Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Gosip pembunuhan
Mak Ratih kaget sekali mendengar cerita Ainun bahwa Sukma meninggal dalam keadaan tubuh terpotong potong di dalam koper, anak Tuan tanah paling tersohor ada yang melukai sehingga menimbulkan tanda tanya besar untuk seluruh warga kampung Bakti Reso. orang yang selama ini di kenal sama sekali tidak ada masalah, namun mendadak saja tertimpa masalah.
Tuan Tomo tidak pernah bermasalah dengan orang kampung sini atau pun kampung tetangga, meski pun kaya tapi dia sama seperti warga lain nya yang mau gotong royong bila di hari minggu. hampir semua warga tidak ada yang mengeluh akan sikap nya, semua mengatakan dia adalah orang baik dan tidak ada masalah, begitu juga dengan pembantu nya Mak Ratih, sebab beliau lama kerja di rumah tuan tanah.
Namun mendadak saja sekarang anak nya malah di sakiti oleh orang yang sama sekali belum mereka ketahui, siapa yang sudah berani mencari perkara. sakit hati apa yang pelaku pendam sehingga tega membunuh gadis malang tersebut, mana Sukma pun tidak lah banyak tingkah, malah Melisa yang lebih arogan sikap nya.
"Siapa yang sudah melakukan itu pada Sukma, kenapa mereka sangat tega?!" Mak Ratih ikut sedih.
Bertahun tahun lama nya Mak Ratih kerja jadi pembantu di rumah nya Tuan Tomo, sekali pun dia tak pernah mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari Sukma. gadis itu selalu mengajak nya makan bila sudah siang, semua kebaikan Sukma menari nari dalam benak nya Mak Ratih.
"Koper itu tadi aku baru sadar bahwa ada tulisan nama Sukma." lirih Ainun.
"Di mana nya, Nun?" Pendi ikut kaget mendengar ucapan Ainun.
"Di dekat gagang nya, tulisan nya warna merah dan bila tidak salah duga itu bisa saja darah!" jelas Ainun terus saja gemetar."
"Ya Allah gusti, betapa kejam orang ini." keluh Mak Ratih sudah menangis sejak tadi.
"Pembunuh pasti akan segera terungkap, sebab pasti ada sidik jari nya." yakin Pendi turut iba.
"Kalau pun tertangkap, paling cuma di penjara saja! sedangkan yang di bunuh sudah tidak bisa hidup lagi, membayangkan sakit nya saat tubuh di potong potong." keluh Mak Ratih.
"Emak benar, Sukma pasti sangat kesakitan karena semua tubuh di potong halus." Ainun merinding sampai di kepala.
"Bukan kah itu hampir sama dengan kisah nya Maharani dulu, anak nya Bu Laras dari desa sebelah." tiba tiba Pendi ingat soal itu.
"Benar, tapi dia tinggal tulang saja." angguk Mak Ratih.
"Tapi tidak mungkin kan Tuan Tomo yang membunuh Sukma?" tanya Ainun pula sambil menatap Emak nya.
"Ya bukan lah, jangan sembarangan bicara! Sukma itu anak kesayangan nya Tuan Tomo." sergah Mak Ratih.
"Jangan sembarangan ngomong, takut di dengar orang nanti malah jadi fitnah dan sampai di telinga nya Tuan Tomo." ujar Pendi pelan.
"Iya maaf, aku cuma mikir begitu karena ingat yang membunuh Maharani kan Ayah nya sendiri." ralat Sukma agak ketar ketir.
Takut nya memang bila sampai di dengar oleh orang lain, yang ada timbul fitnah dan malah merambat kemana mana. Tuan Tomo bisa tak terima dan menuntut balik orang yang berucap begitu, sudah pasti Ainun akan kena juga karena awal omongan dari dia, maka nya Mak Ratih mengingatkan agar jangan sembarangan bicara.
...****************...
Para warga heboh sekali pokok nya membicarakan masalah kematian nya Sukma yang tragis tersebut, apa lagi rombongan Ibu Ibu yang suka gosip maka sudah pasti heboh nya bukan kepalang karena mereka mendapat bahan baru untuk bergunjing sambil bertanya tanya apa yang sudah terjadi sebenar nya di desa ini.
Apa lagi yang mati anak orang paling terkenal, bahkan Pak Lurah saja kalah pamor nya dari Tuan Tomo. dia yang di gadang gadang akan jadi lurah berikut nya, saat lurah yang lama sudah pensiun sehingga dia akan di minta naik oleh para warga semua karena mereka yakin Tomo bisa memimpin.
"Ada ndak yang berpikir ini bisa saja ulah Pak Lurah?" tanya As pada Ibu Ibu lain.
"Kenapa kok malah Pak Lurah yang kau tuduh, As?" heran Eli.
"Agak aneh pula kau ini, masa iya Pak Lurah yang membunuh Sukma!" celetuk Yani.
"Tuh kalian memang otak nya dangkal, ndak bisa mikir sampai sana!" As berkata serius.
Membuat Ibu Ibu lain juga mulai berpikir kemana mana, tapi mereka masih tidak mengerti kenapa As bisa menuduh Lurah yang sekarang sedang membuat ulah. Pak Lurah walau pun tidak kaya, tapi dia sangat baik dan selalu mengutamakan warga nya dalam hal apa pun agar selalu terbaik.
"Bisa saja Pak Lurah sakit hati pada Tomo, karena semua warga sekarang condong pada Tomo!" jelas As.
"Hah! masa iya begitu sih?" Eli masih tidak percaya dengan ucapan As.
"Tapi memang bisa saja begitu, kan sekarang warga seolah malas sama dia." angguk Yani setuju.
"Jangan asal main tuduh saja, nanti kita bisa di bilang pencemaran nama baik!" sergah Eli agak takut.
"Kau ini goblok atau bagai mana sih? ini tuh cuma kecurigaan saja, curiga!" kesal As.
"Kita kan boleh curiga sama siapa saja, bukan berarti kita menuduh bahwa dia pasti pelaku nya!" Yani juga sependapat dengan As barusan.
"Ehkeeem!"
Para Ibu Ibu jadi kaget karena sudah ada ustad Zayn yang datang usai pulang dari bank sampah tadi, mereka tidak sadar bahwa bergosip tapi di dengar oleh ustad tampan ini sehingga sekarang tinggal malu nya saja. Ustad Zayn cukup di segani di sini, sebab Almarhum Abi nya adalah orang yang mendirikan pondok pesantren besar di sini, bahkan sampai sekarang masih berjalan.
"Eh ada ustad!" As jadi tersenyum malu karena ketahuan.
"Tidak baik bergunjing begitu, itu nama nya sudah berprasangka pada orang lain." nasihat ustad Zayn.
"Cuma curiga saja kok, Pak Ustad." Yani juga malu malu.
"Curiga boleh, namun yang kalian lakukan tadi sudah menuduh nama nya." sahut Zayn.
"Maaf, Ustad!" As tersenyum kalem karena janda muda ini naksir juga.
"Lebih baik kalian pulang dan urus rumah masing masing, soal masalah pembunuhan ini maka polisi lah yang akan menangani nya." saran Zayn pelan.
"Ini udah mau pulang kok, Ustad." Eli kabur duluan.
"Saya juga mau pulang, Assalamualaikum." As menunduk sopan agar Zayn terkesan.
Bubar lah sudah Ibu Ibu yang suka sembarangan saja bila bergosip, hak seperti itu lah yang nanti nya akan timbul dugaan jahat pada orang yang tidak bersalah sama sekali, padahal belum tentu juga Pak Lurah adalah pelaku nya.
Mohon maaf ya guys, hari ini enggak bisa up banyak. othor ada kondangan agak jauh dari sini, udah luar kota juga sebenar nya, karena perjalanan aja memakan waktu satu jam.
salah satu di antaranya atau ke duanya 🤔
tapi nanti takut salah,mlah bukan ke 2nya,,,kasihan yg di tuding 😁😁😁
lanjut thor 🙏💪😘
biasanya dukun kan bisa memperdaya siapa yang diinginkan ya... apa mungkin saking bencinya Ama laki-laki ya....
terungkap sudah misteri kematian Sukma. tinggal nyari siapa pihak ketiga yang sudah menyabotase mayat Sukma dan juga yang membunuh para warga desa... ini korbannya yang masih muda-muda kayaknya.. bisaan milihnya..