Jangan lupa Follow IG mommy ya sayang 😘
@Mommy_Ar29 😘🤗
Rehan Arya Pranata seorang pengusaha muda dan sukses yang memiliki paras tampan dan menawan namun terkesan angkuh dan dingin. Dia harus menanggung malu saat di hari pernikahanya ia mendapati sang kekasih malah tengah bercumbu mesra dengan sahabatnya.
Jenar gadis cantik nan periang, namun harus menjalani hari-hari yang begitu berat setelah kematian sang ayah, Jenar harus bertahan meski ia selalu di siksa dan dijadikan pembantu oleh sang ibu tiri dan kedua saudaranya.
Demi melarikan diri dari pengejarnya, Jenar masuk ke sebuah rumah besar dan menjadi pembantu tuan tampan.
Apa yang menantinya? Akankah kehidupan menyedihkannya berakhir atau cinta majikannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipaksa Menikah
"Jenaaaaarrrr." Teriak Arini pagi pagi sekali, saat ini keadaan Jenar sudah lebih baik setelah meminum obat yang ia beli di warung dekat rumahnya. Begitulah nasib Jenar bila sakit ia takkan pergi berobat ke rumah sakit seperti Ibu tiri dan kedua saudaranya, ia hanya akan di belikan obat warung saja, itupun ia harus berjalan sendiri untuk membeli.
"Iya bu," kata Jenar setelah sedikit berlari menghampiri Arini.
"Mandi sana, terus ganti baju," ujar Arini membuat Jenar mengkerutkan dahinya. "Khanza, pinjami dia baju kamu," ucapnya lagi kepada anak Bungsunya.
"Dihh kok baju Khanza sih bu," keluh Khanza kesal.
"Udah gapapa nanti ibu ganti belikan yang baru yanh lebih bagus." bujuk Arini, akhirnya khanza memberikan baju mini dres di atas lutut berwarna kuning kunyit kepada Jenar.
Sejak kematian sang Ayah, Jenar tak pernah lagi di belikan baju ataupun barang apapun, dia selalu memakai barang bekas dari Khanza atau Keysa. Padahal uang yang di peroleh ibu tiri nya itu ialah uang hasil dari perkebunan milik Ayah dan Bunda Jenar.
Setelah beberapa menit Jenar selesai memakai baju rapi, tak lupa Arini juga menyuruh Keysa udah mendadani Jenar agar tidak terlihat pucat.
Sedari tadi Jenar ingin bertanya banyak hal namun ia urungkan tatkala malah mendapat bentakan dari sang ibu.
"Bu, sebenarnya Jenar mau dibawa kemana?" tanya Jenar lagi entah untuk keberapa kalinya. saat ini Jenar sudah berada di dalam mobil bersama Arini, Khanza dan Keysa.
"Cukup diam sayang, ibu akan membuat hidupmu menjadi lebih baik lagi," jawab Arini dengan lembut, namun malah membuat Jenar takut.
"Hahahaha, yess abis ini kita shoping dong bu," ujar Khanza. "Inget loh janji ibu, bakal nge gantiin baju Khanza."
"Tenang sayang, setelah semuanya selesai kita bisa bersenang senang," ujar Arini lalu mereka bertiga tertawa kencang. Namun berbeda dengan Jenar, ia malah merasa semakin ketakutan, Jenar merasa seperti akan terjadi hal buruk kepadanya.
Setelah perjalanan kurang lebih 30menit kini mereka telah sampai di sebuah rumah yang cukup besar dibanding rumah Jenar. Mereka di sambut oleb beberapa ajudan dan terlihat rumah itu sudah ramai oleh beberapa orang. Jenar di gandeng masuk oleh Arini dan saat sampai pintu Jenar terpaku karena melihat begitu banyak orang dan juga ada penghulu. Jenar berfikir tumben ia di ajak kondangan oleh ibu tirinya.
Namun pikiran Jenar ambyar seketika saat ia di serahkan kepada seorang wanita paruh baya dan diajak masuk kedalam sebuah kamar. Di kamar itu terdapat seorang yang sepertinya MUA untuk mendadaninya. Setelah memastikan Jenar duduk dan di rias oleh MUA itu, wanita paruh baya itu memberikan kode kepada MUA nya yang entah apa maksud nya Jenar tidak tau, lalu ia pergi meninggalkan kamar itu.
"Berapa umur kamu anak manis?" tanya seorang MUA yang memiliki Tulang lunak itu.
"De delapan belas tahun om," jawab Jenar terbata, entah kenapa tiba tiba dia merasa merinding.
"Iihhh jangan panggil ai om sayang, panggi Mis, Mis Rere oke," ucap miss Rere mendayu.
"I iya om, eh iya mis." jawab Jenar terbata karena gugup.
"Kenapa yei mau sih di nikahin sama lelaki tua begitu, yei masih muda dan masih sekolah ya kayaknya?" ucap miss Rere sedikit cemberut dan kasian kepada Jenar.
Deg!
Jantung Jenar terasa seperti berhenti seketika, Hah dinikahkan? sama lelaki tua? Jenar berfikir begitu keras hingga dia sadar bahwa sikap manis ibu dan saudara tirinya tadi adalah semata mata ingin menjualnya. Pantas ia di dandani dan di pinjami baju bagus, serta Khanza yang dijanjikan akan diajak shoping setelah semua selesai. Air mata Jenar menetes seketkka, hatinya hancur lebur, impian meraih cita citanya pupus dan ia harus menikah dengan seorang band*t tua yang sudah memiliki empat istri.
"A aku gak tau miss, aku gak tau kalau ternyata aku dibawa kesini untuk di nikahkan," ucap Jenar dengan tangis nya, "Miss tolongin Jenar mis, Jenar gak mau nikah sama kakek itu miss, Jenar gak mau, masih banyak cita cita Jenar mis tolongin Jenar." Isak tangis Jenar semakin sesegukan.
Miss Rere menghembuskan nafasnya, ia sudah menduga semua ini. "Hemm Jenar ya nama yei, oke gini Jenar, Yei tau siapa yang mengantar yei kesini tadi?" tanya Miss Rere di jawab geleengan kepala oleh Jenar. Jenar memang mengenal Juragan Sadi namun ia tidak mengenali istri istri nya.
"Dia namanya bu Brenda, ia istri Pertama dari juragan Sadi, dia sebenernya nyuruh eyke ngebantu yei, dia tau kalau yei hanya korban disini, jadi dengan senang hati eyke akan bantu yei." Ucap mis Rere, membuat Jenar bernafas lega.
Next yaaa 💃💃💃