpanan yang tak terbatas," jawab jendral Rugo.
Mendengar jawaban jenderal Rugo membuat Lin Yan segera meneteskan darahnya ke atas gelang, hingga pada akhirnya gelang dimensi ruang mengakui Lin Yan sebagai tuan barunya.
Tak membuang-buang waktu lama Lin Yan segera memasukkan seluruh benda berharga yang ada di dalam ruangan itu ke dalam gelang dimensi ruang, hingga tak ada satu pun barang berharga yang tersisa di tempat itu.
Setelah mendapatkan semua harta karun yang berada di tingkat 9 pagoda, Lin Yan kemudian mengajak jendral Rugo untuk keluar dari dalam pagoda agar bisa kembali ke suku harimau darah.
Saat keluar dari tempat penyimpanan benda berharga koleksi cultivator penguasa, keduanya kini dihadapkan oleh tiga orang cultivator muda yang sedari tadi tengah mencari-cari keberadaan mereka.
Lin Sha cukup terkejut mengetahui salah satu orang yang telah memasuki pagoda tingkat 9 adalah Lin Yan, tentu saja membuat Lin Sha tertawa mengejek sambil berkata.
"Ha.., ha.., ha.., tak kusangka kau masih hidup dan kita bertemu kembali di tempat ini, Lin Yan kali ini kau tak akan mungkin bisa hidup lagi karena aku akan segera membunuhmu, karena saat ini tak ada lagi yang bisa melarang ku untuk menghabisimu!" ucap Lin Sha.
Lin Sha yang ingin menyerang Lin Yan tiba-tiba dicegat oleh Yu Fang, yang membuat Lin Sha mengurungkan niatnya untuk menyerang Lin Yan.
"Mengapa kau menahanku untuk menghabisi sampah dari sekte ku itu tuan Yu Fang?" tanya Lin Sha.
"Aku menginginkan gelang dimensi yang dipakainya, setelah aku mendapatkan gelang itu kau boleh melakukan apa saja kepadanya," jawab Yu Fang dengan wajah tanpa ekspresi.
Jendral Rugo yang memang sudah merasa geram saat Lin Sha ingin membunuh kakak pertamanya, ditambah lagi dengan keinginan Yu Fang mengambil gelang dimensi yang dipakai Lin Yan, membuat jendral Rugo seketika itu juga berjalan ke depan sambil mengeluarkan aura alam saint puncak dan berkata.
"Kalian bertiga harus melangkahi mayatku dulu sebelum kalian melakukan hal buruk kepada kakak pertamaku," ucap jendral Rugo.
Yin Yi yang tadinya diam pada akhirnya berkata.
"Oh ternyata ketua suku harimau darah ya, aku ingin kau segera pergi dari tempat ini karena aku hanya berurusan dengan pemuda itu, dan jika kau tak mengindahkan perkataan ku maka suku harimau darah akan berurusan dengan sekte menara es ku," ucap Yin Yi dengan penekanan di dalam perkataannya.
"Aku telah mendengar kebesaran nama sekte menara es tapi itu semua hanya berlaku di luar sana dan tak berlaku di tempat ini, jika kau ingin berurusan dengan kakak pertama ku maka aku tak segan-segan untuk menghabisimu," jawab jendral Rugo tak kalah sengitnya.
Lin Yan kemudian berjalan mendekati jenderal Rugo dan berkata.
"Aku sebelumnya telah mengalahkan Qin Zen di dalam sebuah pertarungan, dan saat ini kau ku perkenankan untuk mencari lawan tarung dan sisanya berikan kepadaku," ucap Lin Yan.
"Kakak pertama serahkan wanita itu padaku biar aku yang akan membungkam mulut besarnya," jawab jendral Rugo.
Jendral Rugo sengaja memilih satu orang untuk menjadi lawan tarungnya, karena sang jenderal tahu jika kakak pertamanya memiliki kemampuan yang melebihi dirinya, semua itu terbukti saat pertarungannya di suku rubah suci.
"Baiklah biar aku yang akan menghadapi pemuda dari sekte 1000 pedang, dan sepupuku dari sekte Linyu," ucap Lin Yan.
Bersambung