Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Alasan Sebenarnya
Seburuk apapun sikap Zyan , yang dia ingat dia tidak pernah dirinya menentang orang tuanya, atau berniat menyakiti orang tuanya.
Seperti saat orang tuanya memaksa Zyan untuk menikahi, Annisa, jujur awalnya memang Zyan menolak, namun pada akhirnya Zyan menerima karena tidak ingin membuat orang tuanya kecewa.
Zyan sedari kecil hanya menjadi seorang anak yang menurut pada kedua orang tuanya, sejujurnya benar kata Bu Rani yang selalu menentang hubungannya dengan Tamara, karena sejak bersama Tamara kepribadian Zyan sedikit berubah, Zyan mulai minum minuman keras, dan pergi ke club malam.
Namun beruntung nya Zyan memiliki orang tua seperti pak Malik dan Bu Rani, yang selalu mengingatkan dirinya.
Suasana sedikit tegang dengan hanya suara jam dinding yang terdengar dari masing-masing telinga.
"Zyan" Panggil pak Malik dengan suara dingin.
Zyan menoleh pada pak Malik, tanpa memberi jawaban
"Suruh wanita itu keluar, papa ingin bicara denganmu" Ucap pak Malik lagi.
Tidak menunggu lama Zyan pun menarik pergelangan tangan Tamara dan memintanya untuk keluar dari ruang kerjanya.
"Zyan " Pekik Tamara dengan wajah yang di buat memelas.
"Om .. Om .. Om Kita harus bicara !" Pinta Tamara yang tidak ingin keluar dari ruangan tersebut.
Pak Malik hanya bergeming mendengar ucapan Tamara.
Setelah berada di luar ruangan Zyan, Zyan mengibaskan tangan Tamara begitu saja, hingga Tamara hampir saja terpental. Beruntung model kenamaan itu terbiasa mengenakan heels, sehingga dirinya tidak sampai terjungkal.
"Stop !" Pinta Tamara penuh permohonan.
Zyan hanya bergeming.
"Urusan kita belum selesai " Ucap Tamara lagi dengan sedikit berbisik, Namun mata menatap tajam pada Zyan, kesal hatinya melihat perlakuan Zyan yang begitu acuh.
Setelah kepergian Tamara Zyan kembali masuk kedalam ruangannya. Pak Malik dan Bu Rani telah duduk di sofa ruang kerja Zyan
Dengan langkah gontai Zyan menghampiri kedua orang tuanya, dan duduk di sebelah Bu Rani yang sedari tadi hanya menundukkan wajahnya.
Sejenak suasana menjadi sunyi, hanya tatapan tajam yang saling memberi arti
"Zyan" Panggil pak Malik pada putranya.
Zyan pun mendongakkan wajahnya menatap sendu sang ayah, menyadari kesalahan yang dia lakukan, meski tidak sepenuhnya kesalahannya.
"Apa benar kau telah menghamili wanita itu ?" Tanya pak Malik tegas
Zyan hanya menggelengkan kepala "Tidak pa !, Zyan tidak pernah melakukanya " jawab Zyan cepat
"Zyan ! " sergah Bu Rani
Zyan kembali diam, karena jika sudah berhubungan dengan Ibu nya maka dia tidak akan berani membantah.
"Ibu tidak tahu harus bagaimana, yang jelas tindakanmu sangat tidak di benarkan !" timpal Bu Rani
"Sungguh Bu , Zyan tidak pernah melakukan Apapun dengan Tamara " ucap Zyan memberi penjelasan.
"Jangan sebut wanita itu !" Ketus Bu Rani pada sang putra.
Zyan tidak dapat berkata lebih, karena sejujurnya ucapan Tamara sebelumnya juga sangat gamang baginya. Jujur Zyan merasa memang tidak pernah melakukan cinta satu malam dengan Tamara, namun apa yang di katakan Tamara ada benarnya , karena saat itu Zyan sedang sangat mabuk, tidak menutup kemungkinan mereka melakukan hal itu.
"Kenapa kau bodoh sekali Zyan !, bisa -bisanya kau menghamilinya " Pekik pak Malik kesal.
"Mau ditaruh mana muka papa, bagaiman papa menjelaskan pada Ali " ucap pak Malik dengan nada gusar
"Papa tidak habis pikir , Jika mereka mengetahui hal ini sudah pasti pernikahan mu dan Annisa akan batal " ucap pak Malik yang mulai gundah
Sejujurnya memang ada niat terselubung dalam pernikahan antara putranya, dan putri Abi Ali yaitu Annisa.
Pak Malik ingin memulihkan nama baiknya dari gosip miring yang sedang sangat santer membicarakannya, sebagai pejabat pemerintahan simpang siur tentang dirinya yang terlibat aksi korupsi, hal itu cukup membuat nama terang pak Malik menjadi meredup.
Dan saat ini pesantren Abi Ali merupakan salah satu pesantren terbaik di negri ini, setidaknya dengan menikahkan Zyan dengan Annisa, nama baiknya akan kembali pulih, dan harapannya gosip yang beredar tidak sampai ke mana-mana.
Begitu kira-kira harapan pak Malik, namun mengingat sang putra telah berbuat ceroboh, pak Malik tidak yakin rencana nya akan berjalan dengan mulus.
Sedikit jahat memang memanfaatkan teman untuk keuntungan pribadi, seperti yang di lakukan pak Malik saat ini pada Abi Ali.
"Zyan juga tidak ingin membatalkan pernikahan ini pa, Zyan tidak mau kehilangan Annisa " Ucap Zyan tegas
"Papa tidak tahu lagi harus berbuat apa " ucap pak Malik. bingung.
"Sudah, kita tetap harus melanjutkan rencana pernikahan kalian, mengenai wanita itu kita pikirkan nanti, setelah kamu menikah dengan Annisa " Ucap pak Malik memberi saran.
Dan Bu Rani pun menganggukkan kepala, menyetujui saran dari suaminya.
Begitu juga Zyan, meski merasa ini sedikit jahat namun dirinya juga menyetujui saran dari pak Malik.
Sejujurnya Zyan merupakan pria yang baik, dia hanya tidak berdaya untuk menolak permintaan orang tuanya. Namun Zyan pun juga sadar jika permintaan orang tuanya itu sejujurnya juga untuk kebaikan dirinya sendiri, meski ada niat lain dari orang tuanya.
"OOO... Jadi begitu rupanya rencana kalian" Gumam Tamara yang ternyata masih berdiri di balik pintu ruangan Zyan
Tamara seolah mendapatkan kartu as, dia begitu bahagia dan merasa sedang berada di awang-awang, memikirkan sesuatu yang hanya dirinya saja yang tahu.
***
Bandara Internasional Dubai (DXB).
Yasmine yang merasa keinginan nya akan di kabulkan oleh Daddy nya merasa begitu bahagia. Sedari pagi Yasmine bersikap sangat manis dan penurut, hal itu sedikit membuat Emran heran, namun Emran senang nyatanya kedekatan putrinya dengan Annisa membawa perubahan besar bagi Yasmine.
Menempuh perjalanan cukup lama, hingga menghabiskan waktu berjam-jam di dalam pesawat, tidak sedikitpun membuat Yasmine jenuh atau rewel, justru dia sangat menikmati perjalanan ini dengan sangat bahagia.
Senyum manis tidak pernah lepas dari bibir mungilnya, membawa boneka taddy kesayangannya, yang selalu di mainkan dimanapun dan kapanpun
"Daddy ?" Panggil Yasmine lirih
"em " Jawab Emran dengan melepas kaca mata hitam yang menempel di mata nya
"Apa kita masih lama ?" Tanya Yasmine tidak sabar
Emran tersenyum "Masih sayang , Tidurlah setelah sampai Daddy akan membangunkan mu " Pinta Emran pada Yasmine.
Yasmine menganggukkan kepala, menurutku apa apa yang di katakan oleh Daddy nya.
Memikirkan bagaimana respon Annisa setelah bertemu putrinya membuat Emran sedikit galau, pasalnya dia sendiri tidak menjamin pertemuan ini akan berjalan lancar
Mengingat apakah Annisa akan bersikap baik pada putrinya ataukah sebaliknya, hal itu cukup menyita pikiran Emran.
"Tuan !" sapa Amir dengan menundukkan kepala.
"Ada yang bisa saya bantu ?" tanya Amir yang menyadari jika Emran sedari tadi hanya memijat pelipisnya.
Emran mengibaskan tangannya "Tidak " Jawab nya singkat
Amir pun kembali ke posisi duduknya semula
***