NovelToon NovelToon
Kembar Genius Milik Ceo Galak

Kembar Genius Milik Ceo Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / Anak Kembar / Romansa
Popularitas:25M
Nilai: 4.8
Nama Author: kenz....567

Alan adalah CEO tampan dan kaya, karena trauma dia membenci wanita. Untuk mendapati penerus, dia memilih nikah kontrak dengan Azalea, dan begitu ia melahirkan, pernikahan mereka berakhir.
Patah hati karena pria dingin itu, Azalea melahirkan anak kembar dan membawa salah satu anak jauh dari Alan tanpa sepengetahuannya.

Lima tahun kemudian, kedua putra Azalea secara tidak sengaja bertemu di rumah sakit. Saat itu, satu anak dalam keadaan sehat dan satu lagi sakit parah. Azalea yang malang diam-diam menukar identitas kedua putranya agar putranya yang sakit dapat diselamatkan.

Akankah rahasia identitas itu terungkap?
Akankah ia terjerat lagi dengan Alan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

"Apa dia pikir, aku tidak akan mengetahuinya?"

Alan meraih kertas yang dokter kembali sodorkan, dengan tangan gemetar dia pun membacanya. Hervan turut menemani Alan untuk melihat hasilnya, dia kini duduk tepat di sebelah Alan.

"Dua kali kami melakukan pemeriksaan, dan hasilnya tetap sama. Putra anda, mengidap gagal ginjal stadium lima. Mohon kerja samanya tuan, demi kesembuhan putra anda. Malam nanti, kami akan jadwalkan cuci darah pada putra anda. Jika tidak, fungsi ginjal putra anda semakin memburuk. Putra anda bahkan bisa mengalami sesak nafas, penurunan kesadaran. Bahkan, kematian."

Alan masih belum bisa menerima semuanya, dia meletakkan kertas itu begitu saja di meja dan meraup wajahnya kasar.

"Dengar Dok! Bagaimana bisa putraku langsung mengalami gagal ginjal stadium lima, tanpa melewati gejala apapun sebelumnya. Rasanya, ini sangat tidak masuk akal." Terang Alan.

"Bisa di bilang, kasus yang terjadi pada putra anda adalah penyakit yang terlambat terdeteksi. Mungkin, anda mengabaikan hal-hal kecil pada putra anda. Di saat seseorang mengalami mual dan muntah dan nyeri perut. Bisa saja dia mengira hanya gangguan pencernaan. Padahal, ginjalnya bermasalah. Coba anda kembali tanyakan pada putra anda, apakah dia menyembunyikan sesuatu dari anda? Hanya putra anda yang bisa menjawabnya,"

Alan terdiam, dia tak tahu tentang putranya. Bisa saja, putranya diam-diam menahan sakit agar dirinya tak membawanya ke dokter. Secara, Alexix membenci rumah sakit. Ini hanyalah dugaan Alan sementara.

"Sampai kapan dia akan melalukan cuci darah?" Tanya Alan.

"Sampai dia mendapatkan donor ginjal. Lebih cepat pasien melalukan transplantasi ginjal, maka Itu lebih baik." Jawabnya.

"Alan, Om akan meminta teman Om yang ada di Singapura untuk membantumu mencarikan donor ginjal secepatnya." Sahut Hervan.

Alan menoleh pada Hervan, "Terima kasih om, tolong secepatnya. Kau tahu kan, jika Alexix satu-satunya keluarga yang aku miliki saat ini. Aku tidak ingin kehilangannya, sama seperti kehilangan ayahku dulu." Ujar Alan dengan sendu.

Hervan tersenyum, tangannya terangkat dan menepuk bahu putranya itu. "Tenanglah, Lexi anak yang kuat. Sampai di titik ini saja dia bisa menahannya." Seru Hervan.

Benar, putranya anak yang hebat. Alan tidak boleh meremehkan putranya, dia harus fokus untuk membuat putranya sembuh.

"Om juga akan memasukkan nama Alexix di urutan atas yang membutuhkan donor ginjal, semoga ada kabar baik kedepannya."

.

.

.

Alan berjalan kembali ke ruang rawat putranya dengan tatapan kosong, pikirannya tengah berantakan saat ini.

"Putramu mengalami gagal ginjal stadium lima."

Alan menghela nafas pelan, sesaat dirinya masih mengingat hasil pemeriksaan pada putranya yang dia dapat hari ini. Jujur saja, Alan merasa dunianya runtuh dalam sekejap. Yang awalnya dia punya harapan 1% jika hasil tes itu salah, kini dirinya tak lagi memiliki harapan.

Tak Alan sadari, dia sudah sampai di depan kamar rawat putranya. Saat dia baru saja berhenti, telinganya menangkap suara tawa Elouise dari dalam.

"Alexix tertawa dengan siapa?" Gumam Alan.

Saat Alan memutar gagang pintu, ponselnya berbunyi sebuah notifikasi masuk. Dia pun mengurungkan niatnya untuk mendorong pintu itu, dan beralih mengambil ponselnya yang ada di dalam saku celananya. Dia berbalas pesan dengan Kendrick, yang mengabarkan tentang pekerjaan padanya. Setelah selesai, Alan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

Cklek!

Perlahan, Alan membuka pintu kamar rawat putranya, dia yang tadinya berwajah datar seketika tersenyum lembut menatap Elouise yang ternyata masih memakan makan siangnya.

"Belum selesai juga makannya?" Pekik Alan.

Elouise tersenyum, matanya sesekali melirik ke arah kamar mandi dimana Azalea dan Alexix ternyata tengah bersembunyi. Mereka belum sempat pulang, karena keburu Alan datang. Beruntung, tadi Alan sempat menunda masuknya lantaran membalas pesan dengan Kendrick.

"Sini, papa suapkan." Alan duduk di tepi brankar, dia meraih piring Elouise dan bergantian menyuapinya.

Elouise menerima suapan Alan, sembari memutar otak. Bagaimana caranya dia bisa membuat sang mama keluar dari kamarnya tanpa ketahuan oleh sang papa.

"Papa,"

"Hm?" Sahut Alan yang terfokus pada wajah putranya.

Alan membersihkan bekas bubur di tepi bibir putranya, "Ada apa?" Tanya Alan yang kembali menyendokkan buburnya.

"El ... El mau muntah." Cicit Elouise, berharap sang papa keluar untuk memanggil dokter agar sang mama dan kembarannya bisa keluar dari sana.

"Ha?! Mau muntah?! Ayo! Papa gendong ke kamar mandi!" Seru Alan, bersiap akan menggendong Elouise.

Elouise yang mendengarnya seketika melotot kaget, ini bukan tujuannya. "Ndaa!! nda!! dada na cecek! dada na cecek makcudna!"

Sedangkan di kamar mandi, Alexix yang mengintip kerjaan adiknya pun mendengus sebal.

"Bod0 kali dapet calana loh! Ya nanti papa bawa ke kamal mandi lah! bod0 na milip papa!" Kesal Alexix dengan berbisik.

Mendengar jika putranya mengalami sesak nafas, tanpa pikir panjang Alan buru-buru keluar untuk memanggil dokter.

Setelah kepergian Alan, Azalea dan Alexix pun keluar. "Buluan kita pulang mama, kebulu papa balik!" Seru Alexix menarik tangan sang mama.

"Iy-iya. El, mama pergi sayang!" Sebelum pergi, Azalea menyempatkan untuk mencium kening putranya itu.

Elouise mengangguk dan melambaikan tangannya, dia kembali menitikkan air mata. Setelah pintu tertutup, Elouise pun menutup wajahnya dan menangis terisak-isak.

Alan yang akan kembali ke ruang rawat Elouise dengan membawa dokter, tertegun saat melihat Azalea yang keluar dari kamar rawat putranya. Bahkan, dia sampai menghentikan langkahnya.

"A-Azalea?! Ngapain dia disini?!"

Buru-buru, Alan memasuki kamar rawat putranya. Di lihatnya, Elouise tengah menangis sembari menutupi wajahnya. Jantung Alan berdetak cepat, dia khawatir Azalea mengatakan sesuatu pada putranya itu.

"LEXI!"

Elouise tersentak kaget, dia buru-buru mengusap air matanya walau terlambat. Alan mengetahui jika dirinya menangis.

"Ngapain wanita tadi menemuimu? Papa melihatnya keluar dari kamarmu tadi, dia bicara apa padamu?!" Sentak Alan.

Elouise tertegun, apakah sang papa memergoki mama nya? Lalu, apakah papanya melihat Alexix. Jika iya, maka akan sangat gawat nantinya.

"Jawab Lexi! Apa yang wanita itu lakukan di kamarmu!!" Seru Alan, dia bahkan sampai mengguncang tubuh Elouise.

Elouise hanya bisa terdiam, dia sangat syok. Bahkan, ingin bernafas pun sulit. Elouise tidak tahu harus menjawab apa, yang jelas saat ini dia takut dengan tatapan Alan.

"Tuan, tenangkan dirimu. Biarkan kami memeriksa putramu!" Tegur sang dokter.

Alan tersadar, dia menarik kembali tangannya. Lalu, dia berlari keluar berharap dirinya masih bisa mengejar Azalea.

"Ck, si4l! Kemana perginya wanita itu! Rupanya, dia sudah berani bertindak semakin jauh!" Geram Alan.

Alan kembali mengambil ponselnya, dia menghubungi Kendrick untuk meminta bantuan. Tak butuh waktu lama, Kendrick menjawabnya.

"Halo, Kendrick. Kirimkan alamat toko dimana Azalea bekerja. Besok aku akan datang menemuinya."

"Tapi ...,"

"Jangan banyak bertanya! wanita itu sudah semakin berani menemui Alexix, aku harus membuat perhitungan dengannya! Lakukan saja tugasmu, mengerti!"

TUUTT!

Alan memutuskan sambungan telpon nya, tangannya mengeratkan genggaman pada ponselnya. Perasaan kesal kini mendominasi hatinya, walau dalam hati kecilnya. Terdapat, perasaan rindu yang tertutup oleh kebencian.

"Apa tujuannya menemui putraku, berani sekali dia. Apa dia pikir, aku tidak akan mengetahuinya? heh?"

____

JANGAN LUPA DUKUNGANNYA 💗💗💗

1
flowers city
🤣🤣🤣😃😃😃😃😃😃😃😃
flowers city
😄😃😃😃😃🤣😃😃😃😃😃😃😃😃😄
flowers city
😃😃😄😄😄😄😃😃😃😃😃🤣🤣🤣🤣
flowers city
😄😃😃😃😃😃😃😃😃😃😄😄😄😄😄
flowers city
😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃
flowers city
😄😃😃😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
😃😃😃😃😃😃😃😃😃
flowers city
😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
😃😃😃😄😃😃😃😃😃😃😃😃😃
flowers city
😃😃😃😃😃😃😃😃😄😄😃tega banget sih om😄😄😄😄🥰
flowers city
😄😄😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
ribetttt nihhh😃😄😃😃😃😄😃😃
flowers city
😄😄😄😃😃😄😄😄😄😄
flowers city
batita mgkin ya
flowers city
😃😃😃😃🥰🥰🥰🥰
flowers city
😄😃😄😄😄😃😄😄😄😄😄😄
flowers city
😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃
flowers city
😄😃😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!