Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Korban Pembullyan
Viera akhirnya pasrah saat Raffi mengatakan dengan tegas akan memproses pelaku pembullyan Viera di sekolah. Dia hanya bisa berharap, jika prosesnya nanti tidak akan membuat beasiswanya jadi terancam seperti janji Raffi kepada dirinya.
Setelah cukup lama berbicara dengan Viera, Raffi langsung saja menemui kepala sekolah dan menceritakan kasus Viera kepada sekolah. Bukan hanya sekedar memberitahu, Raffi juga sedikit memarahi kepala sekolah karena tidak cepat tanggap dengan permasalahan di sekolah yang ia pimpin.
"Astaga, maafkan saya Bapak Raffi, saya tidak tahu jika sudah terjadi kasus pembulian di sekolah ini." Kata kepala sekolah memasang wajah bersalah.
Raffi menggelengkan kepalanya. Dia menolak permintaan maaf tersebut karena menurutnya permintaan maaf kepala sekolah sudah tidak artinya.
"Sekarang saya minta Ibu untuk mengumpulkan anak-anak di sekolah ini di aula sekarang juga!" Titah Raffi.
Kelala sekolah langsung saja mengiyakannya tanpa pikir panjang. Dia langsung saja memberikan penguman pada setiap siswa untuk segera berkumpul di aula sekarang juga.
Beberapa siswa yang masih sibuk belajar di kelas dibuat bertanya-tanya kenapa mereka dikumpulkan di saat jam pelajaran seperti saat ini. Namun karena hal tersebut adalah sebuah perintah, mau tidak mau mereka meninggalkan pelajaran sesuai dengan arahan guru dan segera pergi ke aula.
"Menurutmu kenapa kita dikumpulin di aula sekarang?" Tanya Niki pada Putri.
"Mana aku tahu. Tanteku juga gak ada kasih informasi jika kita bakalan dikumpulin sekarang." Balas Putri malas.
Niki mengangguk-anggukkan kepala. Jika tidak ada informasi yang diberikan kepala sekolah kepada Putri, itu berarti ada urusan penting yang mendadak yang membuat mereka jadi dikumpulkan di aula sekarang juga.
Tiba di aula, beberapa siswa kembali dibuat bertanya-tanya saat melihat kepala sekolah beserta jajarannya sudah duduk di kursi yang berada di atas panggung. Bukan hanya kepala sekolah serta jajarannya saja, Bapak Raffi Anggoro pun turut duduk di sana.
"Kira-kira ada urusan apa ya sehingga Bapak Raffi kembali datang ke sekolah kita?" Pertanyaan demi pertanyaan mulai terdengar oleh sepasang telinga Putri. Wanita yang berstatus keponakan dari kepala sekolah itu ikut dibuat bertanya-tanya seperti yang lainnya.
Tak berselang lama setelah seluruh siswa berkumpul di dalam aula, kepala sekolah yang bertugas sebagai juru bicara segera membuka suara dan meminta perhatian para siswa tertuju kepada dirinya. Setelah kepala sekolah menyebutkan maksud dan tujuannya mengumpulkan para siswa saat ini, para siswa dibuat terkejut dan bertanya-tanya tentang siapakah orang yang sudah dibully di sekolah tersebut dan siapakah pelakunya.
Putri yang menyadari jika dirinya kemarin sempat menjadi pelaku pembulian terdiam. Dia menatap ke sekitarnya mencari keberadaan Viera. Firasatnya berkata jika Viera sudah melaporkan kejahatannya tersebut kepada tantenya atau kepada Bapak Raffi Anggoro.
Baru saja mencari keberadaan Viera, kini sosok yang dicari oleh Putri terlihat menampakkan batang hidungnya di atas panggung. Wanita yang sudah dilukai hati dan fisiknya itu oleh Putri nampak tertunduk berdiri di atas panggung dengan didampingi oleh Bapak Raffi Anggoro.
"Kalian bisa lihat ke arah panggung, di sini ada Viera yang menjadi korban pembullyan di sekolah ini." Kata Raffi yang sudah dipersilahkan untuk berbicara oleh kepala sekolah.
Para siswa terkesiap. Mereka sontak menatap pada Putri yang selama ini acap kali menjadi tersangka pembullyan pada Viera. Ditatap demikian oleh banyak orang terutama teman-teman di kelasnya, membuat Putri melototkan kedua bola matanya pada mereka karena merasa tidak suka.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗