NovelToon NovelToon
Langit Senja Galata

Langit Senja Galata

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Anfi

Lunara Ayzel Devran Zekai seorang mahasiswi S2 jurusan Guidance Psicology and Conseling Universitas Bogazici Istanbul Turki. Selain sibuk kuliah dia juga di sibukkan kerja magang di sebuah perusahaan Tech Startup platform kesehatan mental berbasis AI.

Ayzel yang tidak pernah merasa di cintai secara ugal-ugalan oleh siapapun, yang selalu mengalami cinta sepihak. Memutuskan untuk memilih Istanbul sebagai tempat pelarian sekaligus melanjutkan pendidikan S2, meninggalkan semua luka, mengunci hatinya dan berfokus mengupgrade dirinya. Hari-hari nya semakin sibuk semenjak bertemu dengan CEO yang membuatnya pusing dengan kelakuannya.

Dia Kaivan Alvaro Jajiero CEO perusahaan Tech Startup platform kesehatan mental berbasis AI. Kelakuannya yang random tidak hanya membuat Ayzel ketar ketir tapi juga penuh kejutan mengisi hari-harinya.

Bagaimana hari-hari Ayzel berikutnya? apakah dia akan menemukan banyak hal baru selepas pertemuannya dengan atasannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13. Makan siang berempat

Humey sudah menunggu Ayzel di loby kantornya, dia baru saja datang sekitar lima menit yang lalu. Hari ini memang rencananya mereka akan makan siang bersama.

“Kak Ze. Aku sudah di loby nih,” Ayzel membaca pesan singkat yang di kirimkan sepupunya.

“Aku rapikan meja dulu,” dia mulai berbenah. Ayzel tidak akan kembali lagi ke kantor setelah makan siang. Karena itulah dari pagi dia benar-benar fokus untuk menyelesaikan semua pekerjaannya.

“Aku tunggu di loby,” balas Humey.

Alvaro kembali dari ruangan Kim Roan bersama Althan, sudah lama mereka bertiga memang tidak bertemu. Karena itu mereka sejenak ngobrol santai, karena tidak mau mengganggu Ayzel yang sedang bekerja dengan fokus jadi mereka ke ruangan asisten utama Alvaro.

“Malvin! Ayo, Humey sudah ada di bawah. Aku belum memberi tahu kalau kamu akan ikut makan siang dengan kami,” ucap Ayzel yang baru saja melihat Althan masuk dengan Alvaro.

“Ok. Kak,”

“Aku ikut,” bisik Alvaro pada Althan yang di jawab dengan anggukan kepala.

Mereka bertiga menuju lift untuk turun ke loby, Ayzel sebenarnya agak risih dengan tatapan beberapa rekannya. Dia tahu mereka sedang terpesona dengan dua pria yang berjalan di belakangnya, yang tak lain adalah Althan dan Alvaro. Ayzel semakin mempercepat jalannya agar segera bisa masuk lift.

“Tidak perlu tergesa-gesa, jam segini jalanan juga tidak macet.” Alvaro menarik jaket Ayzel, sehingga membuatnya ikut tertarik mundur ke belakang mendekat pada Alvaro.

Ayzel sedikit menengok ke belakang, menatap Alvaro dengan tajam. “Sorry,” ucap Alvaro seraya mengangkat ke dua tangannya saat melihat Ayzel terlihat tidak suka dengan apa yang dia lakukan.

“Jangan menggodanya terus. Masa depanku ada pada perempuan di depanmu kak,” bisik Althan pada seniornya.

“Itu perhatin bukan menggoda,” kilah Alvaro.

“Dia masa depanku juga,” lanjut Alvaro yang juga berbisik pada Althan.

“Jangan main-main kak,” mereka masih terus berbisik-bisik.

“Mau masuk atau saya tinggal,” ucap Ayzel yang sudah masuk lift. Sementara dua pria yang tadi ada di belakangnya masih berdiri diam tidak menyadari pintu lift sudah terbuka.

Mereka bertiga sudah ada di loby kantor Alvaro, Ayzel terlihat sedang mencari ke beradan adik sepupunya.

“Humey,” Ayzel memanggil adik sepupunya yang duduk di kursi yang memang sengaja di sediakan perusahaan jika ada klien yang harus menunggu di loby.

“Hmm ... Malvin?” Humey terkejut saat dia melihat ada pria yang di kenalnya berjalan di belakang Ayzel.

“Mereka ikut makan siang kita. Gak apa-apa kan, Humey?” ucap Ayzel yang di barengi senyum dari ke dua pria yang ada di belakangnya.

“Okay. Ayo berangkat, sudah lapar” ujar Humey yang di balas anggukan dari ke tiga orang tersebut.

Mereka makan siang menggunakan mobil Alvaro, Kim Roan tidak ikut karena dia harus bertemu dengan klien lain. Alvaro memang tidak selalu harus bertemu langsung dengan klien-kliennya, dia menyerahkan beberapa hal pada Kim Roan.

“Kak. Kok Malvin ada di kantormu?” tanya Humey dengan berbisik pada Ayzel.

“Dia rekan bisnis pak Alvaro. Mereka baru saja menandatangani MOU bersama,” jelas Ayzel.

“Wah jadi yang menyetir di sampingnya itu Alvaro yang biasa kakak ceritakan?” tanyanya lagi pada Ayzel.

"Hmm ... simpan saja rasa penasaranmu kalau kita sudah dirumah,” ucap Ayzel pada sepupunya. Agar dia tidak bertanya lagi.

Alvaro melajukan mobilnya menuju resetoran dukkan galata, mereka makan siang di sana. Karena memang Ayzel berencana menemani Humey untuk menjelajah Tower Galata, sebagai bentuk menebus rasa bersalahnya karena dia jarang menemani adik sepupunya tersebut jalan-jalan.

“Jadi ke Tower Galata kan, kak?” Humey menanyakan itu pada Ayzel, pasalnya kakak sepupunya itu sangat sibuk. Bagaimana tidak jika dalam sehari dia harus membagi waktu dengan dua pekerjaan yang berbeda.

“Pasti. Aku sudah minta ijin,” Ayzel sambil mengarahkan pandangan pada Alvaro.

Mereka masuk ke dalam restoran, seperti biasa mereka di sambut dengan hangat karyawan resto. Mereka memilih tempat di dalam yang lebih privat karena masih siang, meskipun cuaca di sana sedang musim gugur.

“Yoo ... tuan Alvaro. Sudah lama tidak kemari bersama Zekai, kalian jadi menikah, kan?” pemilik resto masih ternyata masih mengingat tentang mereka berdua yang makan dengan status sebagai calon suami istri.

“Biasa calon istri sedang ngambek,” jelas Alvaro pada pemilik resto. Ayzel menatap malas pada Alvaro sementara Humey dan Malvin yang bingung karena ucapan pemilik resto.

Humey dan Malvin menikmati makan siang mereka sambil mengobrol santai, sementara Alvaro tak banyak bicara karena Ayzel yang memilih menikmati makanan tanpa banyak bicara. Kecerdasan yang Alvaro miliki mendadak hilang saat menghadapi Ayzel yang duduk di sebelahnya.

“Sudah selesai?” Ayzel memastikan semua sebelum membayar makanan mereka.

“Aku saja kak,” Malvin menuju kasir untuk membayar. Sedangkan yang lain bersiap untuk ke luar dari restoran.

“Terimakasih Al ...” ucapan Alvaro terjeda saat Ayzel mendahuluinya.

“Ehem ... Terimakasih Malvin,” Ayzel berdehem memberikan kode pada Alvaro. Untunglah atasannya itu paham dan tidak melanjutkan ucapannya, Humey juga tidak terlalu menyadari apa yang tadi Alvaro ucapkan.

“Sama-sama kak,” ucap Malvin.

Ayzel menatap Humey yang sedang tersipu saat berbicara dengan Malvin, dia menghela napasnya. Meskipun dia tahu Malvin adalah Althan, tapi Ayzel juga tidak bisa ikut campur urusan pribadi mereka. Dia hanya bisa mengingatkan Malvin untuk segera menyelesaikan semuanya dan memberi tahu sendiri pada Humey.

“Kita berdua juga bisa,” celetuk Alvaro saat melihat Ayzel menghela napasnya melihat ke dua insan yang sedang di mabuk cinta.

“Gak usah mulai,” ucap Ayzel.

“Tapi bagaimana kalau ternyata bulan depan kita seperti dua orang yang duduk di sana?” Alvaro menunjuk dua orang yang di yakininya adalah sepasang suami istri.

“Eumm ...” Ayzel melihat kearah yang di tunjuk Alvaro, dia hanya diam terpaku sambil tersenyum kecut.

“Kenapa?” Alvaro melihat ekspresi Ayzel.

“Tidak apa-apa. Saya permisi, terimakasih sudah memberi tumpangan. Terimakasih juga sudah memberikan ijin hari ini,” Ayzel menarik lengan Humey dan mengajaknya pergi menuju Tower Galata.

Alavaro menggaruk pelipisnya, dia sedikit tidak enak hati setelah melihat ekspresi Ayzel tadi. Malvin menghampiri Alvaro yang memandang Ayzel dengan tatapan penuh arti.

“Susul?” ucap Malvin pada Alvaro.

“Ide bagus, Althan” Alvaro tersenyum dan bersama Malvin mengikuti Ayzel juga Humey.

“Malvin buka Althan. Kamu ingin aku langsung ketahuan?” Malvin protes pada seniornya itu.

Ayzel berhenti dan menoleh ke belakang karena merasa ada yang mengikuti, dia menghela napas. Entah sudah berapa kali hari ini dia menghela napas panjang, seolah hari ini banyak hal yang membuatnya cepat lelah.

“Kalian kenapa ada di belakang kita?” tanya Ayzel yang kemudian Humey baru sadar kalau Malvin ikut di belakang mereka.

“Mau ke sana juga. Itu kan tempat umum Ze,” ucap Alvaro menunjuk Tower Galata yang terlihat dari tempat mereka berdiri.

“Sekalian kak. Mumpung sudah ada di sini,” ucap Malvin.

“Gak apa-apa kan, kak? Sekalian saja kita pergi sama-sama kak,” rayu Humey pada Ayzel.

Bagaimana Ayzel bisa menolak kalau tiga lawan satu. “Ya sudah. Kita beli tiket dulu,” Ayzel dan Humey berjalan ke tempat pembelian tiket masuk. Sementara dua pria itu masih menunggu di tempatnya.

“Kenapa gak langsung bilang Vin?” tanya Alvaro pada malvin.

“Seperti yang aku katakan pada kak Ze. Aku ingin kami saling mengenal secara alami, aku ingin tahu bagaimana responnya terhadapku tanpa dia harus merasa terpaksa karena perjodohan kami.”

“Sudah menemukan jawaban yang kamu cari?”

“Sudah. Seperti yang kak Ze bilang, aku harus kembali secepatnya ke Indonesia. Setuju atau tidak sebenarnya pernikahan akan tetap terjadi, karena itu aku kemari selain untuk bertemu denganmu juga karena Maira” ucap Malvin dengan penuh keyakinan.

“Kak,” Malvin menatap Alvaro dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Aku masih normal Vin. Jangan menatapku seperti itu,” Alvaro bingung dengan tatapan Malvin padanya.

“Bukan begitu. Jangan penasaran atau berniat bermain-main dengan kak Ze, Maira pernah bilang kalau kak Ze” ucapannya terjeda oleh respon Alvaro.

“Kalau dia ke sini untuk melupakan masa lalunya?” ucap Alvaro pada Malvin.

“Kak Alvaro tahu tentang masa lalu kak Ayzel?” tanya malvin dengan heran.

“Hemm ... Nathan, nama pria itu. Nama yang diabadikannya dalam sebuah buku dengan tujuan untuk melepaskan pria itu dari hidupnya,” Malvin tersenyum mendengar ucapan kakak seniornya tersebut.

“Selamat berjuang, kak” Malvin menyemangati Alvaro.

Dua perempuan cantik itu kembali menghampiri dua pria yang masih setia berdiri di sana menunggu mereka. Ayzel memberikan tiket pada mereka semua, mereka berjalan masuk dengan posisi Humey berjalan di depan bersama Malvin. Sedangkan dia berjalan dengan Alvaro di belakang.

“Apa kita bodyguard mereka?” kesal Alvaro yang melihat Malvin dan adik sepupu Ayzel yang terlihat seperti muda mudi yang sedang pacaran.

“Kakak bisa pulang. Tidak harus mengikuti mereka,” Ayzel yang tidak sadar dengan apa yang dia ucapkan. Dia sendiri sebenarnya juga sangat lelah, lebih tepatnya mengantuk. Tapi dia sudah janji untuk menemani Humey.

“Kamu tadi bilang apa?” Alvaro mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Ayzel, hanya saja dia ragu kalau perempuan di sampingnya itu secara sadar mengucapkannya.

“Hah? Memang saya bilang apa?” Ayzel bingung dengan pertanyaan Alvaro. Ayzel benar-benar mengantuk, mungkin dia akan langsung tertidur jika ada kursi di sana.

“Ah ... sudahlah. Lupakan,” jawab Alvaro yang tahu Ayzel terlihat lelah.

Mereka berjalan mengikuti Malvin dan Humey, energi mereka seolah tidak habis setelah mengitari sekitar Tower Galata. Sementara Alvaro terlihat khawatir melihat Ayzel yang sesekali berjalan dengan mata tertutup.

“Kamu ngantuk Ze?” setelah beberapa kali Alvaro melihat Ayzel yang memejamkan mata dan berjalan sedikit ke kanan atau ke kiri.

“Iya ... rasanya ngantuk sekali pak,” Ayzel berhenti sejenak mencari toilet untuk dia membasuh muka agar kantuknya hilang.

“Malvin kamu lanjut saja dengan Humey. Aku dan Ze tunggu di sini,” Alvaro mengirim pesan singkat pada Malvin.

“Ok,” balas Malvin.

Ayzel sudah keluar dari kamar mandi, namun tetap saja rasa kantuknya masih ada. Padahal dia sudah membasuh muka dengan sabun cuci muka yang selalu di bawanya saat bepergian.

“Kita tunggu mereka di sana saja,” ucap Alvaro menunjuk sebuah tempat teduh yang di biasa di gunakan untuk para turis istirahat sejenak.

“Maksudnya pak Alvaro?” Ayzel bingung.

“Aku sudah mengirim pesan pada Malvin. Kita tunggu di sini, lihat!” Alvaro memberikan cermin kecil ke hadapan Ayzel.

“Haa kantung mataku,” ucapnya terkejut saat melihat pantulan dirinya di cermin.

“Don’t over work yourself, Ze” ucap Alvaro.

Ayzel menyerah, dia mengikuti Alvaro untuk duduk di tempat yang tadi di tunjuk Alvaro. Dia memang kurang tidur karena beberapa hari ini salah satu kliennya selalu menghubunginya saat menjelang malam. Ayzel tidak bisa abai, karena dia tahu kondisi pasiennya satu ini berbeda dengan yang lain. Ayzel takut dia akan melakukan hal yang aneh-aneh.

 

1
Arsyila Syafina
semangat KK upnya .. karna AQ udah semngt bngt nungguinnya /Drool//Drool/
a yulaela_fa(Ayu Anfi): diushkan kak minimal 1 eps/hr
trimksh sdh membca ayzel x alvaro
total 1 replies
Arsyila Syafina
uuuh .. lebih bnyak donk kak apload nya /Drool/
a yulaela_fa(Ayu Anfi): sdh rilis kak eps 33 + 34.
hr ini up 2 sekaligus
a yulaela_fa(Ayu Anfi): blm lolos review kak, 2 episode sedang menunggu rilis.
sabar ya
total 4 replies
Arsyila Syafina
.
Arsyila Syafina
jangan sampk ada wanita lain./Sob/
Arsyila Syafina
jangan Sampek Alvaro gak jadi sama ayzel ya kk /Sob/
a yulaela_fa(Ayu Anfi): siap kk.
nantika part selanjutnya bsk smg bs up ep br lg.
trimaksih sudah membaca karya saya ☺️☺️🫶🏻
total 1 replies
Arsyila Syafina
jangan lama2 ya kk .. lagi nungguin banget nie 😁,,
a yulaela_fa(Ayu Anfi): besok pg ya kak aq up. br selesai diedit.
trmksh sdh membaca langit senja..
total 1 replies
TRI ALFITO DEANOVA
keren👍
a yulaela_fa(Ayu Anfi): trimkash kak, smg kedpn sy bs lbh baik lg
total 1 replies
Taki
Kebanjiran emosi!
a yulaela_fa(Ayu Anfi): 😁🫣🙏🏻
trimksh kak sdh mmpir & menyempatkan membaca
smg hrnya menyenangkan 🤗
total 1 replies
Nori
Terkesima dengan alur ceritanya, semoga terus berkembang 👏
a yulaela_fa(Ayu Anfi): trimakasih kak, kalau ada saran dan kritik boleh kak dtls dikomen.
trimakasih /Heart//Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!