NovelToon NovelToon
Maafkan Aku. Aku Pergi Membawa Benihmu

Maafkan Aku. Aku Pergi Membawa Benihmu

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius
Popularitas:7.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: devi oktavia_10

Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.


Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.


Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.


Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.


Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?


Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Masih **REVISI**

"K-kenapa kau kembali lagi, kenapa kau ada di sini." Kaget Anita tidak menyangka ada Alisa di ruangan oma Prita, dia sengaja datang ke rumah sakit itu untuk mengambil hati Rafael dan keluargan lainnya, agar bisa kembali bersama Rafael, dan hidup enak, namun belum terealisasikan keinginan Anita untuk kembali mendekati mantan tunangan yang sudah 8 th hidup terpisah dengan istrinya itu, belum bisa dia luluhkan hatinya, namun sang istri si mantan datang kembali, bagaimana Anita tidak shock setangah mati dan juga marah, karena akan semakin susah saja dia mendekati Rafael.

"Menurut anda mau ngapain bunda saya di sini, mau goyang dumang, atau senam poco poco, jelas bunda saya kesini ingin bertemu dengan suami dan juga kelurga suaminya, selain itu tentu saja bunda saya ingin mengobati oma buyut saya." sinis Arsya dengan tatapan mata elangnya, menatap tajam ke arah Anita.

Deg....

"Bocah ini.... Apakah dia anak perempuan kampungan itu dan Rafael, ahhh.... Ini tidak mungkin." pekik Anita dalam hati, dia pun menatap Arsya tidak percaya.

"Bibi siapa, tukang antar makanan kah, tapi.... Kami tidak pesan, kenapa bibi bawa banyak makanan kesini, apa bibi berniat mau buka lapak di sini, mohon maaf bibi, kami tidak suka makanan yang bibi bawa, dari aromanya saja membuat kami ingin muntah, saya sarankan bibi jualan di parkiran saja." Polos Arsyi dan senyum tanpa dosanya menatap Anita, ke dua anak kembar itu sangat tau siapa Anita, wanita masa lalu dari sang ayah, karena wanita itu juga mereka jadi berpisah dengan sang ayah.

Ucapan Arsyi dan Arsya itu tentu saja membuat orang orang di dalam sana melipat bibir kedalam, agar tidak menyemburkan tawa mereka.

Rupanya mereka tidak harus turun tangan menghadapi ulat bulu itu, ternyata Alisa berhasil melahirkan dua penjaga untuk dirinya yang terkesan pasrah dalam hidup, di usir ya pergi, ngak di ingin kan ya sudah, begitulah Alisa, dia tidak akan mempertahankan apa pun yang tidak menginginkan dirinya, terbukti dengan dia bisa menghilang selama 8th, namun tidak dengan keturunan yang dia lahirkan, mereka akan mempertahankan apa yang menjadi miliknya, dan akan melindungi orang orang yang mereka sayang.

"Kau.... Si alan kau bocah kecil, apa aku mirip pengantar makanan, sudah capek capek berdandan secantik ini, bisa bisanya kau bilang saya pengantar makanan, berhenti menyebutku bibi, kau pikir aku pembantu!" pekik Anita tidak terima, entah dari mana datangnya anak perempuan satu itu, yang satu saja belum selesai dia urusi, sekarang ada lagi satu lagi, dan kata kata sungguh membuat Anita geram setengah mati.

"Loh loh.... Kok ngereog emang aku salah, coba bibi lihat pakain bibi, warnanya orange kaya salah satu aplikasi yang suka aku pakai untuk memesan makanan klau bunda lagi sibuk, dan aku panggil bibi, kata bibi itu tidak hanya di pakai oleh seseorang pekerja rumah tangga, di kota tempat kami lahir, kami biasa memanggil bibi sama orang yang sepantaran dengan bunda kami, oohhh.... Klau bibi kayanya lebih tua dari bunda kami, mungkin bibi tidak suka kami memanggil bibi, tapi lebih suka di panggil si mbah ya, biar terlihat lebih sopan lagi, ya." polos Arsyi dengan senyum tanpa dosa, di dalam hati dia tertawa geli menatap perempuan masa lalu sang ayah ingin mengeluarkan tanduknya karena di buat kesal oleh Arsyi.

Sungguh Anita di buat sangat murka oleh Arsyi, lihat lah tatapan matanya memerah, dan wajahnya pun sudah ikut memerah menahan amarah.

"Anak kurang ajar! kau sangat keterlaluan!" pekik Anita ingin melayangkan tangannya ke pipi Arsyi.

Dug.....

Belum sampai tangannya mengenai wajah cantik Arsyi, namun Anita lebih dulu terduduk di ubin kamar oma Prita, karena di dorong oleh Rafael.

"Ael...." Lirih Anita berkaca kaca, dia tidak menyangka laki laki itu sangat tega kepadanya, bisa bisanya dia lebih membela anak songong yang telah menjatuhkan harga dirinya.

"Jangan pernah sekali kali tangan kotor kamu itu menyentuh tubuh anak saya, klau kau tidak ingin menyesal di kemudian hari." geram Rafael dengan menatap Anita dengan tatap sinisnya.

Deg.....

"A-anak." gumam Anita dalam hati, jadi benar kepergian Alisa saat itu sedang hamil, sungguh dia tidak ingin percaya, namun wajah ke dua anak laki laki dan perempuan itu sangat mirip dengan wajah Rafael.

"Ael, kenapa kamu kasar sekali." lirih Anita matanya berkaca kaca, dia malu dan juga sedih melihat Rafael yang sangat marah kepadanya.

"Jangan jangan pernah memanggil saya dengan kata kata menjijikan seperti itu." sinis Rafael.

"Kenapa? dulu kamu sangat suka aku memanggil namamu Ael, kenapa sekarang kamu ngak suka." sedih Anita.

"Berhentilah bersikap kita ini masih mempunyai hubungan Anita, sejak hari itu, KAU BUKAN SIAPA SIAPA KU LAGI, kita sudah selesai, dan jangan pernah ganggu keluarga ku lagi, itu menjijikan, jangan terlalu mu ra han Anita." geram Rafael menatap garang Anita, sungguh wanita itu membuat moodnya hancur, mengganggu kebahagian yang baru saja dia dapatkan.

"Ael..." ujar Anita yang tidak bisa melanjutkan ucapannya, karena lansung di sela oleh Rafael.

"Pergilah! jangan pernah datang lagi ke sini, dan jangan sesekali muncul di hadapanku dan keluargaku." tegas Rafael dengan wajah garangnya.

"Kenapa El.... Kenapa, aku sangat mencintaiku, dari dulu hingga sekarang, bahkan selama perempuan itu pergi aku selalu menemani hari harimu." ujar Anita sengaja memanasi Alisa, agar perempuan itu kembali pergi untuk selama lamanya dari hidup Rafael. "Kenapa kamu yakin sekali mereka anak mu, bisa saja dia hamil anak orang lain, secara dia pergi tidak mengatakan sedang hamil kepada mu." ujar Anita kini dia mengompori Rafael agar tidak percaya begitu saja dengan Alisa dan anak anaknya, walau tidak bisa di pungkiri ke dua anak itu bahkan sangat mirip dengan Rafael, namun dia ingin Rafael ragu dengan Alisa.

Plak....

"Tutup mulut kau si alan, dasar wanita rendahan, bisa bisanya saya mencintai kau dulunya, dasar ulat bulu, jangan pernah merusak keharmonisan rumah tangga saya lagi, apa kata kau, anak anak ini bukan darah daging saya! apa mata kau katarak atau rabun dekat, apa kau tidak bisa melihat wajah saya sangat mirip dengan anak anak itu, tanpa di tes DNA sekalipun sudah pasti mereka anak anak saya!" pekik Rafael sangat murka mendengar ucapan yang Anita lontarkan.

Melihat kemarahan Rafael itu, membuat Anita gemetar dan ketakutan, tidak pernah sekali pun Anita melihat wajah marah Rafael yang seperti ini, sungguh dia salah langka membangunkan singa jantan itu kali ini.

Melihat sang suami mulai tidak bisa mengontrol emosinya, Alisa mendekat dan mengusap lembut bahu sang suami, agar sang suami bisa mengontrol emosinya.

Rafael yang merasakan bahunya di sentuh, lansung menoleh kearah Alisa, wajahnya yang tadi tegang dan penuh kemarahan, perlahan lahan kembali melembut, tanpa basa basi Rafael menarik Alisa kedalam pelukannya, dan mengecup puncak kepala Alisa bertubi tubi untuk mencari ketenangan di sana.

Sejujurnya Alisa masih sangat risih di perlakukan seperti itu oleh Rafael, namun dia tidak punya jalan lain, dia tidak ingin anak anaknya melihat kemarahan Rafael di hadapan mereka, itu akan membuat anak anaknya ketakutan.

Anita yang melihat adengan itu, tangannya terkepal kuat menahan marah, sungguh hatinya panas melihat adengan tersebut.

"Bagaimana bibi, apa kau masih berharap sama ayah kami, lihat lah, betapa cintanya ayah kami kepada bunda kami, walau sudah di tinggal bertahun tahun sama bunda, ayah tetap mencintai bunda kami, padahal wanita itu dia nikahi sebagai istri pengganti, namun lihat lah, betapa besar cinta ayah kepada bunda, apakah bibi pernah mendapat cinta sebesar itu dari ayah kami." kompor Arsya merasa puas melihat wajah marah Anita.

Semua yang ada di sana terkaget mendengar ucapan Arsya tersebut, bagaimana bisa anak kecil itu tau dengan kisah perjalan hidup orang tuanya, apa kah Alisa memberi taunya, itu tidak mungkin, Alisa bukan lah orang seperti itu, tapi.. Ya sudahlah mereka tidak perduli, memang itu adanya, dan kata kata Arsya itu juga membungkam mulut Anita.

Alisa tidak kalah kaget dengan ucapan sang putra, bagaimana anaknya itu tau hal seperti itu, karena dia tidak pernah mengatakan apa pun kepada anak anaknya itu.

Panas sudah hati Anita melihat adengan Rafael dan Alisa, belum lagi mendengar kata kata menohok dari dua anak manusia itu, tangan Anita terkepal sempurna menahan gemuruh di dadanya.

Dari pada semakin panas hatinya di sana, karena tidak ada satu pun yang membela dirinya di sana, bahkan mereka hanya menonton saja tidak berniat menegur ke dua anak manusia itu, sungguh Anita merasa sangat tidak di hargai, dia memilih pergi dari ruangan itu dengan bibir tidak berhenti komat kamit entah sedang bicara apa.

"Bibi..... Bibi.... Tunggu, makanannya ketinggalan, jual aja di depan bi, lumayan bisa buat beli es batu, agar bisa merendam hati bibi yang panas itu, semoga saja bisa lansung adem hatinya." pekik Arsyi, namun tidak di hiraukan oleh Anita.

Arsyi terkekeh melihat langkah lebar Anita itu.

"Arsyi di lawan, dia belum tau aja bullyan seperti apa yang sudah Arsyi terima dari teman teman bahkan orang tua teman Arsyi, ini doang mah kecil." gerutu gadis itu.

"Kamu ini, kenapa selalu bar bar." kekeh sang kembaran.

"Tidak apa apa, demi kebaikan kita bersama, dari pada nanti bunda merajuk dan tidak mau kembali sama ayah, kan yang rugi kita." kekeh Arsyi.

"Ya ampun, kalian sangat keren." Amora tersenyum bangga kepada ke dua keponakannya itu.

Bersambung.....

Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘

1
Runik Runma
mantap
Wo Lee Meyce
mampus,,,dasar menantu durjana
Wo Lee Meyce
tetap semangat bumil cantik
Wo Lee Meyce
dasar lemot,,,laki laki bodoh
Wo Lee Meyce
sedihnya🥺🥺
Wo Lee Meyce
awal cerita yang bagus,,,orang tua yang bijaksana
Tieh Ratih
ael apa fafa 🤣🤣🤣🤮🤪
Tieh Ratih
kyak nya di ulang ulang thor
Tieh Ratih
wow baru kali ini baca novel .. yg alur nya ngak termenye menye
Tieh Ratih
wow baru kali ini baca novel .. yg alur nya ngak termenye menye
Tieh Ratih
fafa ..🤮🤮
Tieh Ratih
setegar itu Kah ?
Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲
Luar biasa
Indah Rohmiatun
menguras esmosi thor ,

loe aja yg bodoh Rafael nikmati aja kebodohan dan penyesalan loe
Indah Rohmiatun
aduh anita penipu kena tipu
Ananda jaka Ideatama
Luar biasa
Yusnita Black Silitonga
gitu byk judul yg sy bc, baru ni novel yg gk bt sakit jantung,crita ny seru ,Kyk keseharian org pd umum ny,gaya bahasa ny gk jaim, Good luck
Umi Umi
Luar biasa
sita dewi
apa ya, yang membuat mamanya sirafael itu suka banget sama si pelakor?
Heni Hendrayani🇵🇸🇵🇸🥰🥰
aahh omah idaman banget ini gak meye meye gak pandang bulu tegassss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!