Desclaimer : Cerita ini tema pernikahan, di tujukan untuk yang sudah cukup umur atau sudah menikah yah.
Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali
Setelah Noah pergi meninggal Ayla sendirian, dia masih merenungi nasibnya.
"Bagaimana jika mereka benar-benar masih memiliki perasaan satu sama lain? Bagaimana kalau yang di ucapkan kakak itu benar? Aku hanya di jadikan istri yang baik dan kakak dia jadikan simpanannya? Jika semua itu benar, kenapa aku harus masuk dalam hubungan seperti itu?" Batin Ayla berkecamuk.
Tapi, Noah juga benar. Jika dia mengetahui bagaimana perasaan kedua orang tersebut, setidaknya dia bisa move on dan melanjutkan hidupnya. Dengan atau tidak bersama Juan.
Dia berdiri dan menegarkan dirinya. Dia juga tidak mau menyesali keputusannya karena bersikap impulsif tanpa mengetahui semuanya dengan benar. Dan Juan pun punya hak untuk menjelaskan dirinya.
Begitu dia sampai di gerbang, orang-orang sudah tak terlalu ramai. Tapi kendaraan masih ramai di halaman rumahnya.
"Apa sebagian dari mereka sudah pulang?" Batin Ayla.
Tapi dia mendengar suara pembawa acara, memulai acara. Perlahan dia berjalan ke arah aula rumahnya dan melihat Juan yang menikah dengan Ayra.
Seketika jantungnya berdegup kencang, marah, sedih, kecewa, semuanya menjadi satu. Pikirannya mengawang, tanpa sadar air matanya terjatuh.
"Hah... Aku tak perlu mencari tau lagi. Karena semuanya sudah berakhir." Gumam Ayla pergi dengan cepat dan kembali ke kamarnya.
Begitu dia membuka pintu kamarnya, Ayla terkejut.
"Aylaaaaa.... " Teriak Linda memeluk keponakannya itu.
"Bibi... " Panggil Ayla lirih. Memeluk Linda dengan erat.
"Kenapa? Kenapa kamu melakukan ini, bukankah kamu sangat menantikan pernikahan ini?" Tanya Linda melepas pelukannya dan menatap wajah keponakannya yang sudah penuh air mata.
"Semuanya sudah berakhir. Kita tidak perlu membicarakannya lagi." Ucap Ayla tak ingin menjawab bibinya itu.
"Wah... Ini pasti makanan yang bibi bawakan tadi. Aku sudah sangat lapar." Ucap Ayla duduk dan memakan makanan yang ada meja riasnya.
Dan tiba-tiba pintu terbuka dengan keras. Membuat kedua wanita itu terkejut.
Juan menatap Ayla dengan marah dan juga rindu. Tapi Ayla berusaha memasang wajah datarnya dan melanjutkan makan.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Juan dengan nada datar.
"Kamu tidak lihat? Aku sedang makan." Jawab Ayla santai.
Juan lalu berjalan cepat ke samping Ayla menarik lengannya dan membuat Ayla berdiri.
"Kamu tau, bukan itu yang aku maksud." Ucap Juan menggertakan giginya.
"Juan, biarkan Ayla makan dulu dia bel... "
"Bagaimana dia bisa makan seperti ini setelah apa yang dia lakukan padaku?" Teriak Juan memotong ucapan Linda.
"Kak... " Ucap Noah, yang membuat Ayla melihat Noah dengan terkejut.
"Kalian keluar, aku ingin bicara dengan wanita ini." Ucap Juan kesal.
"Keluaaar kataku." Teriak Juan lagi karena tak ada yang mendengarkannya.
Meskipun sedikit takut, tapi Ayla tak perduli. Ini bukan salahnya. Dia hanya memudahkan dua orang yang masih memiliki perasaan satu sama lain untuk bersama.
Dan harusnya kedua orang itu berterima kasih padanya.
"Sekarang katakan padaku!" Ucap Juan mulai mencengkram pergelangan tangan Ayla dengan keras.
"Apa yang perlu aku katakan? Apa yang ingin kamu dengar? Kamu sudah menikah dengan kak Ayra. Dan sekarang kamu sudah menjadi kakak iparku. Tamat." Ucap Ayla menarik tangannya yang mulai kesakitan.
"Aylaaaa" Teriak Juan.
"Jangan berteriak, aku mendengarmu dengan sangat baik." Ucap Ayla yang juga mulai marah.
"Kalau begitu, katakan padaku. Apa alasanmu?" Juan bertanya dengan serius menatap Ayla tajam.
Tak terbendung, air mata Ayla mulai jatuh. Dia sangat ingin menayakan perasaan Juan padanya. Tapi, semuanya sudah berakhir.
Juan sudah menikahi Ayra, dan mereka sudah menjadi ipar.
"Apa kamu memandangku dengan sangat rendah. Apa kamu meremehkan ku?" Tanya Juan mulai marah.
"Lalu, bagaimana dengan kamu? Apa kamu menganggap aku dan kak Ayra murahan. Kamu ingin memiliki istri baik-baik dan menjadikan kak Ayra simpananmu? Apa menurutmu kak Ayra perempuan murahan seperti itu. Dan aku wanita bodoh yang hanya diam saja kamu perlakukan seperri ini?" Tanya Ayla balik marah.
"Apa kamu mendengar pembicaraanku dan Ayra di kamarnya?" Tanya Juan mengerutkan dahinya.
Juan menggertakan giginya dan memijat keningnya. Dan ingin menjelaskan pada Ayla.
"Tapi, aku tidak perduli lagi. Kalian sudah menikah dan hiduplah bahagia. Kamu dan aku. Kita sudah berakhir." Ucap Ayla berbalik membelakangi Juan tak ingin melihatnya lagi.
Juan lalu memeluk Ayla dari belakang dengan erat dan membuatnya terkejut.
"Aku tidak pernah mengakhiri hubungan kita dan selamanya akan begitu. Aku sudah memilih kamu menjadi wanitaku. Dan Ayra, kamu pikir aku mau menyentuh wanita sepertinya? Dia itu, wanita murahan yang tidak... "
"Plaaaak" Ayla melepaskan pelukan Juan dan berbalik kemudian mendaratkan tamparan di pipi Juan dengan keras.
"Jangan sekali-kali kamu menghina kak Ayra. Kak Ayra tak pantas kamu rendahkan. Dia adalah orang pertama yang akan melindungiku." Ucap Ayla membela Ayra.
Mendapat tamparan dari Ayla membuat Juan tertawa dan semakin bersemangat.
Dia kembali memeluk Ayla dengan erat, dan sedikit meremas pinggang Ayla yang berisi. Juan lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Ayla.
"Kamu tahu, kamu yang marah seperti semakin membuatku bersemangat. Kamu membela Ayra yang kamu sendiri tak tahu bagaimana sifat aslinya. Polos atau bodoh entahlah, dan aku menyukai keduanya. Tapi kemarahan ini, aku jadi ingat awal pertama kenapa aku sangat tertarik padamu." Bisik Juan yang membuat Ayla bergidik. Biar bagaimanapun masih ada rasa cinta pada Juan yang membuat tubuhnya bereaksi pada bisikan Juan.
Ayla menggigit dalam bibirnya. Ia tak mau lagi terikat pada Juan apapun alasannya. Karena bagi Ayla, Juan dan dirinya sudah benar-benar berakhir.
Ayla berusaha keras mendorong Juan.
"Hentikan omong kosongmu dan pergi dari sini" Juan kemudian mencium leher Ayla membuat Ayla semakin kesal dan marah. Tangannya mendorong tubuh Juan.
Tapi Juan, malah menarik kedua tangan Ayla ke belakang tubuh Ayla dan menahannya dengan kedua tangannya. Membuatnya susah bergerak, dan tubuh mereka menempel satu sama lain.
"Seharusnya aku bisa melakukan ini hari ini, karena kamu resmi menjadi istriku." Ucap Juan terus menciumi leher Ayla, membuatnya semakin kesal.
"Tapi, kamu malah menikahi kak Ayra kan. Karena itu cepat lepaskan aku." Ucap Ayla menggoyangkan tubuhnya. Meskipun tubuhnya tergolong besar, tapi dia tentu tidak bisa mengalahkan energi Juan.
"Jadi, sekarang kamu cemburu karena aku menikahi Ayra? Jangan khawatir, segera aku akan menikahimu dan meninggalkan Ayra." Ucap Juan dengan mudah. Lalu lanjut mencium leher Ayla dan menghirup aroma tubuh Ayla.
"Juan, hentikan. Apa yang kamu lakukan ini, adalah pel*cehan." Ucap Ayla.
"Tidak, jika kamu menyukainya." Juan lalu menahan kedua pergelangan tangan Ayla dengan satu tangannya, sementara tangan lainnya mulai mengelus pipi Ayla dan menahan wajah Ayla.
Perlahan, Juan mendekatkan bibir mereka, awalnya Juan hanya memberikan kecupan kecil. Semakin lama dia semakin mencium Ayla dengan ganas.
Nafsu Juan sudah di puncak. Ayla yang awalnya menolak, perlahan merasakan getaran hebat di tubuhnya. Dia berusaha menolak perasaan itu.
Selama berpacaran dengan Juan, sejauh ini hanya memberikan kecupan-kecupan kecil di bibir satu sama lain.
Suara ketukan di pintu menyadarkan Ayla dan dengan cepat mendorong Juan yang sudah lengah.
"Kak, semua orang mencari mu, dan siapa tau kamu lupa kalau hari ini adalah hari pernikahanmu" Ucap Noah memperjelas ucapannya dan melihat ke arah Ayla yang memalingkan wajahnya.
"Ingat, kamu adalah wanitaku selamanya." Bisik Juan yang mengecup pipi Ayla dan pergi kembali ke acara pernikahannya bersama dengan Noah.
Ayla kemudian terduduk lemas di lantai kamarnya.
*bersambung...