Xu Ya, seorang gadis yang memiliki latar belakang yang sempurna dan memiliki seribu talenta sehingga ribuan orang memuja mujanya.
Tetapi, semuanya berubah drastis seluruh keluarganya mengalami pembantaian yang keji terkait dengan perebutan tahkta sehingga Xu Ya harus masuk ke dalam kemiliteran demi membalaskan dendam dan membersihkan nama keluarganya.
Namun perjalanan ini tidak mudah dan penuh dengan darah, dengan ditemani oleh seorang Jenderal hebat yang memiliki tujuan yang sama.
Keduanya saling bekerja sama satu sama lain sebelum akhirnya berubah menjadi saling mengandalkan.
Akankah Xu Ya berhasil membalaskan dendam keluarganya?
Tag : Strong Female lead, smart female lead, arrogant male lead, angst, violence, military
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 - Kamp Militer
"Kamu bekerja cukup baik tetapi masih terlalu kasar. " Ucap Huo Xincheng menilai pekerjaan Xu Ya.
"Jenderal jangan putus asa padaku, aku pasti bisa berkembang di masa depan. Aku baru pertama kali bekerja di bidang seperti ini. Mungkin butuh beberapa waktu untuk beradaptasi. Tapi aku berjanji bahwa aku bisa membunuh lebih banyak orang yang diinginkan oleh Jenderal. " Ucap Xu Ya dengan senyum cerianya.
"Nona Xu, kita akan segera menjadi prajurit militer bukan pembunuh bayaran. Tentu saja yang perlu dibunuh hanya dua, yaitu musuh asing dan pemberontak. " Ucap Gao Yu agak terganggu dengan kata kata Xu Ya.
"Kalau begitu maka aku akan mengikuti kata katamu saja. Bagaimana menurutmu Jenderal ?" Tanya Xu Ya.
"Bagaimanapun perjanjian tiga bulan kita masih akan tetap berlaku walaupun kamu menunjukkan performa bagus untuk hari pertamamu. Jadi aku yakin bahwa kamu tidak akan mati sia sia di kamp militer. " Ucap Huo Xin cheng dengan dingin lalu melompat ke atas kudanya dan segera pergi dari sana.
Sekarang mereka yang tersisa saling memandang satu sama lain, Xu Ya juga merasa lebih semangat dan lebih baik setelah membunuh orang orang itu.
Rasanya seperti membunuh musuhnya , seandainya saja dia telah masuk ke dalam kamp militer sejak usia muda maka Qingchen tidak akan mati dengan sia sia selama masa pengejaran mereka.
"Senior senior sekalian, aku memohon bimbingan kalian. " Ucap Xu Ya menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Kami tidak berani untuk menerima hormat darimu, Nona Xu. Bagaimanapun aku mengikuti Jenderal dari muda tetapi juga tidak setenang kamu ketika membunuh seseorang. " Ucap Gao Yu.
Mereka berjalan beriringan, sikap Xu Ya juga santai dan tidak pemalu seperti gadis gadis lain sehingga dengan cepat mudah menjadi akrab satu sama lain.
"Kalau begitu maka aku akan memanggil kalian kakak, Kakak Gao kamu bertanya tanya bagaimana aku bisa merasa sangat tenang. Tetapi kamu harus tahu bahwa aku lebih dari sekedar tenang, aku sangat bahagia ! Perasaan bahagia ketika membunuh musuh sangat luar biasa. Aku tidak sepertimu atau Jenderal yang membunuh demi melindungi tanah air, aku membunuh hanya untuk membalas dendam. " Ucap Xu Ya.
"Tetapi, setelah kamu masuk kamp militer maka kamu akan sama dengan kami. " Ucap prajurit lain.
"Benar juga, aku mungkin akan beradaptasi. Meningkatkan kekuatan fisik, meningkatkan kelincahan, menambah pengetahuan mengenai strategi perang. " Ucap Xu Ya berandai andai.
"Untuk apa kamu mempelajari strategi perang ? Hanya Jenderal dan Wakil Jenderal yang akan mempelajari strategi perang, prajurit biasa seperti kota tidak berguna jika mempelajarinya. " Ucap seorang prajurit bernama Zhao Lian.
"Entahlah, aku hanya merasa tertarik. Mungkin juga akan berguna di masa depan. Tidak ada yang tahu dengan masa depan, mungkin saja di masa depan aku sudah menjadi Jenderal dan mengejutkan kalian semua !" Seru Xu Ya sembari tertawa.
Prajurit lain ikut tertawa tawa mengira bahwa Xu Ya sedang berkhayal tinggi, tetapi takdir tidak ada yang mengetahuinya. Mungkin saja apa yang dikatakan Xu Ya akan menjadi kenyataan.
Tidak terasa hubungan Xu Ya dengan prajurit lainnya menjadi lebih dekat selama perjalanan, ketika mereka tiba di kamp militer maka terlihat bahwa sedang ada pelatihan di dalam kamp militer. Namun semuanya berhenti ketika melihat kedatangan Huo Xincheng.
"Salam kepada Jenderal !" Seru para prajurit.
Huo Xincheng turun dari kudanya dan Xu Ya juga mengikuti langkah Huo Xincheng lalu berdiri di sampingnya dengan serius dan bahu yang tegak.
Senyum di wajahnya sirna dan menunjukkan sebuah rasa asing yang agak menekan dan menindas orang yang melihatnya. Dia tidak seperti Xu Ya yang manis dan mudah di dekati seperti di perjalanan tadi.
Melainkan seperti seorang gadis yang dididik dengan keras dan tertib. Sehingga orang orang yang melihat dirinya secara alami akan merasa segan dan lebih hormat.
Xu Ya tahu bahwa kamp militer penuh dengan pria maka secara alami akan merasa lebih superior dibandingkan dengan dirinya yang merupakan seorang wanita. Dengan begitu maka dia harus memberikan sebuah kesan awal bahwa dia tidak mudah untuk ditindas.
"Hari ini aku membawa seorang prajurit baru yang akan ku perkenalkan dengan kalian. Walaupun dia adalah seorang wanita namun dia memiliki kemampuan yang baik dan layak maka dari itu aku tidak ingin adanya penindasan berkelompok karena jenis kelamin. Jika aku mendengarnya maka siap siap saja untuk menerima hukuman militer, apakah kalian mendengarnya ?" Tanya Huo Xincheng dengan datar.
"Ya, Jenderal. " Jawab semuanya dengan nada rendah dan sebagian besar penasaran dengan Xu Ya.
"Perkenalkan aku Xu Jianchou , kelak memohon bimbingan dari senior. " Ucap Xu Ya menangkupkan tangannya di depan dada lalu sedikit menunduk.
Semua orang bertepuk tangan dan pada akhirnya dibubarkan, semua orang kembali ke aktivitas masing masing sementara Xu Ya mengikuti Huo Xincheng masuk ke dalam tendanya bersama dengan seorang tabib tua.
Xu Ya melepaskan jubah luarnya dan menunjukkan tengkuk dan bahunya yang putih dan halus, tampak sangat terawat.
Lalu dia berusaha untuk melepaskan kain yang menutup punggungnya namun kain itu sudah mengering di kulitnya sehingga menyatu dengan dagingnya.
Dia merasakan rasa sakit yang tidak tertahankan ketika menjalankannya. Dalam hidup ini, dia tidak pernah merasakan rasa sakit fisik seburuk ini.
Sementara Huo Xincheng tercengang dengan tingkah laku Xu Ya yang tanpa malu malu untuk menunjukkan bahunya di hadapan pria yang belum menikah.
"Apakah kamu tidak merasa malu untuk menunjukkan tubuhmu ?" Tanya Huo Xincheng menahan rasa kesalnya dan duduk di depan Xu Ya.
"Kenapa harus malu ? Rasa malu tidak bisa membuatku kenyang, juga tidak bisa menyelamatkan keluargaku. Lagipula, aku yakin bahwa Jenderal tidak akan mengambil kesempatan dari seorang gadis yang malang sepertiku. " Jawab Xu Ya dengan lembut lalu menatap Huo Xincheng dengan kedua mata bulatnya yang berair.
Huo Xincheng merasa terhipnotis sejenak ketika melihat sepasang mata yang berair itu seperti melihat buah pir yang indah dengan setitik embun.
"Jenderal, luka Nona ini tidak begitu parah namun kain telah menyatu dengan daging karena darah mengering. Maka perlu dikikis menggunakan pisau. " Ucap Tabib tua itu.
"Apakah akan baik baik saja setelah itu ?" Tanya Huo Xincheng.
"Seharusnya tidak akan meninggalkan bekas luka setelah diberikan salep secara teratur. Namun aku ini sudah tua dan tanganku mudah gemetar sehingga pekerjaan mengikis seperti ini juga tidak terlalu baik. Tidak tahu apakah Jenderal bisa membantu atau tidak ?" Tanya Tabib tua itu.
Huo Xincheng menatap ke arah tabib tua itu dengan tatapan curiga sebelum akhirnya dengan ragu ragu berjalan maju.
...----------------...
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁
kelemahan kebanyakan Tuan Muda adalah sombong,arogan,serakah dan menganggap dirinya terlalu tinggi membuatnya jadi tak tau diri,,,hancurkan segera nona Jianchou,,,,,
selalu saja itu yg jadi masalah,entah di dunia fiksi ataupun di dunia nyata,,,