Dilarang Boom like !!!
Yuk hargai karya dari seorang penulis 🥰
Dia tidak menyangka kalau akan menjadi pemeran antagonis dalam kehidupan sahabatnya.
Viola Rinjani, seorang gadis muda berusia 23 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang merupakan suami dari sahabatnya sendiri.
Awalnya, Viola menolak tawaran pernikahan itu. Namun, keadaan yang terus memburuk terasa mencekik leher Viola hingga membuatnya harus mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua.
Biduk rumah tangga pun dimulai, akankah Viola berhasil melewatinya ?
Atau terpuruk dengan segala siksaan dan hinaan yang dilayangkan oleh semua orang ?
Yuk ikuti kisahnya hanya di Noveltoon !
Follow IG Author ayu.andila 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24. Anak Mama Sama Saja!
Semilir angin menerpa wajah Viola saat dia berdiri dipintu pesawat, cuaca yang sedikit mendung memberikan ketenangan dan kesejukan dalam hatinya.
Terlihat Raja sedang menuruni tangga pesawat di depan Viola, lelaki itu lalu berbalik dan melihat kearah Viola karna wanita itu masih berdiam diri dipintu pesawat.
"apa kau sedang jadi foto model untuk pesawat ini?" teriak Raja membuat Viola langsung tersadar dari lamunannya, wanita itu begegas menyusul langkah Raja yang sudah turun dari tangga.
Raja lalu menggandeng tangan Viola karna merasa kesal dengan wanita yang super lambat itu, sementara Viola merasa risih karna ditarik oleh Raja.
"Aku bisa jalan sendiri!" Viola merusaha melepaskan pegangan tangan Raja tetapi semua usahanya terasa sia-sia karna lelaki itu menggenggam tangannya dengan kuat.
"kalau nunggu kau jalan, sampai besok pun kita gak akan keluar dari sini!" ucap Raja dengan tajam, dia terus menarik tangan wanita itu sampai mereka keluar dari bandara.
Dari kejauhan, terlihat seorang wanita sedang melambaikan tangannya kearah Raja dan Viola. Alea sudah menunggu kepulangan mereka dengan penuh suka cita.
Deg, jantung Alea terasa berhenti berdetak saat melihat Raja dan Viola bergandengan tangan. Matanya membulat sempurna dan menatap tajam kearah tangan mereka berdua yang slaing bertautan.
"Alea!" seru Viola saat melihat keberadaan sahabatnya itu.
Alea langsung gugup saat mendengar seruan Viola, dia memasang senyum canggung dan bergegas mendekat kearah mereka.
Raja melepaskan genggaman tangannya saat Alea mendekat kearah mereka, dia juga tersenyum canggung menyambut kedatangan istrinya itu.
"bagaimana kabarmu, Al?" tanya Viola, dia memeluk tubuh Alea dengan erat dan dibalas dengan pelukan Alea yang sama eratnya dengan pelukannya.
"Aku baik Vi, kau sendiri gimana?" Alea merenggangkan pelukan mereka dan balik bertanya pada Viola.
Viola tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "aku baik, Al!" jawab Viola kemudian.
Lalu Alea beralih memeluk tubuh sang Suami yang sudah beberapa hari dia rindukan, Raja juga membalas pelukan itu serta mengecup kening Alea dengan sayang.
Setelah sesi penyambutan selesai, akhirnya mereka memutuskan untuk langsung pulang kerumah. Di mana Mama Vivi sudah menunggu kedatangan mereka semua.
Sepanjang perjalanan, tidak ada yang bersuara di dalam mobil itu. Mereka seperti tiga orang yang saling bermusuhan dan diam dengan berbagai macam pikiran yang memenuhi kepala mereka.
Tidak berselang lama, mobil mereka sudah masuk ke dalam gerbang rumah keluarga Ganendra.
Viola bergegas untuk turun dan membuka bagasi belakang untuk mengambil barang-barangnya. Namun, suara Alea menghentikan tangannya yang sudah menarik koper berwarna merah.
"biar Pak Malik aja yang menurunkannya, Vi!" seru Alea membuat Viola tidak jadi mengambil barang-barangnya.
"kalian sudah sampai?"
tiba-tiba terdengar teriakan dari Mama Vivi yang sedang berdiri di depan pintu, dia menyambut kedatangan mereka dengan penuh suka cita dan langsung menubrukkan dirinya ketubuh Viola.
"kau sudah pulang, Sayang?" ucap Mama Vivi sembari memeluk Viola dengan sangat kuat, sementara Viola yang sedang dipeluk memberontak minta dilepaskan karna merasa sesak dan tidak bisa bernapas.
"dia tidak bisa bernapas, Bu!"
Alea yang sudah membuka mulutnya tidak jadi mengeluarkan suara saat mendengar ucapan Raja, dia lalu melirik kearah lelaki itu karna tidak menyangka kalau Raja akan peduli pada Viola.
Mama Vivi melonggarkan pelukannya saat mendengar ucapan Alea membuat Viola segera menghirup udara untuk organ pernapasannya.
"hah, hah, hah. Untung saja aku masih selamat!" gumam Viola membuat Mama Vivi tertawa lebar karna mendengar gumamannya.
Kemudian mereka semua masuk ke dalam rumah karna Mama Vivi sudah menyiapkan sedikit sambutan untuk Raja dan juga Viola, terlihat aneka macam makanan dan minuman sudah tersaji di meja ruang tamu.
"kau mau ke mana, Raja?" tanya Mama Vivi saat melihat Raja berjalan kearah tangga, lelaki itu kemudian berbalik dan melihat kearahnya.
"aku lelah Ma, aku mau istirahat!" jawab Raja, dia benar-benar ingin tidur saat ini juga.
Mama Vivi menggelengkan kepalanya karna tidak mengizinkan putranya itu untuk masuk ke dalam kamar, saat ini ada sesuatu yang lebih penting yang harus dia tanyakan pada Raja dan juga Viola.
Raja berdecak kesal saat melihat Mama Vivi menepuk sofa yang ada di sebelahnya, pertanda bahwa dia harus duduk ditempat yang Mamanya itu tepuk tadi. Dia lalu berjalan dengan gontai dan menghempaskan pantatnya kesofa itu.
"Sayang, minum ini! ini sangat bagus untuk kesehatan." Mama Vivi memberikan segelas minuman pada Viola yang langsung diterima oleh wanita itu.
Setelah memberikan minuman berkhasiat pada Viola, Mama Vivi beralih melihat kearah putranya yang saat itu sedang menyandarkan tubuhnya kesandaran sofa.
"Bagaimana, Raja? kalian sudah anu-anukan?"
Byur, minuman yang baru masuk ke dalam mulut Viola langsung menyembur keluar menyiram meja membuat mereka semua terjingkat kaget.
Sementara Viola sendiri langsung mengelap mulutnya, dan berlari ke belakang untuk mengelap bekas semburan mautnya dimeja tersebut.
"dasar kau wanita-" Raja mengerem mulutnya saat tiba-tiba teringat dengan ucapan Viola tempo hari, dia lalu berdecak kesal melirik Mamanya karna ulah wanita paruh baya itu hingga membuat Viola kaget dan menyemburkan minuman dari mulutnya.
"ada apa dengannya? apa rasa minuman itu tidak enak?" seru Mama Vivi, tanpa dia sadari bahwa dialah penyebab Viola menjadi seperti mbah dukun.
"Viola mungkin terkejut dengan apa yang Mama ucapkan," seru Alea, dia pun mungkin kalau jadi Viola pasti akan sangat malu dan terkejut mendengar pertanyaan vulgar seperti itu dari mertua.
"oh iya, bagaimana Raja?" Mama Vivi kembali teringat dengan pertanyaannya tadi, dia sudah benar-benar penasaran dengan hubungan Raja dan Viola saat ini.
Sementara Alea mencoba untuk menenangkan hatinya yang mulai terasa sakit, dadanya berdebar keras menunggu jawaban dari suaminya.
"kenapa Mama bertanya seperti itu sih? memangnya setiap pasangan yang bulan madu tidak melakukan hal seperti itu!" ucap Raja, dia benar-benar geram melihat Mamanya sendiri.
"jadi, kalian benar-benar melakukannya?" tanya Mama Vivi kembali, dia semakin merapatkan duduknya ke tubuh Raja karna merasa sangat penasaran.
"tentu saja, kami melakukannya dari pagi samlai malam. Sesuai dengan keinginan Mama!"
Prang, Viola yang saat itu sedang membawa gelas untuk mengganti gelas-gelas yang sudah terkena semburannya merasa terkejut mendengar ucapan Raja sampai nampan yang dia pegang terlepas begitu saja menghantam lantai.
"kenapa Ibu dan Anak itu sama-sama berbicara vulgar seperti itu seh!"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘