Follow IG othor @ersa_eysresa
Anita wanita yang memiliki paras cantik dan pekerja keras, harus rela kehilangan segalanya saat dia berurusan dengan pria bernama Jayden, seorang pengusaha sukses bertangan besi. Dia tidak segan menghancurkan orang yang berani melawannya.
Salah satunya adalah Anita yang sudah berani mengusik hatinya sejak pertemuan pertama mereka yang terjadi tanpa disengaja. Namun, dibalik sifat tangan besinya, Jayden memiliki masa lalu yang kelam yang tidak diketahui oleh siapapun. Karena dia menutupi kelemahannya itu dengan sifat arogan yang dia miliki.
Apa yang terjadi pada Anita setelah bertemu Jayden?
Dan apa rahasia di balik masa lalu Jayden?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Pengantin
"Mas Andri, "
"Anita, kamu dimana? "
"Mas Andri dimana? " Bukannya menjawab pertanyaan Andri Anita malah bertanya balik kepadanya.
"Kakak sudah keluar dari penjara, seseorang mengeluarkan kakak melalui pengacaranya. Dan membayar ganti rugi serta pengobatan anak yang kakak tabrak. Kini kakak akan ke rumah sakit." kata Andri dengan senyum merekah.
Anita menoleh kearah Jayden dan menatapnya tak percaya.Benarkah yang dia dengar dan lihat ini? Pria itu sudah membebaskan kakaknya bahkan sebelum dia memintanya. Apakah dia seorang cenayang yang bisa membaca pikirannya sebelum datang menemuinya?
"Mas Andri jaga ibu ya? aku akan ke rumah sakit besok. " kata Anita
"Memangnya kamu dimana sekarang? jangan melakukan sesuatu yang aneh, Dek. " ujar Andri yang merasa curiga dengan sikap adiknya.
"Tenang, mas. Aman. Aku bisa jaga diriku dengan baik. " kata Anita mencoba meyakinkan kakaknya.
"Besok jika ada orang yang akan menjemput mas Andri, ikut saja ya? " pintanya tanpa mengatakan alasan apapun.
"Andri semakin curiga. "
Namun belum juga mendapatkan jawaban yang dia inginkan, ponsel Anita sudah dimatikan. Andri jadi penasaran sebenarnya apa yang terjadi, kenapa semua bisa di atasi dengan mudah dengan orang yang tidak di kenal.
"Tuan Jayden apa kamu yang melakukan ini? Membebaskan kakakku?" tanya Anita menatap penuh tanya kepada Jayden.
"Memangnya siapa lagi? " jawab Jayden santai.
"Dari mana kamu tau kalau kakakku ada di penjara. "
Jayden kembali menyandarkan tubuhnya di kursi dan menatap Anita yang begitu penasaran dengan apa yang terjadi pada kakaknya. Dan dengan sedikit tersenyum.
"Saat aku menerima telepon darimu dan memintaku bertemu disini, aku sudah merasa curiga kenapa pada akhirnya kamu menyerah. Tapi yang aku tau kamu tidak akan menyerah semudah itu, seperti yang kau katakan padaku tadi pagi. Pasti ada alasan mendesak yang membuat seorang Anita menyerah begitu saja. " Jayden mengatakan apa yang ada dipikirannya saat itu.
Anita hanya terdiam dan mendengarkan semua ucapan Jayden, karena dia merasa sangat penasaran.
"Lalu Aku menyuruh orang-orang ku untuk mencari tahu apa yang terjadi padamu dan keluargamu." Imbuhnya,
" Dan tak sampai menunggu sepuluh menit aku sudah mendapatkan semua jawabannya, dan segera menghubungi pengacara untuk membebaskan Kakakmu. Seperti itulah, begitu mudah bagiku menebak persyaratan yang akan kau ajukan padaku. Bahkan sebelum syarat kamu ajukan, aku sudah melakukannya. "
"Jadi seperti itu. " Kini Anita benar-benar terjebak dalam rencana Jayden, belum lagi kini dia harus membayar semua yang sudah Jayden lakukan untuknya.
"Semua sudah selesai, sekarang ikut aku pulang. Aku ingin kamu bersiap untuk besok." ajak Jayden.
"Apa aku boleh ke rumah sakit? Aku ingin melihat keadaan Ayah. " pinta Anita.
"Tidak, sejak kamu menyerahkan dirimu padaku, maka kamu sudah menjadi milikku. " ucap Jayden tidak mau di bantah.
Kali ini Anita bisa melihat kembali sisi arogan Jayden yang tidak mau di bantah. Ternyata dia salah, Anita pikir Jayden bisa dikendalikan begitu saja saat dia mah menikah dengannya. Tapi ternyata tidak, sisi dominan dalam diri pria itu tidak bisa di luluhkan dengan mudah.
"Ayo, ikut aku. " ajak Jayden dengan sedikit membentak, karena dia tidak suka ada penolakan sedikitpun lagi setelah apa yang sudah dia lakukan untuk keluarga Anita.
Anita menurut dan berjalan di belakang Jayden. Dirasa berjalan terlalu lambat Jayden langsung menggandeng tangan Anita agar berjalan lebih cepat. Hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian.
Langkah kaki lebar pria jangkung itu membuat Anita kualahan untuk mengikuti nya hingga membuatnya sedikit berlari, karea Jayden sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya. Malah semakin erat menggenggam tangan Anita.
"Ayo masuk, kita akan segera pulang ke rumah barumu. " ucap Jayden setelah membukakan pintu mobil barulah dia melepaskan genggaman tangannya.
Nita memegangi pergelangan tangannya yang memerah setelah di genggam erat Jayden dan masuk ke dalam mobil disusul Jayden kemudian.
Selama perjalanan baik Anita maupun Jayden keduanya tidak ada yang bersuara. Mereka diam dalam kesibukannya masing-masing. Jayden sibuk dengan IPadnya sedangkan Anita sibuk dengan pikirannya.
Hingga Anita yang sejak tadi melamun sambil melihat keluar jendela baru menyadari kalau jalan yang mereka lewatin adalah jalan menuju ke rumah nya.
"Kita mau ke mana? " tanya Anita.
"Kerumahmu."
"Untuk apa? bukankah kau bilang kita akan ke rumah mu?" Anita merasa bingung dengan keadaan ini, bukankah tadi Jayden bilang kalau mereka akan pulang ke rumah baru.
"Aku membutuhkan beberapa surat penting di rumahmu untuk mengurus pernikahan kita. Jadi Ambillah, aku tunggu disini. Atau aku ikut bersamamu. " tawar Jayden.
"Tidak perlu, biar aku ambil sendiri. "
Anita segera keluar dari mobil setelah mereka berhenti tepat di depan rumah Anita. Terlihat gelap dan sepi, itulah yang dirasakan Anita saat menginjakkan kakinya di rumah tempat dia di besarkan selama ini.
"Ayah semoga pengorbananku ini tidak sia-sia. Semoga Jayden bisa memberi mu pengobatan yang terbaik, sehingga ayah bisa segera sembuh dan berkumpul kembali bersama kakak dan ibu. Maaf jika nanti aku akan jarang berkunjung setelah menjadi istri Jayden. Asalkan ayah sehat aku akan bahagia. "
Anita meneteskan air matanya saat berbicara di depan foto keluarga yang dipajang dirumah nya. dia segera keluar dan mengunci pintu rumah, agar Jayden tidak terlalu lama menunggu dan membuat pria itu kesal.
"Sudah? " tanya Jayden saat Anita masuk ke dalam mobil.
Anita hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan memberikan kartu keluarga dan tanda pengenalnya kepada Jayden.
"Bagus, Besok kita akan segera menikah. " kata Jayden enteng.
Anita hanya diam tidak menanggapi, mau menikah besok atau lusa atau kapanpun itu sama saja. Intinya sekarang hidupnya sudah menjadi milik Jayden. Entah apa sebenarnya yang diinginkan pria itu, sampai dia harus memilihnya menjadi istri. Sampai sekarang Anita belum tau apa tujuan Jayden ingin menikahinya.
Perjalanan mereka berlanjut, hingga akhirnya berakhir di sebuah rumah mewah tempat Anita di culik beberapa hari lalu. Belum genap satu minggu dia kembali lagi ke rumah ini. Kalau kemarin dia kemari datang sebagai sebagai korban penculikan, sekarang dia datang sebagai calon istri Jayden.
Sungguh takdir sudah mempermainkannya. Entah ini permainan Jayden atau permainan Takdir. Kini Anita sudah tidak bisa mundur lagi, karena kesepakatan yang sudah mereka buat kini menjeratnya dalam ikatan pernikahan yang akan mereka lalui besok.
"Kalian layani dia dengan baik dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jangan sampai terlewat satupun. Setelah itu, istirahatlah di kamar tamu yang sudah disiapkan oleh kepala pelayan. Aku akan menemuimu besok saat sarapan. Bibi temani dia. "
Setelah mengatakan itu Jayden segera meninggalkan Anita menuju ke kamarnya di lantai atas. Dia ditinggalkan sendiri bersama beberapa orang asing yang entah apa yang akan mereka lakukan kepada nya.
"Perkenalkan saya kepala pelayan di rumah ini nona Anita nama saya Elly. Mari, silahkan nona. Anda harus melakukan perawatan tubuh yang sudah disiapkan oleh tuan Jayden. " ujar Bibi Elly mempersilahkan Anita masuk ke dalam sebuah ruangan yang sudah di persiapkan khusus secara dadakan oleh Jayden sore ini.
"Apa aku harus melalukan semua ini? Membersihkan seluruh tubuhku sebelum menikah dengannya. " cibir Anita kesal.
"Ini semua harus dilakukan nona, agar besok saat kalian melakukan malam pertama, Tuan Jayden semakin nempel sama nona Anita." ujar Bibi Elly menggoda.
Ucapan Bibi Elly tentu saja membuat Anita langsung diam mematung. Dia sepertinya melupaka satu hal itu. Malam pertama.