Follow IG @thalindalena
Add fb Thalinda Lena
"Tidak mau sekolah kalau Daddy tidak mau melamar Bu Guru!!!" Gadis kecil itu melipat kedua tangan di depan dada, seraya memalingkan wajahnya tidak lupa bibirnya cemberut lima senti meter.
Logan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Pusing menghadapi putri kecilnya kalau sudah tantrum begini. Anaknya pikir melamar Bu Guru seperti membeli cabai di super market?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mommy masih marah?
"Ada yang lucu?!" tanya Aston, jengkel, menatap datar wanita itu.
"Iya, kau lucu! Sangat lucu sekali! Anda menunduhku masih berhubungan dengan Logan? Apa Anda waras?" cecar Keira dengan berbagai pertanyaan. Tawanya langsung sirna tergantikan dengan raut dingin dan tatapan tajam.
Aston terkejut melihat perubahan sikap wanita itu. Tidak seperti dulu yang selalu patuh, dan menundukkan pandangan.
"Kenyataannya memang begitu 'kan? Logan terpaksa menikah dengan Milena, sepanjang pernikahannya sampai Milena tiada ia tidak pernah mencintai Milena, karena di hatinya masih ada KAU!" ucap Aston seraya menunjuk wajah Keira.
"Omong kosong apalagi ini?!" geram Keira.
"Itu fakta! Dia masih menyukaimu sampai saat ini!" tegas Aston.
Keira menarik nafas panjang. "Jika dia masih mencintaiku, itu bukan urusanku! Asalkan Anda tahu aku sangat membencinya, Paham! Jadi jangan salah paham lagi atas kehadiranku di sini! Aku di sini karena sangat mengkhawatirkan muridku!" Keira memberikan penjelasan tidak kalah tegas, lalu berlalu dari sana meninggalkan Aston yang membeku di tempat.
"Apa-apaan pria itu! Menunduhku masih berhubungan dengan Logan? Dasar sinting!" gerutu Keira sambil terus berjalan menuju taman rumah sakit. Dia butuh ketenangan sejenak.
Aston menyugar rambutnya dengan kasar, memainkan lidahnya dilangit-langit mulut dengan kesal sambil menatap kepergian wanita itu yang semakin menjauh dari pandangan. Ia pun kembali ke depan ruang ICU.
*
*
"Aston! Kau dari mana saja?" tanya Kim, pada Aston.
"Dari toilet," bohong Aston.
"Toilet? Bukankah toilet ada di sebelah sana?" Logan menunjuk letak toilet itu berada di sebelah kiri, sedangkan Aston dari sebelah kanan.
Aston tidak menjawab ucapan Logan. Dia menghampiri Kim. "Ayo, pulang!" ajaknya.
"Kau tidak menemani, Logan?" tanya Kim.
"Tidak!" Aston berkata tegas, lalu beranjak keluar dari rumah sakit terlebih dahulu tanpa menunggu Kim.
Kim menggembungkan pipi, heran pada Aston yang tidak pernah mau akur pada Logan.
"Maaf, Logan, aku harus pulang karena kau tahu sendiri aku mempunyai Toddler yang tidak bisa aku tinggal lama-lama." Pamit Kim.
Logan mengangguk dan pengertian pada kakaknya. "Ya, hati-hati di jalan, Kim, salam untuk kedua keponakanku," ucap Logan, seraya melambaikan tangan pada Kim yang sudah beranjak.
*
*
Dua jam kemudian. Keira kembali ke ruang ICU. Ia menatap Mia yang masih terbaring lemah di sana.
"Kau dari mana?" tanya Logan.
"Bukan urusanmu!" sahut Keira, sewot.
"Mia sudah sadar, tadi dia mencarimu," ucap Logan, tidak bohong.
"Benarkah?"
Logan mengangguk sebagai jawaban.
"Kondisinya semakin membaik, sebentar lagi dokter akan memindahkannya ke ruang rawat," jelas Logan, seraya menatap Keira yang selalu terlihat sangat cantik dalam keadaan apapun.
Keira sangat lega mendengar kabar baik itu. Tidak lupa mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Dan benar saja tidak berselang lama, dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan itu, melepas berbagai macam alat medis yang menempel di tubuh Mia, kecuali jarum infus yang masih melekat di tangan mungilnya.
*
*
Di ruang rawat VIP.
Mia tersenyum melihat Keira berada di dekatnya. Salah satu tangan mungilnya yang tidak terpasang infus meraih tangan Keira.
Keira terharu dan bercampur bahagia melihat Mia sudah membaik.
"Mia," lirih Keira, menangis.
"Mommy masih marah?" tanya Mia, sedih.
"Mommy?" Logan bergumam heran ketika putrinya memanggil Keira dengan sebutan 'Mommy'.
**
Udah 3 bab yak, jangan lupa like dan komentarnya.