Untuk menyembunyikan aib kakaknya. Alora terjebak hubungan dengan cowok misterius yang dijuluki si buruk rupa di sekolahnya
Siapa sangka dari hubungan tidak terduga itu timbul benih cinta, yakin cowok tersebut buruk rupa? Tetapi kenapa Alora sampai menyukainya, bahkan memberi cinta utuh untuknya, atau ada alasan dibalik julukan buruk rupa itu?
Cerita ini mengandung adegan sedikit kelewatan ya? haha.. menceritakan kenakalan remaja yang pernah hidup di negara luar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sama-sama Menikmati
Mobil mustang yang sempat menggegerkan murid-murid di sekolah berhenti di depan rumah megah. Alora melirik Sean yang sedang melepaskan sabuk pengaman, lalu menoleh ke arah Alora yang membuat gadis itu mengalihkan tatapan matanya. Ia merasa kepergok telah menatap Sean, dan membuat ia merasa tidak nyaman, namun belum sempat merasa tenang. Kenyaman Alora kini berganti menjadi kegugupan yang melanda dirinya. Napas Alora tertahan saat Sean tiba-tiba mecondongkan dirinya ke hadapan Alora.
Aroma khas seorang Sean yang disukai Alora semakin tercium dengan jelas. Alora yakin jika parfum yang digunakan Sean sudah pasti harganya mencekik untuk ia beli. Namun meski Alora menyukai harum itu. Alora tidak berniat untuk membeli. Ia hanya suka ketika mencium harum itu bukan berati ingin memiliki, lagi pula ia seorang gadis yang tidak akan cocok memakai parfum maskulin milik Sean.
"Eh," kaget Alora sontak membulatkan matanya.
Wajah keduanya kini saling berdekatan, bahkan deru napas Sean yang berhembus menyapu permukaan wajahnya. Alora terdiam dengan jantung yang sudah berdegup kencang.
Sialan, Alora tidak bisa mengendalikan dirinya, ia tanpa sadar menutup matanya seakan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Atau memang ia menginginkan nya.
Klik
Seat belt yang Alora kenakan terlepas. Alora membuka matanya secara perlahan, ia merasa bodoh karena sudah mengira Sean akan menciumnya, katakan lah pikiran Alora yang terlalu jauh, tetapi siapa pun itu jika diposisi Alora pasti mengira Sean akan menciumnya.
"Ayo," ajak Sean membuka pintu mobilnya.
Alora mencengkram tasnya kuat, ia benar-benar malu dengan kejadian baru saja. Tetapi mau bagaimana lagi sudah terjadi. Alora tidak mungkin mengembalikan nya.
Duduk di tempat yang sama seperti beberapa waktu lalu. Alora sudah tidak begitu canggung dengan Nila, asisten cantik yang bekerja di rumah Sean. Entah kenapa Alora merasa Nila tidak cocok menjadi seorang pekerja, wajahnya cantik dan juga masih cukup muda.
Tidak lama Sean datang dengan handuk di tangan nya, mencoba mengeringkan rambut basahnya di depan Alora.
Mata Alora mengerjap beberapa kali, ia mengamati gerakan Sean yang sialnya begitu menarik perhatiannya. Bahkan sekarang jika Alora bercermin, wajahnya seperti orang bodoh. Sayangnya ia tidak bisa melihat pantulan dirinya di depan cermin. Dan kini hanya Sean saja yang bisa melihat wajah bodoh Alora. Namun meski begitu wajah cantik yang terlihat bodoh itu justru menarik perhatian Sean. Cowok itu tanpa pikir panjang melempar handuknya ke arah Alora.
"Keringin rambut gue," ujar Sean sepeti sebuah perintah.
"Hah?"
"Keringin, rambut gue," ulang Sean.
Alora mengambil handuk tersebut setengah hati. Meski begitu ia bersiap melakukan nya.
"Tolong gitu kek," gumam Alora.
"Tolong Alora," ujar Sean tiba-tiba sudah duduk di hadapan nya.
Alora gugup hanya dengan mendengar ucapan yang Sean benarkan karena ucapan nya, apa lagi bau sabun yang mulai mengaur di hidungnya.
Kalau begini Alora tiba-tiba merasa kecil. Ia gadis biasa yang sedang duduk dekat dengan Sean yang tampan juga sudah mandi. Tiba-tiba Alora mendorong tubuh Sean agar menjauh, namun usaha Alora sia-sia saja. Tubuh Sean tidak bergeser sedikit pun.
"Ada apa? Lo nggak suka bau sabun gue?" tanya Sean peka dengan tatapan Alora.
Bukan itu, justru kebalikan nya. Alora sangat menyukai segala wewangian yang ada di dalam tubuh Sean. Tidak hanya parfum tetapi sekarang juga bertambah dengan sabun, kalau sudah begitu kan bisa gawat, tidak mungkin Alora menyukai hal aneh seperti itu. Tetapi begitu lah kenyatan nya, Alora menyukainya, siapapun tolong Alora. Normalkan kembali hidung Alora yang hanya menyukai wangi stroberi miliknya, bukan wangi Sean yang membuat pikiran nya selalu jauh ke sana.
"Ck," decak Sean beranjak.
"Mau kemana?" tanya Alora menatap Sean yang akan pergi.
"Mandi lagi, lo nggak suka bau gue yang ini kan?" tanya Sean berhasil membulatkan mata Alora.
'Dia tahu selama ini gue suka wanginya?' ujar Alora dalam hati.
Alora ingin mengangguk sebagai jawaban, tidak mungkin kan ia menggeleng dan secara tidak langsung mengatakan kalau ia malah sangat menyukai aroma Sean setelah mandi. Tetapi sayang sekali, antara keinginan Alora dan tindakan nya sangatlah tidak sinkron, terbukti sekarang Alora sedang menggeleng dan bahkan menyelipkan kata-kata yang langsung membuat Sean menyunggingkan senyumnya, mengurungkan niatnya dan malah lebih mendekati Alora.
"Enggak perlu, gue malah suka kok bau sabun lo." Alora menutup mulutnya rapat, sementara Sean sudah menyeringai dan kembali duduk di hadapannya. Bedanya kali ini Sean menghadap ke arahnya, menikmati wajah panik Alora yang selalu membuatnya gemas.
'boleh nggak sih langsung gue cium aja' ujar Sean dalam hatinya.
Ck, Sean terlalu naif jika mengatakan itu meski dalam hatinya, biasanya juga tanpa ijin sudah langsung melakukan nya. Katakan lah Sean sedikit nakal kepada Alora, tetapi sungguh bukan hanya Alora saja yang kecanduan bau harum Sean.
Sean sendiri justru kecanduan dengan bibir gadis itu, bibir ranum yang selalu membuatnya ingin terus menikmati.
Sialan. Alora malah sedang menggigit bibir bagian bawahnya sekarang, entah kenapa gadis itu sering sekali melakukan nya, tetapi dengan tindakan Alora seperti itu malah selalu membangkitkan gairah Sean. Ia merasa digoda Alora meski gadis itu tidak menyadarinya, Sean selalu dibuat pusing sendiri untuk bisa merasakan bibir manis Alora.
"Alora," panggil Sean.
Alora mendongak, ia menatap Sean seperkian detik sebelum akhirnya wajah Sean begitu dekat dan ia mulai merasakan benda kenyal menempel pada bibirnya.
Alora gugup setengah mati, ia tidak tahu harus melakukan apa selain menikmati permainan Sean pada bibirnya. Aihh, bilang saja kalau Alora juga menginginkan nya, Alora cewek normal yang baru merasakan sentuhan seorang cowok, apa lagi selalu diperlakukan dengan sangat lembut meski dengan tiba-tiba.
Tangan Sean yang mulai dirasa mengusap pada bagian punggung Alora membuat Alora merasa ada desiran yang menjalar pada tubuhnya, bukan hanya kehangatan tetapi kenikmatan untuk menyempurnakan ciuman mereka malam ini.
Alora mulai melingkarkan tangannya di pundak Sean, matanya terpejam secara naluri, bahkan saat tangan Sean mulai menjalar pada bagian lehernya Alora semakin menikmatinya.
Tangan nakal Sean pada lehernya menggelitik kulit mulus Alora, seakan meminta sentuhan-sentuhan lebih, tanpa sadar Alora melepaskan pagutan keduanya untuk sekedar menyuarakan suara yang sedari tadi tertahan, lebih gilanya lagi kini Sean mengecup sekitar lehernya, membuat pertahanan Alora runtuh seketika.
"Eungghhh."
Sangat indah Sean dengarkan, sungguh semua yang ada pada diri Alora begitu indah, semakin membuat Sean menginginkan gadis itu lebih.
Tubuh Sean merespon dengan sempurna lenguhan yang terdengar begitu merdu dari suara Alora. Terbukti dari bagian bawah Sean yang sudah semakin menegang, permainan keduanya belum lama dimulai, bahkan masih ditahap awal, namun Alora mampu membangkitkan gairah Sean tanpa harus melakukan apa-apa, hanya menikmati dengan diiringi suara lenguhan gadis itu yang terdengar mendayu-dayu, seakan meminta Sean untuk melakukan lebih dari sekedar ciuman.
"Anjir mata gue ternoda. Sean babi."
up up kk
Cuss biar bs lgsg halal biar ga nakal trs😁😁🤣🤣