Sistem Pembalasan Dendam

Anton segera menarik adiknya agar berdiri, “hentikan itu, jangan berlutut di depannya, dia tidak punya bukti untuk mengatakannya pada siapapun.” ucap Anton, rupanya dia bangkit dengan cepat. Mentalitas yang bagus, Anton.

Tidak, ternyata dia juga sedikit bergetar, dia hanya pura-pura kuat.

Riki menyeringai, “benarkah aku tidak punya bukti? Tapi melihat reaksi kalian, sepertinya tebakanku benar, iya kan?“

Anton membelalakkan matanya, itu benar. Riki hanya menuduh tanpa dasar, tapi karena reaksi bodoh dari Andre, Riki jadi tahu jika semua itu adalah kebenaran.

Sialan, Andre.

”Aku tahu kau hanya menggertak saja, Ricky. Kau sedang meniru apa yang kau lihat dari kami berdua, kan? Baiklah, aku minta maaf padamu, atas apa yang telah ku lakukan selama ini. Kamu senang jika kita akur sebagai saudara, kan? Ayo kita akur mulai sekarang!“

Andre membelalakkan matanya, tidak percaya dengan apa yang baru saja kakaknya katakan pada Riki.

”Kak, apa yang—“

”Andre, kita tidak boleh terus seperti ini, kan? Ricky juga saudara kita, tidak seharusnya kita bermusuhan dengan dia. Ricky, aku benar-benar minta maaf, jika kamu ingin mengambil Hanni, ambil saja, aku tidak butuh perempuan yang mengkhianati ku demi lelaki lain. Tapi kau adalah saudaraku, ayo berbaikan saja.“

Meski Anton bertingkah tenang dan tersenyum lembut, tapi Riki tahu, itu hanyalah tipuan.

Mari makan tipuan itu sekarang dan pura-pura percaya. Riki harus bisa masuk ke dalam lingkaran pertemanan Anton, untuk mencari bukti yang kuat.

Dan Riki juga ingin kembali masuk ke dalam rumah besar keluarga Anggara jika Sandra Cempaka sudah datang dari Hongkong.

Sandra adalah satu-satunya kelemahan terbesar Anton dan Andre, jika Riki bisa memenangkan hati Sandra, maka akan mudah untuk menghadapi Anton dan Andre kedepannya.

”Apa kau yakin mau berbaikan denganku? Bukankah kalian tidak suka padaku?“ tanya Riki, dengan ekspresi memelasnya, berusaha untuk terlihat lemah kembali.

Anton tersenyum lebar, ”tentu saja yakin! Kamu adalah saudaraku, Riki!“ Anton merangkul bahu Riki sambil tersenyum lebar.

”Kalau begitu, apa aku boleh ikut pesta?“ tanya Riki.

”Pesta apa?“ Tanya Andre, dia sepertinya benar-benar tidak paham dengan apa yang barusan Riki katakan.

”Itu adalah pesta yang akan diadakan mama, Andre… aku yang akan menyiapkan semuanya. Mama perlu mengundang beberapa tamu yang penting disana. Itu adalah pesta kecil-kecilan, tentu saja Riki boleh ikut.“

Anton terpaksa mengundang Riki meski dia tidak mau.

Meski Anton juga tidak tahu, kenapa Riki mau ikut ke pesta itu? Itu hanyalah pesta untuk para sosialita. Mereka hanya suka pamer disana. Tidak ada yang bagus.

Selain teman-teman Sandra, disana sudah pasti ada anak-anak yang seumuran dengan Anton dan Andre.

Sandra selalu melakukan pesta itu, agar kedua putranya memiliki relasi yang penting juga secara alami.

Tunggu, apa Riki mau datang karena ingin merebut relasi tersebut?

Ah, tidak masalah.

Memangnya apa yang bisa Riki lakukan disana? Dia itu kampungan, tidak akan paham dengan pembicaraan mereka.

”Terimakasih, Anton, Andre… aku tahu kalian akan menerimaku suatu saat nanti.“ ucap Riki, dia juga memasang senyuman palsunya.

Baiklah, langkah pertama telah terselesaikan.

Riki punya undangan untuk datang ke pesta itu sekarang.

Untuk selanjutnya, dia akan menemukan tempat yang sesuai untuk tempat makan milik tuan Leonard.

Setelah Anton dan Andre pergi, datanglah asisten Edwin, yaitu Surya.

Surya adalah lulusan terbaik dari universitas terbaik di negara ini. Dia masih muda dan sangat menyukai uang.

Riki tahu, dia juga menjadi mata-mata dan informan untuk Anton.

”Saya telah mengumpulkan beberapa tempat yang sesuai dengan permintaan anda, seperti permintaan dari tuan Edwin.“ ucap Surya, dia memasang tampang datarnya seperti biasa.

Tapi Riki tahu kelemahan Surya, dia itu sangat menyukaimu Roti dan juga uang.

Surya tidak pernah bertemu langsung dengan Ricky, jadi itu adalah pertama kalinya dia bertemu sosok Ricky.

Tentu saja Riki yang sekarang jauh sekali dari Ricky yang dulu.

Sudah seperti dua orang yang berbeda.

”Oke, aku akan melihat satu persatu, apa kau membawakan tempat yang terbaik untuk ku.“

Riki memeriksa dokumen yang Surya bawakan dengan teliti.

Semua tempat yang Surya berikan adalah sampah.

Benar-benar sampah.

Semua itu memang tempat yang dekat dengan gedung apartemennya, tapi sangat tersembunyi.

Tidak strategis.

Ada yang strategis, tapi kurang cocok sebagai tempat makan karena dekat dengan tempat yang kotor.

Meski disana adalah kawasan elit, tetap ada sistem pembuangannya. Meski sistem pembuangan rapih dan cukup bersih… tapi siapa orang bodoh yang akan membuka tempat makan dekat dengan tempat semacam itu?

Riki melemparkan semua dokumen itu ke atas meja.

”Hanya ini yang bisa kau berikan padaku?“ Tanya Riki.

Surya pun terkejut, tidak… padahal tuan muda Anton mengatakan jika putra dari Edwin itu bodoh.

Riki tidak akan tahu bedanya tempat yang bagus dan tidak.

Tapi… ini apa?

”Maaf?“

Riki berdecak malas, ”hanya ini tempat yang bisa kamu tawarkan? Haruskah aku meminta ayahku untuk memecat mu sekarang juga? Ternyata asisten ayahku tidak bisa bekerja dengan baik, ya? Apanya yang lulusan universitas terbaik? Kau hanya menawarkan sampah pada ku. Padahal aku sudah memesankan roti dari The Elves Bakery.“

Surya membelalakkan matanya, ”T-the Elves? I-itu kan tempat yang sangat populer belakangan ini, dan anda harus memesan sehari sebelumnya jika ingin membeli roti dari sana.“

Lelaki itu terlihat sangat ragu saat ini, dia pasti menginginkan roti itu, tapi dia juga tidak yakin Riki bisa mendapatkannya.

”Oh ya? Tapi… aku bisa dapat dengan mudah, tuh?“

Tepat setelah Riki mengatakannya, terdengar suara bel berbunyi.

”Sepertinya roti itu sudah datang, sayang sekali aku harus membuangnya karena kamu tidak membuatku senang.“

”Tu-tunggu dulu tuan muda! Sepertinya ada kesalahan disini, sa-saya tahu tempat yang paling bagus untuk anda.“

Riki tersenyum, lelaki ini mudah sekali dipengaruhi.

”Aku akan ambil pesananku dulu, baru kita bicarakan apa yang kau katakan barusan.“

Riki pun berdiri dan pergi mengambil pesanannya.

Surya menghela nafas berat, Anton tidak akan menyukai ini. Tapi, untuk apa juga Anton ingin menghalangi Riki?

”Bodo amatlah, hanya tuan muda Riki yang memberikan apa yang aku inginkan.“