Naura ayu harus menelan pil pahit ketika calon suaminya arfan harlan berselingkuh dengan seorang wanita bernama elviana stefany, padahal beberapa hari lagi mereka akan menikah.
Naura pun mencari tahu siapa wanita yang menjadi selingkuhan calon suaminya itu, dan ternyata ia adalah wanita bersuami akhirnya mau tak mau naura mengadu pada suami elvi yang ternyata adalah jendral arsyad. pria dimasa lalunya.
Siapa jendral arsyad itu ? apa hubungan mereka berdua dimasa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sidang kedua.
Bu vanya yang tengah makan siang dengan suaminya, entah kenapa ia merasakan firasatnya buruk. Sejak mengenal naura hatinya terus menerus ingin bertemu, seolah ada magnet yang menariknya untuk bertemu dengan naura wanita itu.
Makanan mahal nan lezat yang terhidang dimeja makan, seakan tak ada apa-apanya dilidah wanita paruh baya itu. Tubuhnya terasa lesu, seolah tak ada tenaga hanya untuk tersenyum saja.
" Kenapa mah? Kok diem" tanya suaminya, ketika melihat istrinya hanya mengaduk makanannya saja.
" Firasat aku gak enak sejak pagi, ada apa ya pah kira-kira?" ujarnya tanpa menoleh.
" Wajar lah mah, kan ana lagi sidang perceraian hari ini" sahut pak wisnu menyuapkan makanannya ke dalam mulut.
" Sepertinya bukan karena itu, sidang pertamanya saja perasaan mamah biasa-biasa saja pah" imbuh bu vanya menaruh sendoknya, lalu mengambil gelas yang berisi sirup oren dan meminumnya sedikit.
" Justru fikiran mamah malah tertuju pada naura pah, mamah heran dengan wanita itu. Hati mamah merasa dia benar- benar alisha, kita lakukan tes DNA ya pah" sambil memegang tangan pak wisnu, bu vanya berujar.
Pak wisnu menaruh sendok dan garpunya, ia mengelap sudut bibirnya dengan tisu. " kita lakukan saja nanti ya mah" ujarnya.
Bu vanya menghembuskan nafasnya, " Jangan bilang semua karena ana, papah terlalu memanjakannya. Lihat sekarang anak itu, bikin malu saja" ujarnya beranjak dari tempat duduknya.
Sedangkan pak wisnu hanya diam saja, ia tinggal menunggu hasil lab nya yang memakan waktu kurang lebih 3 minggu.
...****************...
Setelah melewati jalanan sepi, jendral kembali mendapat kiriman lokasi dari anak buahnya. Sebuah mobil yang menjadi sasaran pelacakan masih berada di jakarta, hanya saja jalanan yang dilewati sangat sunyi.
Terlihat anak buah jendral sudah menunggu di sebuah tempat yang tak jauh dari mobil target.
" Kalian yakin mereka berada disini?" tanya jendral yang sudah turun dari mobilnya berbaur dengan anak buahnya.
" Yakin bos, sesuai pelacakan lewat maps kita bisa menemukannya dengan mudah. Sepertinya mobil mereka menggunakan GPS Tracker" papar ketua dari anak buahnya.
" GPS Tracker ... Jangan-jangan ... " ujar jendral, matanya melebar dan kedua tangannya terkepal ia tahu siapa yang bekerja sama dengan mantan istrinya itu.
GPS Tracker adalah perangkat yang biasa dipakai oleh perusahaan rental mobil agar bisa melacak keberadaan mobil untuk mencegah pencurian juga lain sebagainya.
Sementara di dalam rumah tua itu, naura memotong tali tambang oleh pecahan kaca itu perlahan. Sesekali ia meringis kala pecahan itu mengenai tangannya.
Butuh waktu yang lama, hingga akhirnya tali itu terlepas. Namun, pintu itu kembali terbuka. Dadanya kembang kempis melihat pria itu muncul lagi. Ikatan di tangannya sudah terlepas, namun tangannya masih menggenggam potongan kaca untuk melindungi diri.
" Kita lanjutkan yang tadi ya sayang, maaf aku lama " ujar arfan tertawa puas.
Arfan berjongkok agar posisi mereka setara, lalu mengusap pipi naura dengan lembuat.
" Aku merindukanmu sayang" ujar pria tersebut.
Naura menatap arfan dengan tajam, " Sudah kukatakan dari awal jangan bermimpi' ujar wanita itu.
Naura menyayat wajah arfan dengan serpihan kaca itu, membuat lelaki itu memekik kesakitan.
" Ah sialan kau naura" teriak arfan mengumpat sambil menyentuh wajahnya yang mengeluarkan cairan merah itu, lalu ia mengusapnya perlahan untuk menghilangkan noda merah yang terus keluar.
Naura segera melepaskan tali yang mengikat kakinya, hingga ia bisa berdiri dan berlari. Namun arfan segera menariknya.
" Kurang ajar kau" umpat lelaki itu.
Plak
Sebuah tamparan keras membuat tubuh naura tersungkur, arfan menarik tangannya kembali. Lalu mencengkeram leher wanita itu.
" Berani sekali kau lakukan ini padaku, mau cari mati ya" ujar arfan dengan suara tinggi.
Naura dihempaskan, hingga tubuhnya terbentur ke tembok.
" Baik jika kau tak mau aku bersikap lembut, akan ku beri tahu bagaimana cara bersikap kasar" ujar lelaki itu berseringai.
Arfan menarik rambut naura, lalu membawanya ke kursi lapuk yang ada di ruangan kotor itu.
Bruk
Tubuh wanita itu terjerembap, dengan sisa tenaga naura meronta-ronta kala arfan hendak menggaulinya dengan paksa.
" Lepaskan aku ... Lepas" teriak naura berusaha melepaskan diri.
" Berteriaklah! tak akan ada yang menolongmu disini" ujar arfan melanjutkan aksi kotornya itu.
Sementara naura terus meronta dan arfan terus menelisik baju naura bahkan merobeknya, hingga kancing bajunya terlepas.
Tiba-tiba suara dobrakan pintu terdengar, menghentikan tindakan bejat pria itu. Mata arfan membelalak melihat sosok yang datang menghentikan aksinya.
"Jendral" gumam lelaki itu hampir tak terdengar.
Naura menangis deras, menatap jendral yang melihatnya dalam Keadaan terhimpit oleh tubuh arfan. Merasa kotor, itulah yang ada dalam fikirannya.
" Brengsek" umpat jendral yang mendekat, lalu menarik kerah baju arfan dan memukulnya.
Pukulan demi pukulan ia layangkan pada pria yang membuatnya murka, beberapa kali tubuh arfan tersungkur beberapa kali pula pukulan mendarat ditubuhnya.
Kaki jendral menginjak dada arfan, ingin ia tuntaskan jika bisa ia bunuh sekalian pria itu. Namun, suara isakan naura seolah menghentikannya.
Wanita itu lebih berarti dari pada bajingan yang tak sadar itu. Jendral menghentikan aksinya, lalu berjalan mendekati naura. Ia melihat baju bagian atas wanita itu sobek, segera ia melepaskan jasnya dan memakaikannya pada naura untuk menutupi tubuh wanita itu.
" Seret dia kekantor polisi" titah jendral pada anak buahnya.
" Buat dia membusuk dipenjara" ujarnya lagi, lalu merangkul tubuh naura dan menuntunnya keluar dari gudang tersebut.
Saat berjalan, naura pingsan membuat lelaki itu semakin cemas. Ia pun menggendong wanita itu ala bridal segera.
...****************...
Dipengadilan negri, sidang kedua perceraian jendral dan elviana masih berlangsung. Dengan senyum mengembang pak yus pun berujar.
" Yang mulia, saksi sudah berbohong" ucap pengacara itu.
" Jika memang mereka melihat perselingkuhan penggugat, seharusnya mereka tahu apa dan bagaimana wajahnya . Tapi apa, mereka tak mengenalnya sama sekali" ujar pak yus.
" sekarang saya tanya sekali lagi, jawaban mereka pasti akan sama atau mungkin berbeda. Karena apa , bisa saja mereka dapat uang untuk berbicara disini" ucap pak yus lagi menyindir, lalu menatap ke arah lawannya.
Brak
Suara meja yang digebrak elviana mengejutkan semua orang.
" Saya tidak menyuap mereka, untuk apa saya menyuap keluarga miskin seperti mereka" ujar elviana dengan nada tinggi.
Semua orang disana dibuat terkejut dengan sikap wanita itu, berbeda dengan pak yus yang langsung melukis senyum
" Saya tidak bilang begitu, saya hanya bilang bisa saja mereka dapat uang untuk berbicara disini" ucap pak yus menjelaskan.
Elviana merasa terpancing mendengarnya, ia menoleh ke arah pengacaranya. Dan pria paruh baya itu menjawab dengan anggukan.
Setelah elviana duduk kembali, pengacaranya mencondongkan tubuhnya ke sisi elviana.
" Tenang lah bu, pak yus sedang mencoba menjebak ibu" ujarnya geram.
" Hanya itu pertanyaan dari saya yang mulia, terima kasih" ucap pak yus.
Pak yus kembali ke kursi dan melirik arlojinya, kliennya belum juga datang begitu juga saksinya . Sementara suasana sidang semakin tegang dengan kemarahan elviana.