Keluarga besar Bramasta tidak menyukai Dian, gadis yatim piatu dan koki biasa yang menjadi istri Stefan karena pernikahan kilat di Las Vegas.
Tidak ada yang menyangka Dian menyembunyikan identitas aslinya sebagai hacker dan juga putri bungsu dari pemilik Perusahaan Wijaya, demi untuk mendapatkan cinta Stefan yang merupakan cinta pertamanya.
Kecantikan, kecerdasan dan kehebatan Dian memimpin Perusahaan Jayanata setelah bercerai membuat semua orang yang pernah menghinanya mati kutu.
Berhasilkah Stefan rujuk kembali dengan Dian setelah menyadari kesalahannya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LYTIE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24. Fine dining
***Vallkyrie Club***
Berbagai pertanyaan muncul di pikiran Stefan ketika menaiki anak tangga menuju lantai dua restoran Vallkyrie Club. Pria muda itu terlihat menundukkan kepala menatap setiap anak tangga yang dipijaknya, tetapi fokus utama pikirannya terpusat kepada Dian.
Bukankah Dian adalah gadis yatim piatu? Mengapa Dian bisa bergaul dengan dua pria muda yang terlihat jelas status kedudukan mereka termasuk tinggi.
Walaupun Stefan tidak mengenal dekat Leon dan Billy, tetapi dirinya sering melihat kedua pria muda itu hadir di jamuan makan malam sesama pengusaha sehingga bisa dipastikan Billy pun memiliki jabatan tinggi di satu perusahaan.
Stefan berfirasat Rizky pasti mengenal Billy sehingga identitas Billy dapat diketahui olehnya jika dirinya mengikuti Rizky ke lantai dua. Selain itu Stefan ingin mengawasi Rizky agar tidak bersikap kasar terhadap Dian karena Stefan tahu Rizky merasa dendam kepada Dian akibat foto yang beredar di majalah Kiss.
"Fan! Kita duduk di sana!"
Panggilan Rizky membuat Stefan mengangkat kepalanya dan tersadar tidak ada lagi anak tangga yang bisa di pijaknya.
Rizky menunjuk ke arah meja makan yang bersebelahan dengan meja makan rombongan Dian. Rizky melangkahkan kakinya dengan pongah melewati meja Dian dan sengaja menarik kursinya dengan keras sebelum duduk di sana.
Stefan hanya bisa menggelengkan kepalanya menyusul Rizky dan duduk dengan tenang.
"Ini menu nya tuan!" kata pelayan restoran sambil menyerahkan dua buah menu ke Rizky dan Stefan.
Rizky memegang menu restoran sambil melirik ke arah meja Dian. Dian dan keempat temannya sedang mengobrol dan terdengar jelas suara tertawa yang riang.
Tangan Rizky bergetar mencengkeram erat menu restoram. Pria sombong itu menyadari kemunculannya dan Stefan diacuhkan oleh rombongan Dian lagi.
"Aku ikut pesanan mereka," ujar Rizky ke pelayan restoran sambil menunjuk meja makan Dian.
"Baik tuan. Tuan Billy memesan set menu fine dining yang ini," jawab pelayan restoran restoran sambil menunjukkan makanan yang dipesan oleh Billy.
"Royal banget si Billy," gumam Rizky saat melihat harga set menu fine dining yang dipesan oleh Billy mencapai satu juta per orang.
"Apakah tuan jadi memesannya?" tanya pelayan restoran sambil tersenyum ramah.
"Tentu saja. Aku pesan dua," jawab Rizky dan menoleh ke arah Stefan.
"Fan! Aku yang traktir dinner malam ini," ucap Rizky dengan suara yang lumayan keras agar terdengar oleh Dian dan teman-temannya.
"Baik tuan. Makanan akan dihidangkan saat ready," jawab pelayan restoran dan meninggalkan meja Rizky.
Beberapa saat kemudian Stefan memajukan tubuhnya mendekat ke Rizky.
"Rizky. Kamu kenal Billy?" tanya Stefan dengan suara kecil, yang hanya bisa didengar oleh Rizky saja.
"Tentu saja, Fan! Dia Billy Tatum," jawab Rizky dengan suara yang sama kecilnya.
"Perusahaan Tatum?" tanya Stefan.
"Iya," jawab Rizky sambil menganggukkan kepala.
Perusahaan Tatum termasuk salah satu dari 10 perusahaan besar di Bali puluhan tahun yang lalu. Meskipun sekarang Perusahaan Tatum tidaklah berkembang pesat seperti Perusahaan Wijaya dan Perusahaan Adinata yang memiliki banyak anak perusahaan.
Perusahaan Bramasta yang didirikan oleh kakek Stefan puluhan tahun yang lalu pun tidak termasuk ke dalam 10 perusahaan besar pada saat itu. Hanya saja semenjak diambil alih oleh Stefan, Perusahaan Bramasta maju pesat lima tahun belakangan ini dan saingan utamanya adalah Perusahaan Jayanata.
Stefan dan Rizky menghentikan percakapan mereka karena pelayan restoran datang menyusun silverware yaitu perlengkapan makan yang berupa sendok, garpu, dan pisau di atas meja masing-masing dengan ukuran yang berbeda-beda disesuaikan dengan jenis makanan yang dipesan.
Stefan dan Rizky melihat ke arah meja Dian, yang mulai disajikan makanan pembuka. Billy yang duduk tepat di sebelah Dian mengambil serbet di hadapan gadis muda itu dan membukanya lebar serta meletakkan di pangkuan Dian terlebih dahulu sebelum membuka serbetnya sendiri.
"Terima kasih Billy," ucap Dian.
"Sama-sama princess," kata Billy sambil menatap Dian dengan mata berbinar-binar.
"Dasar playboy," gerutu Rizky di dalam hatinya melihat sikap Billy yang perhatian ke Dian, sedangkan wajah Stefan pun semakin dingin dan muram.
Ketika Dian dan teman-temannya menikmati makanan pembuka, Rizky dan Stefan pun membuka lebar serbet serta meletakkannya di atas pangkuan karena makanan pembuka mereka sudah dihidangkan di atas meja.
Set menu fine dining disajikan dimulai dengan makanan pembuka, makanan utama, dan ditutup dengan makanan penutup.
Menu yang disajikan dalam porsi yang sedikit, tetapi disajikan dengan penyajian yang sangat menarik. Makanan utama akan disajikan setelah makanan pembuka dihabiskan. Begitu pun juga dengan makanan penutup.
Tidak mengherankan acara fine dining bisa menghabiskan waktu berjam-jam lamanya.
Rizky semakin kesal melihat Dian makan dengan elegan dan mengerti table manner pemakaian silverware yang tepat untuk setiap jenis makanan.
Pada saat makanan pembuka berupa steak sapi dihidangkan di atas meja, Sherina mengangkat gelas anggur merahnya dengan perlahan sehingga Dian dan lainnya ikut mengangkat gelas anggur merah.
"Cheers!" ucap Sherina.
"Cheers!" balas Dian, Natasha, Leon, dan Billy bersamaan.
Mereka berlima menikmati anggur merah dan meminumnya secara perlahan.
Billy memotong steak sapi di hadapannya menjadi potongan kecil, lalu meletakkannya di hadapan Dian setelah mengambil steak sapi milik Dian yang masih utuh.
"Terima kasih Billy," ucap Dian dengan ekspresi wajah yang tenang karena bisa merasakan tatapan tajam dari meja sebelah.
Pertemanan yang dekat sejak kecil membuat Dian sudah terbiasa menerima perhatian dan kebaikan hati dari Billy, tetapi karena Dian sudah mengetahui Billy memiliki keinginan untuk menjalin hubungan yang lebih mendalam membuat Dian merasa sedikit canggung.
Sherina bisa membaca isi hati Dian dengan tepat sehingga memberi isyarat mata ke Leon dan Natasha. Leon dan Natasha menganggukkan kepala pertanda mengerti isyarat Sherina.
Leon pun memotong steak sapi nya dengan cepat dan meletakkannya di hadapan Sherina.
"Kak Rina. Steak sapi nya ready dimakan," ucap Leon sambil tersenyum lebar.
"Good boy," jawab Sherina sambil menusuk potongan kecil daging steak sapi dan mengunyahnya perlahan.
"Dian. Steak sapinya lembut banget. Gak kalah sama masakanmu. Coba deh!" kata Sherina.
Dian menganggukkan kepalanya dan ikut menusuk satu potongan kecil dengan garpu serta mengunyahnya perlahan.
Perasaan canggung tadi hilang seketika. Dian mengacungkan jempol ke Sherina pertanda setuju perkataan Sherina akan rasa steak sapi yang lezat itu.
Sementara Leon menoleh ke arah Natasha dengan senyuman lebar yang masih menghias di sudut bibirnya.
"Natasha. Mari aku bantu potong steak nya," kata Leon.
"Terima kasih Leon," ucap Natasha sambil memberikan piring nya ke Leon.
Mereka berlima pun melanjutkan menikmati makanan utama dengan santai. Begitu pun juga dengan Stefan dan Rizky. Sesekali Stefan melihat ke arah Dian.
Gadis muda itu terlihat terbiasa menikmati fine dining. Padahal sepengetahuan Stefan, Dian hanyalah koki biasa saja sehingga tidak mungkin pernah menikmati set menu fine dining yang mewah seperti saat ini.
Stefan semakin merasa dirinya sama sekali tidak mengenal jelas siapa Dian sebenarnya dan membuatnya bingung serta tidak nyaman akan ketidaktahuan selama sebelas bulan pernikahan mereka.
***
Selamat siang readers.Hari ini author up dua bab ya. Bab satunya lagi nanti malam ya, masih dikerjakan 🤗
Cerita novel ini fiksi belaka. Mengenai fine dinning, club, dan lainnya author cari referensi melalui mbah google. Mohon maaf jika ada penyampaian yang kurang dan salah ya🙏
Jangan lupa baca kelanjutan ceritanya nanti malam.
TERIMA KASIH
SALAM SAYANG
AUTHOR : LYTIE