NovelToon NovelToon
Rahasia Gadis Cupu

Rahasia Gadis Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi
Popularitas:504.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Nike Julianti

Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.

Namun memiliki banyak rahasia, yamg hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.

Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.

Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insiden di Mall

"Mmmm... wangi banget, udah mateng dek?" ucap Dwi yang keluar, dengan wajah lebih fresh

"Bentar lagi kak, duduk dulu aja sambil dinginin nasi." jawab Aca, Dwi mengangguk.

Ia mengisi nasi untuknya dan juga untuk sang adik, sayurnya panas. Masa mau makan sama nasi panas juga, kapan makannya. Setelah siap, ia pun mengambil emping. Ternyata Aca juga memasak bala-bala jagung, adiknya itu memang pintar kalo balikin mood.

Sama-sama tukang makan, ya balikin mood pake makanan lah.

Dwi menopangkan dagu di atas kedua telapak tangannya, yang ia sandarkan di atas meja. Memperhatikan adiknya, yang makin ke sini makin dewasa. Meski usia sudah 21 tahun, namun kelakuannya masih seperti anak-anak. Namun ia dan Putra, sangat menyayanginya.

'Adikmu cantik, kamu juga cantik ternyata. Sayang sekali kamu menyembunyikan kecantikan kamu, lihat kedua matamu yang berbeda warna. Sangat indah, sungguh. ucap Ayu yang kini duduk di samping Dwi dan ikut menatap Aca

Dwi tidak menjawab, ia hanya tersenyum. Ayu menoleh, mendapatkan respon seperti itu saja dia sudah senang. Artinya Dwi tidak acuh padanya, ia pun kembali menghilang. Sepertinya disini ia sudah mendapatkan teman...

"Gimana sekolah kamu dek?" tanya Dwi

"Ga gimana-gimana, ya gitu aja kak. Oya... " Aca mematikan kompor, karena memang sayurnya sudah matang. Ia pun memindahkan sayur ke dalam mangkuk besar, lalu membawanya ke atas meja.

"Hati-hati dek, Oya apa sih kamu dek? Ngomong kok setengah-setengah" tanya Dwi

"Tadi di kantin ada anak cewek, ga tau dari kelas mana. Gebrak meja, bikin mood ku ambyar seambyar-ambyarnya. Mi ayam mang Dimar sampe ga kemakan, karena keburu mi nya ngembang." jawab Aca, ia mendudukkan dirinya di kursi sebrang Dwi.

"Oya, jangan-jangan dia cemburu lagi. Mungkin laki yang dia suka, tertarik sama kamu. Atau mungkin merasa tersaingi, karena kamu lebih cantik" tebak Dwi, Aca tersenyum malu-malu

"bisa ae kang cilok kalo muji" Dwi berdecak mendengar ucapan sang adik, 'kang cilok'

"Aca juga nebaknya gitu sih kak, padahal mah ga ada minat keles ma brondong. Masa iya 21 tahun, sama anak 17 tahun? OGAH" Dwi pun tertawa

"Gimana kerjaan kakak?" tanya Aca

"Kaka udah ngundurin diri tadi siang" jawab Dwi, sembari menyeruput kuah sup

"Srrrrrrpppp.... ahhh... enak banget" Dwi memasukkan sambal dan juga jeruk sambal ke dalam sayur

"Kenapa keluar?" tanya Aca biasa saja

"Kakak udah nyaman di bagian arsip, malah di paksa jadi sekertaris. Memang dia siapa? Bisa maksa-maksa kakak, dihhh. Terus gertak kakak, mau ngundurin diri apa nerima tawaran. Lah... ya keluar, ngapain mesti ngikutin maunya. "jawab Dwi dengan wajah muak

"Hahaha... bosnya kakak lucu, jangan-jangan dia ada rasa ma kakak." ucap Aca

"Bodo amatlah" balas Dwi, yang asyik memakan makanannya.

"Terus rencana kakak apa selanjutnya?" tanya Aca, sembari mengunyah.

"Mau jadi pengangguran dulu bentar, kak Putra nyuruh kakak kerja di cabang sini sih."

"Terus?" Dwi menatap tajam Aca, Aca pun kembali tertawa

"Iya iya... karena bang Alex kan? Udah sih, lagian kakak juga ga ada rasa ma dia. Anggap aja kalian ga pernah ada hubungan apa-apa, bukannya kakak juga cuma anggap dia abang? Nggak usah di ambil pusing sih, udah 3 tahun. Tunjukin dong kalo kakak baik-baik aja, setelah di tinggal bang Alex. Anaknya udah gede, udah 2 tahun lebih kalo ga salah itung." ucap Aca lagi, Dwi pun mengangguk setuju

"Iya juga sih, ya udah deh nanti kakak kerja di perusahaan cabang. Sekarang mah mau jadi pengangguran dulu, menikmati hari." Aca hanya mengangguk

.

.

"Nge mall yuk, kak" ajak Aca

"Ngapain?" tanya Dwi yang sedang asyik berselancar di depan laptop, melihat perkembangan saham.

"Belanja bulanan, stok pada abis." Dwi mengangguk

"Kakak ganti baju dulu, kamu tunggu aja di mobil."

"Okaaayyy"

Dwi segera mengganti outfit nya, dengan setelan cuek. Celana yang sobek-sobek di lututnya, kaos longgar dan juga tak lupa kacamatanya. Ia hanya menaruh ponsel di saku kanan depan dan kartu identitas yang ia taruh di belakang cash hp nya, beberapa lembar uang cash di saku belakang. Bayar belanjaan udah bisa pake Qris, hidup di bawa simple aja.

Tak lupa ia selalu membawa benda kecil berbentuk kotak, di saku depan sebelah kirinya.

Rambut ia ikat satu, ke belakang. Tak lupa topi, berwarna hitam.

"Cuek banget kakakku" ucap Aca, saat sang kakak masuk ke dalam mobil.

"Lah emang mau kemana? Kamu aja yang kecantikan, timbang ke mall doang." balas Dwi, seraya memasang sabuk pengaman

"Kali aja ada yang ganteng gitu kan, nyangkut."

"Dikata layangan kali nyangkut" Dwi menyalakan mobil dan keluar dari halaman, meski rumah sederhana. Namun Aca, membuat rumah pintar untuk mereka.

Seperti yang pagar yang bisa buka tutup otomatis, terpasang CCtv di beberapa sudut. Baik di dalam ataupun di luar rumah, di buat anti maling juga. Pokonya lengkap untuk kemanan, karena kan mereka hanya tinggal berdua. Perempuan lagi, meski keduanya jago beladiri. Tapi yang namanya apes, siapa yang tau.

.

.

Dwi mendorong troli, sedangkan Aca yang sibuk memilah milih bahan dapur yang mulai habis. Sesekali Dwi mengambil apa yang ia inginkan, karena matanya yang melihat ke arah selving. Ia tak sengaja menabrak seseorang, yang ada di depannya.

"Aduh, maaf maaf. Saya ga sengaja, mata saya ga memperhatikan jalan." ucap Dwi, yang belum melihat siapa yang ia tabrak

Saat ia melihat ke depan, wajahnya langsung berubah dingin.

"Maaf tuan, permisi." ucap Dwi, ia pun sedikit minggir dan melewati pria yang tak sengaja ia tabrak

"Tunggu, kamu minta maaf hanya seperti itu saja?" Dwi berhenti dan memutar malas bola matanya, lalu ia berbalik

"Lalu tuan Evan yang terhormat ini, ingin saya meminta maaf seperti apa? Ada yang luka? Mau ke rumah sakit? Kita rontgen sekalian, takutnya ada yang retak atau patah." tanya Dwi

"Kak, lagi apa? Ayo, kirain ada di belakang Aca. Sampe Aca malu tau..." Aca yang sejak tadi berjalan tanpa menyadari, kakaknya tidak ada di belakang. Ia memasukkan belanjaan, yang ia peluk ke dalam troli.

Dia pun memasukkan bahan yang ia ambil, tanpa tau bila itu bukan troli sang kakak. Sampai terdengar suara deheman, dan Aca berbalik. Ia membulatkan kedua bola matanya, terkejut dengan siapa yang ada di belakangnya.

'Astaghfirullah... guru killer'

"M-maaf pak, saya kira di belakang kakak saya. M-mari pak, sekali lagi maaf." Aca pun langsung menggunakan langkah seribu, untuk menghindar gurunya tersebut.

Dwi yang mendengar cerita sang adik, sedikit tersenyum menahan tawa. Namun ia ingat, di depannya ada orang asing.

Sedang Evan yang sejak tadi melihat interaksi Dwi dan Aca, tertegun. Dia menebak bila gadis yang memanggil Dwi kakak, adalah adiknya. Bila adiknya saja cantik, Dwi juga pasti sangat cantik. Tapi kenapa dia menyembunyikan kecantikannya?

"Bentar, ada masalah sama orang itu" Aca pun menoleh dan melihat pria di depan mereka

"Siapa?" bisiknya

"Mantan atasan" Aca mengangguk dan ber o ria

"Jadi mau tuan Evan gimana?" tanya Dwi lagi

Mendengar pertanyaan Dwi yang di ulang, Evan pun tersadar.

"Tidak ada" ia segera membalikan tubuhnya dan hendak pergi meninggalkan Dwi, sampai langkahnya terhenti karena mendengar teriakan seorang wanita. Yang ada di belakang Evan, Dwi dan Aca.

PYARRR

"KYAAAAAA.... MY BABY"

Dengan serentak mereka pun berbalik ke belakang, bukan hanya mereka. Karena semua pengunjung juga, melakukan hal yang sama.

"KAK" Aca segera menarik sang kakak, untuk mendekat. Melihat itu, Evan dan pria yang di panggil guru killer pun segera menyusul.

1
Esih Mulyasih
Luar biasa
Zahbid Inonk
dasar biadab
Atik Kiswati
lnjt lg....../Grimace/
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt.... tragis
nurliana
Ujian terberat adalah mengendalikan hawa napsu .. Ingin ini ingin itu, ingin ingin ingin banyak sekali 😁
@Intan.PS_Army🐨💜
Astagfirullah tahan jangan esmosi Dwie sabar. dasar tua bangka
Ristin Nanda
ga di dunia nyata ga di novel,ternyata sama aja.harta masih menjadi masalah tertinggi
Zuhril Witanto
istrinya pingsan di tinggalin...dasar gak punya hati
Dewi kunti
lin nnt bantuin Ami,ambil jd istri aj🥰
fifia
dasar org tdk tau diri serakah menjijikan
Putri Laely
lanjut
Indi Findi
berasa halu q baca e
cepet men mak 🤣🤣
🥰
suami akan di uji ketika ia memiliki segala'y, dan istri akan di uji ketika suami tak memiliki apa².. miris, tapi memang begitulah kenyataan'y
Rita
haduhhhh sdh alhamdulillah ternyata dpt istri yg baik eh malah g bersyukur
nisa
tggu damar aryan kau akan dpt balasan dri perbuatan kalian 😡
☕️nya emak😘 lanjutttt,,,,
Yusrina Ina
baru tahu rasa 😝😝😝
bab seterusnya author 🤗🤗🤗
Dwie Artum
triple upnya kk
Ulma Galeri
org serakah emg gak tau diri.... berasa dikit banget partnya kak.. wkwkwk 😄🥰
Ira Imel
pingin ku mutilasi gk si damar itu kesel aku makk
Anisa bella
Doble up dong thoooorrrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!