RAHASIA SANG SEKRETARIS

Setelah memborong semua gaun yang dicoba Alicia, mereka berdua pun pergi ke restoran fancy yang sudah dipesan Bhaskara. Bhaskara tak henti-hentinya memuji penampilan Alicia sepanjang perjalanan. Membuat Alicia sontak tersipu malu.

Baru saja berjalan masuk restoran, mata Alicia menangkap sesosok pria yang sangat ia kenali. Itu adalah Niko. Tentu saja Alicia buru-buru melepaskan genggaman tangan mereka berdua.

"Ada apa?" Bhaskara langsung protes. "Kenapa tangannya dilepas?"

"Arah jam satu! Arah jam satu!" Alicia berbisik sambil memberi kode. Bhaskara pun menoleh dan terkejut saat melihat Niko.

"Mumpung dia belum lihat, ayo kita cepat pergi dari sini," bisik Alicia lagi. Bhaskara mengangguk. Mereka berbalik badan untuk keluar dari restoran, tapi sebuah suara segera menahan mereka.

"Pak Bhaskara? Loh, ada Alicia juga!"

Alicia sontak menelan ludah. Sekarang posisinya serba salah. Mau tak menyapa, sudah terlanjur terlihat. Bisa-bisa nanti Niko malah curiga.

"Eh, Mas Niko," Alicia berbalik dan menyapa Niko seolah tak ada yang salah. "Kebetulan ya kita ketemu di sini,"

"Iya," Niko melirik Bhaskara yang menatapnya tajam. "Halo Pak,"

"Hm," Bhaskara menjawab singkat. Wajahnya menahan kesal.

"Kalian kok bisa bareng? Jangan-jangan..." Mata Niko tampak memicing curiga. Alicia menelan ludah gugup, sementara Bhaskara tetap berdiri dengan tenang. "...ada rapat dengan klien?"

"Ah..." Alicia sontak menghela napas lega. "Iya Mas. Kebetulan kami baru selesai rapat dan mau mampir makan ke sini," Alicia mengarang alasan.

"Wah, kebetulan banget!" Niko berkata dengan nada girang, lalu menatap Bhaskara. "Sebenarnya, tadi saya ke sini karena mau self reward, tapi ternyata restoran udah penuh. Pak, saya boleh ikut gabung sama kalian, nggak?"

Bhaskara membuka mulut, hendak menjawab. Tapi Alicia sudah keburu menyahut. "Tentu saja! Boleh dong!"

Bhaskara sontak melotot ke arah Alicia. Alicia hanya memberikan kode dengan tatapan memelas.

"Kamu harus terima hukuman kamu setelah ini," bisik Bhaskara pada Alicia saat Niko tidak memperhatikan mereka. Alicia hanya mengangguk, sekarang yang paling penting adalah menyelamatkan mereka dari kecurigaan Niko.

...----------------...

Mereka akhirnya duduk di meja yang telah dipesan Bhaskara, meskipun suasananya jauh dari kata romantis seperti yang diharapkan Bhaskara. Niko tampak mengoceh sepanjang waktu, memuji interior restoran lah, pemandangannya yang indah, sampai makanannya yang enak tapi mahal. Sementara Alicia hanya bisa duduk dengan tegang, berusaha menyembunyikan kegugupannya. Bhaskara sendiri terlihat tenang, tapi sorot matanya tajam mengawasi setiap gerak-gerik Niko.

"Alicia," Bisik Niko di tengah-tengah acara makan mereka. "Kalian habis ketemu sama siapa sampai harus rapat di hari minggu? Sampai pake baju formal segala,"

Alicia menelan ludah. "Eng, itu Mas..."

"Niko," tegur Bhaskara dengan suara rendah. "Jangan bicara saat makan,"

Niko langsung mengatupkan bibirnya dan melanjutkan makan. Alicia menghela napas lega. Di saat seperti ini, otoritas Bhaskara sebagai seorang bos sangat diperlukan.

Tapi, kelegaan Alicia tidak berlangsung lama. Karena tiba-tiba saja, Alicia bisa merasakan ada jemari yang mengelus lututnya. Alicia langsung menoleh dan menatap Bhaskara dengan ekspresi kaget.

Bhaskara malah pura-pura tidak tahu, menyesap anggurnya dengan tenang. Namun, jari-jarinya perlahan bergerak mengelus paha Alicia, membuat gadis itu semakin gugup. Alicia mencoba tetap terlihat santai di depan Niko, meskipun jantungnya serasa mau lompat dari dadanya.

Alicia berusaha menggeser kakinya, tapi tangan Bhaskara mencengkeramnya kuat. Alicia mendelik, berusaha memberikan peringatan lewat matanya, tapi Bhaskara hanya tersenyum santai.

Astaga, pria ini benar-benar...

Saat Niko pamit ke toilet, barulah Alicia bicara dengan Bhaskara. "Jagi, bisakah kamu berhenti? Saya jadi nggak bisa konsentrasi makan gara-gara kamu,"

Bhaskara hanya tersenyum kecil, tidak sedikit pun berniat menarik tangannya. "Saya sudah bilang kan, kalau kamu harus menerima hukumannya."

Alicia mendengus pelan, tapi tidak bisa berkata apa-apa lagi karena Niko sudah kembali ke meja. Ia hanya bisa berharap rekan kerjanya itu tidak menyadari perbuatan Bhaskara padanya.

...----------------...

"Terima kasih ya pak atas traktirannya," ujar Niko saat mereka keluar dari restoran. "Makanannya enak banget," lanjutnya sembari mengacungkan jempol.

"Ya, sama-sama," jawab Bhaskara singkat. Rupanya dia masih kesal karena Niko mengganggu acara kencannya dengan Alicia.

"Kalau begitu, saya pamit," Niko lalu beralih menatap Alicia. "Lis, mau bareng aku?"

"Eh?" Alicia menoleh terlebih dulu ke arah Bhaskara, seolah meminta persetujuan. Tapi mana mungkin pria itu menyetujuinya.

"Alicia berangkat bersama saya, jadi pulang harus bersama saya," kata Bhaskara tegas. Niko hanya bisa tersenyum, tak bisa membantah ucapan sang bos.

Mereka lalu berpisah di tempat parkir. Niko pergi terlebih dulu dengan mobilnya.

"Maksud kamu apa tadi mau ikut dengan Niko?" Bhaskara mulai menginterogasi Alicia setelah Niko pergi. "Kamu mau meninggalkan saya begitu saja?"

"Bukan begitu, Jagi," Alicia berusaha membela diri. "Saya hanya berpikir itu bisa membuat Mas Niko tidak curiga,"

"Tetap saja saya tidak suka," Nada bicara Bhaskara terdengar kesal. "Ayo, kita bicarakan lagi di tempat lain,"

"Eh? Bukannya kita sekarang mau pulang?" Alicia kebingungan.

Bhaskara menoleh dan menatap Alicia dengan tatapan tak percaya. "Apa maksudmu? Kita bahkan belum menyantap hidangan utamanya,"