NovelToon NovelToon
HIDDEN LOVE FOR MY MAID

HIDDEN LOVE FOR MY MAID

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: marriove

Cassandra Magnolia Payton, seorang putri dari kerajaan Payton. Kerajaan di bagian utara atau di negeri Willems yang dikenal dengan kesuburan tanahnya dan kehebatan penyihirnya.

Cassandra, gadis berumur 16 tahun berparas cantik dengan rambut pirangnya yang diturunkan oleh sang ayahanda dan mata sapphiernya yang sejernih lautan. Gadis polos nan keras kepala dengan sejuta misteri.

Dimana kala itu, Cassandra hendak dijodohkan dengan putra mahkota dari kerajaan bagian Timur dan ditolak mentah-mentah olehnya karena ia ingin menikah dengan orang yang dicintainya dan memilih kabur dari penjagaan ketat kerajaan nya dengan menyamar menggunakan penampilan yang berbeda, lalu pergi ke kekerajaan seberang, untuk mencari pekerjaan dan bertemulah dengan Duke tampan yang dingin dan kejam.

Bagaimana perjalanan yang akan Cassandra lalui? Apakah ia akan terjebak selamanya dengan Duke tampan itu atau akan kembali ke kerajaan nya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon marriove, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXIV. Sebuah Panah

Christina tersenyum kecil melihat wajah putrinya yang memerah, lalu memutuskan untuk memerintahkan Cassa segera menemui Duke Hexton. Ia tak ingin pria yang mencintai putrinya akan membuat keributan. Awalnya, Cassa ingin menolak perintah tersebut, namun pada akhirnya ia tak punya pilihan selain menurut. Dengan langkah malas, ia memasuki ruang pertemuan dan mendapati Alaric sudah duduk dengan tenang di salah satu kursi.

Wajah Alaric yang murung, berubah menjadi berseri-seri melihat wajah gadis yang dicintainya. Dengan tidak sabaran, dia memeluk Cassa tanpa ancang-ancang. Cassa dibuat sesak nafas oleh pelukan yang begitu erat itu, "Aric, pelukanmu membuatku sesak napas!, " eluhnya.

Alaric melepaskan pelukannya walau tidak rela, hatinya berbunga karena dia sudah bisa melihat wajah cantik didepannya. Dari kemarin malam Alaric sama sekali tidak bisa fokus sama sekali, rasanya ingin bertemu Cassa setiap detik! Pemikiran gila memang.

"Kau merindukanku, Duke? Ah memang aku adalah gadis yang bisa membuat orang memendam kerinduan sepertimu," ucap Cassa dengan penuh percaya diri, Alaric tersenyum remeh.

"Heh? Ya aku akui aku merindukanmu, tapi kamu juga seperti itu bukan? Kamu pasti memikirkanku setiap waktu, " balas Alaric tidak kalah percaya dirinya, Cassa tidak terima sehingga dia memukul perut Alaric. Sang empu meringis, ternyata pukulan gadisnya begitu kuat. Dia tidak boleh membuat singa cantik marah bukan?!

"Ouch, Cassie.. Aku begitu menyukai pukulan cinta darimu, " sudah habis kesabaran Cassa menghadapi lelaki menyebalkan didepannya. Ia kira penyakit menyebalkan itu akan hilang sedikit demi sedikit, tapi kenapa lebih menyebalkan daripada saat dirinya menjabat sebagai pelayan pribadinya?!

"Diamlah, Aric! Anda begitu menyebalkan sejak dulu!, " sungut Cassa kesal, dan dibalas Alaric tertawa kencang. Ah, rasanya dia ingin menjahili Cassienya setiap hari tanpa lelah.

Alaric menatap wajah Cassa yang masih dihiasi rona merah, senyum jahilnya tak kunjung pudar. "Cassie, temani aku jalan-jalan keliling istana kerajaan Payton. Aku ingin menghabiskan waktu denganmu, " pintanya dengan nada santai, namun mata birunya bersinar penuh harap.

"Anda menjadi pengangguran ya mulai sekarang?, "

"Mulutmu kejam sekali, Cassie. Anggap saja begitu, pekerjaanku dipegang oleh Nathanio. Kamu pasti mengkhawatirkan ku agar aku tidak menjadi miskin? Tenang saja Hexton memiliki banyak emas yang bi-, "

Cassa menatapnya tajam, tapi tahu benar bahwa menolak pria satu ini sama saja dengan bicara pada dinding. Dengan helaan napas panjang, ia mengangguk agar dirinya tidak terlalu banyak omong, "Yayayaya, tapi aku tidak ingin berlama-lama! Aku tidak punya banyak waktu untuk melayani keinginanmu yang tidak penting itu."

"Tidak penting?" Alaric terkekeh. "Sayang sekali, aku merasa ini hal terpenting hari ini. Jalan-jalan denganmu lebih berharga daripada urusan apa pun."

Tanpa menunggu balasan, Alaric mulai melangkah dengan santai keluar ruangan, dan Cassa, mau tak mau, mengikutinya. Sepanjang perjalanan, pelayan-pelayan istana menyapa mereka dengan hormat, "Selamat pagi, Duke Hexton, Putri Cassa," ucap mereka dengan nada ramah, beberapa bahkan memberikan senyuman menggoda melihat interaksi keduanya ada juga yang tersenyum malu melihat ketampanan Alaric.

Cassa hanya bisa tersenyum paksa, merasa malas sekali dengan perhatian yang terus mereka dapatkan. Namun, Alaric tampak menikmati setiap detiknya, bahkan sengaja memperlambat langkah untuk memastikan semua orang melihat mereka bersama.

"Hei, kau tidak malu, ya, menjadi pusat perhatian seperti ini?" bisik Cassa, sedikit kesal.

"Kenapa harus malu? Semua orang harus tahu kalau aku adalah lelaki yang terdekat denganmu," jawab Alaric dengan santai, membuat pipi Cassa semakin memerah.

Saat mereka melewati taman istana, Alaric melangkah lebih dekat ke Cassa, membuat gadis itu sedikit gelisah. "Kau tahu, Cassie," ucapnya sambil menatap lurus ke depan, "aku sangat beruntung bisa berjalan di sampingmu seperti ini. Rasanya seperti mimpi yang menjadi nyata."

Cassa mendelik, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya. "Berhenti berkata hal-hal aneh, Duke. Kau membuatku tidak nyaman."

Alaric malah tertawa pelan, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit untuk berbisik di dekat telinga Cassa. "Apa aku juga membuat hatimu berdebar, hmm?"

Cassa tersentak dan mundur sedikit, pipinya semakin memerah. "Jangan bertingkah, Alaric! Aku tidak punya waktu untuk leluconmu!" serunya sambil memalingkan wajah.

Alaric hanya tersenyum puas. "Ah, aku tahu itu tanda kau mulai jatuh cinta padaku. Tidak apa-apa, Cassie. Hatimu yang keras itu pasti akan luluh juga."

Dengan kesal, Cassa melangkah lebih cepat, berharap bisa meninggalkan pria menyebalkan itu di belakangnya. Tapi Alaric, dengan langkah panjangnya, dengan mudah menyusul.

Mereka terus berjalan, sesekali berhenti untuk menyapa para pelayan dan pengawal yang lewat. Namun, tak ada satu pun momen di mana Alaric berhenti menggodai Cassa, membuat suasana di antara mereka terasa manis dan hangat. Cassa mungkin kesal, tapi hatinya perlahan mulai menerima bahwa pria di sampingnya ini adalah bagian dari dunianya yang baru.

Dan Alaric? Dia hanya ingin menikmati setiap detik bersama gadis yang berhasil mencuri seluruh perhatiannya, tak peduli seberapa keras gadis itu mencoba mengusirnya. Bagi Alaric, Cassa adalah pusat dunianya, dan ia akan melakukan apa saja untuk membuat gadis itu tetap berada di sisinya.

Mereka akhirnya tiba di taman belakang istana, tempat yang jarang didatangi orang lain. Pemandangan di sana begitu indah—pepohonan yang rimbun, bunga-bunga yang bermekaran, dan sebuah air mancur kecil yang menghasilkan gemericik air menenangkan. Langit biru terang menambah suasana menjadi lebih sempurna, meski bagi Alaric, pemandangan terindah tetaplah gadis yang ada di sampingnya.

“Indah, bukan?” tanya Cassa pelan, matanya menyapu taman yang asri itu.

“Ya, sangat indah,” jawab Alaric, tapi pandangannya tidak tertuju pada taman, melainkan pada wajah Cassa yang terlihat begitu cantik bagaikan malaikat.

Menyadari tatapan Alaric, Cassa langsung berdehem canggung, “Aku sedang membicarakan taman, bukan diriku.”

“Tentu saja aku tahu,” ucap Alaric santai, tapi senyumnya penuh arti, “Namun, bagiku, kamu adalah pemandangan paling indah di sini. Taman ini hanyalah latar belakang.”

Cassa mendengus kecil, mencoba menyembunyikan pipinya yang mulai memerah lagi, “Hentikan gombalanmu, Duke. Itu tidak akan berhasil.”

Alaric tertawa kecil, senang melihat Cassa berusaha keras menjaga ekspresi wajahnya tetap tenang. Ia lalu duduk di salah satu bangku batu yang menghadap ke taman dan menepuk tempat di sebelahnya, “Cassie, duduklah. Kita habiskan waktu di sini lebih lama.”

Awalnya, Cassa hanya menatapnya ragu, tapi akhirnya ia duduk juga, menjaga jarak yang cukup. Namun, seperti biasa, Alaric tak pernah puas dengan jarak.

“Ngomong-ngomong, Cassie,” kata Alaric sambil menoleh padanya, “Apa kamu tidak menyiapkan perjamuan untuk tamu spesialmu ini? Aku lapar, dan aku yakin kau tidak akan membiarkanku mati kelaparan, bukan?”

Cassa menatapnya dengan kesal, “Sejak kapan kau menjadi tamu spesial di istana ini? Kau hanya tamu biasa,” Tapi, melihat Alaric memasang wajah seolah-olah ia benar-benar kelaparan, Cassa akhirnya menyerah.

Dengan enggan, ia memanggil salah satu pelayan istana yang sedang lewat, “Siapkan beberapa makanan ringan di sini. Cepat.”

Pelayan itu segera pergi, meninggalkan mereka berdua lagi di taman. Sementara menunggu, Alaric terus menatap Cassa dengan pandangan yang sulit diartikan, membuat gadis itu merasa risih.

“Berhenti menatapku seperti itu, Ric. Kau membuatku tidak nyaman,” ucap Cassa, berusaha menghindari tatapannya.

“Aku hanya mengagumimu,” jawab Alaric tanpa rasa malu, “Kamu begitu mempesona, bahkan ketika sedang kesal seperti ini.”

Cassa hanya mendengus pelan, memilih tidak menanggapi ucapan pria di sampingnya. Tak lama, pelayan datang membawa beberapa makanan ringan dan menatanya di atas meja kecil di depan mereka.

Cassa mulai makan dengan tenang, menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Berbeda dengan Alaric, yang hanya duduk sambil memandanginya.

“Kau tidak makan?” tanya Cassa akhirnya, menyadari pria itu hanya diam.

“Aku ingin disuapi,” jawab Alaric dengan nada manja, mulutnya terbuka sedikit, menunggu.

“Jangan bercanda, Ric. Kau bisa makan sendiri,” balas Cassa datar. Namun, tanpa sadar, tangannya bergerak sendiri, mengambil salah satu potongan makanan dan menyuapkannya ke mulut Alaric.

Alaric tersenyum lebar tapi saat menerima suapan pipinya memerah dan Alaric harus menyembunyikan rona memerah yang memalukan ini, “Ah, begitulah. Rasanya memang lebih enak kalau kau yang menyuapi.”

Menyadari apa yang baru saja ia lakukan, Cassa langsung menarik tangannya, “Aku tidak sengaja! Kau terlalu menyebalkan!”

Alaric hanya tertawa, wajahnya penuh rasa puas. Tapi momen manis itu tiba-tiba terganggu oleh suara sesuatu yang melesat cepat.

*JLEB!

Sebuah panah menghunjam tiang di dekat mereka. Cassa tersentak kaget, sementara Alaric langsung berdiri, wajahnya berubah serius. Aura gelap menyelimuti tubuhnya, dan mata merahnya kini tampak berkilat tajam penuh amarah.

“Siapa yang berani mengganggu waktu berhargaku bersama Cassie-ku?” gumamnya pelan, tapi suaranya terdengar dingin dan mengancam.

Cassa menatap panah itu dengan wajah menggelap. Dia merasa ancaman sudah dekat, apa ini utusan dari raja kegelapan itu?

“Cassie, tetaplah di belakangku,” ucap Alaric, nadanya penuh perlindungan, “Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu.”

Alaric mendekati panah yang tertancap di tiang dengan langkah penuh amarah. Matanya menyipit, memperhatikan sesuatu yang terselip di batang panah tersebut—selembar kertas. Namun sebelum tangannya sempat menyentuhnya, Cassa buru-buru berdiri dan menghentikannya.

“Jangan sentuh, Ric!” serunya tegas. Ia segera menarik lengan pria itu dan melangkah maju. “Biar aku saja yang mengambilnya, aku penasaran dengan isi kertas itu.”

Alaric menatapnya datar, bibirnya sedikit terbuka ingin protes, tapi Cassa sudah lebih dulu mencabut panah itu dengan gerakan hati-hati. Ia menatap kertas yang terlipat di ujungnya, membukanya perlahan, dan mulai membaca dengan teliti.

Tulisan di atas kertas itu tampak kasar, seolah ditulis dengan tergesa-gesa dan tulisan itu menggunakan darah.

“Janganlah kalian terbuai dalam kedamaian, tunggu saat kegelapan merampas cahaya yang kalian miliki.”

Cassa menggenggam kertas itu erat, matanya yang indah kini berkilat marah. Alaric memperhatikan perubahan ekspresi gadis itu dan menghela napas panjang. Ia tahu benar, ini bukan hal yang mudah untuk diabaikan.

“Cassie,” ucapnya pelan, mencoba mendekat. Tapi Cassa mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Alaric tidak mengatakan apa-apa dulu.

“Ini… pasti tanda,” gumam Cassa dengan suara bergetar. “Ya, aku tahu pasti akan terjadi seperti ini.”

Alaric mengerutkan kening, mengucapkan dalam hati, “Pengikut raja kegelapan… wanita tua itu, Ya pasti dia! Dia pasti mengirim ini untuk memperingati aku apalagi Cassie, Cassie sampai kapan kamu tidak tahu akan perasaanmu sendiri?”

Cassa mendongak menatap Alaric, ekspresinya penuh keyakinan, “Sepertinya orang yang tidak suka padaku mengirimkan ini agar aku takut, Aric. Tapi aku tidak akan mundur. Tidak untuk mereka, kau tenang saja!”

Alaric menyentuh bahu Cassa, mencoba menenangkannya, “Aku tahu kamu kuat, Cassie. Tapi ini bukan sesuatu yang bisa kamu hadapi sendirian. Aku pasti akan selalu menemanimu,”

"Sampai kamu tahu kalau aku adalah takdirmu, " lanjut Alaric dalam hati. Menatap teduh gadis didepannya penuh damba.

Cassa memutar tubuhnya, menyingkirkan tangan Alaric dengan lembut, “Aku bukan gadis lemah, Aric. Sebentar lagi aku debutante, dan aku akan melatih diriku sendiri. Aku akan menjadi lebih kuat untuk melindungi diriku sendiri. Aku tidak butuh perlindunganmu setiap saat, bantu aku dari jauh saja.”

Akhirnya, Alaric tersenyum tipis. “Baiklah, Cassie. Kamu benar, kamu bukan gadis lemah. Kamu adalah gadis paling keras kepala yang pernah aku temui,” ujarnya, nada suara penuh kebanggaan. “Tapi kau harus tahu, meski kamu bisa melindungi dirimu sendiri, aku tetap akan ada di sampingmu. Selalu.”

Cassa hanya mendengus kecil, tapi pipinya sedikit merona. Ia membuang muka, tidak ingin Alaric melihat reaksinya.

Alaric mengamati gadis itu dengan tatapan hangat. Dalam hati, ia merasa lega. Cassa memang keras kepala, tapi itulah yang membuatnya jatuh cinta. Tapi misi pertamanya belum selesai—ia harus membuat gadis ini sadar akan perasaannya. Itu bukan hal mudah, mengingat hati Cassa keras seperti batu, tapi Alaric bukan tipe pria yang mudah menyerah.

Ia melipat tangannya di depan dada sambil tersenyum. “Kamu tahu, Cassie. Melihatmu seperti ini, aku semakin yakin kau adalah gadis yang tepat untukku.”

Cassa memutar bola matanya, berusaha tidak terpengaruh oleh kata-kata itu. Tapi Alaric tahu, waktunya akan tiba. Dan saat itu terjadi, ia akan memastikan tidak ada satu pun ancaman kegelapan yang bisa menyentuh gadisnya.

"Maaf, Aric.. Aku hanya bisa menunggu lelaki yang akan menjadi takdirku, ya walaupun sekarang aku memiliki perasaan mu, mungkin hanya sedikit? Eh, pemikiran sialan! Tidak tidak, tidak mungkin."

Sudah dipastikan, jika Alaric mendengar, maka lelaki itu akan tertawa dengan keras bahkan mengejek Cassa karena gadis pujaannya mengucapkan itu didalam hatinya tanpa tahu kebenaran yang ada.

Tanpa disadari siapapun, tanda di pergelangan tangan Cassa semakin tampak walau terlihat begitu samar, bahkan jika ingin melihat diperlukan nya ketelitian tingkat tinggi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...— Bersambung —...

1
IamEsthe
Maaf koreksi lagi. Dialog tag yg benar harus ditulis dg mengawali tanda petik dua (") dg awalan huruf kapital dalam kalimat, dan diakhiri dg tanda koma (,), titik (.), seru (!), tanya (?) dan tanda petik dua (") lagi.

Misal.
"Kakak, kau sudah gila, ya? Apa perlu kupanggilkan seorang tabib?" tanya Cassandra BLA BLA BLA.
rosemarie: okay, thank you koreksinya ya kakk
total 1 replies
IamEsthe
Maaf ya. aslinya banyak yg haru di koreksi, aku ambil satu.

Debutante. Ini kata asing, kan? bukan kata dari KBBI atau serapan?
Kalo iya, harusnya menggunakan font italic (miring) sebagai kata asing.
IamEsthe
Maaf koreksi ya. Mungkin dialog tagnya lebih tepat pake tanda koma (,), bukan tanda seru (!). mungkin karena bukan seruan tp statement.
Devv
lanjut ya Thor !!
rosemarie: siappp/Smile/
total 1 replies
Devv
Semangat ya Thor !!
Devv
Aku udah mampir nih Thor
okiikk_art
done ya kakk, makasih
okiikk_art
malu gak sih?
rosemarie: wkwk jelas sih
total 1 replies
okiikk_art
kasihan..
okiikk_art
apa ni udah berantem aja/Sob/
Yandj
Bagus ceritanya, q suka. Cassaric harus berlayar trs, gak sabar kelanjutannya q
rudohere
semangat terus kak🤗🤗
rosemarie: thank youu kaaa/Hey/ uda up nii hehe!
total 1 replies
rudohere
semangat nulisnya kaka😆 aku baca tulisann kaka nggak bisa berhenti nyengir, alaric ama cassa lucu banget 😁😁
rosemarie: hehehe, makasii banyak cantikk/Awkward/ ya kan ya kann, cassaric lucu banget sampe gregetan/Scowl/
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir,ayok mampir juga di novel ku jika berkenan 😊😊
rosemarie: makasii kak/Rose/ okaii, aku mampir!
total 1 replies
chipsz🌙
hai kak, aku dah mampir 🥰✨ temenan yukkk
chipsz🌙: hayukkk kakk🥰🥰🥰
rosemarie: wiihh, makasi suda mampir kaa/Drool/ bolee bolee, saling follow gituu kan?? nnti ngobrol bareng? /Doge/
total 2 replies
Sety_Sweet
mampir, salken ya ka
Kang cilok: Mampir juga kak ke “KAU DAN AKU, BERSAMA”😄
rosemarie: okaii ka sky, makasii suda mampir. nice to meet you too!! /Smirk//Heart/
total 2 replies
Atik Laros
udah mampir nih Thor... semangat terus ya
rosemarie: wiihh okeii kaa, makasi suda mampir loh ya/Smile//Rose/ happy holiday!
total 1 replies
yanah~
semangat kak 🤗💪
rosemarie: ih makasi banyak kak huhuhu/Sob//Heart//Heart/
total 1 replies
yanah~
ditunggu lanjutannya kak 🤗💪
rosemarie: siapp, ditunggu ya ka/Determined/
total 1 replies
¶•~″♪♪♪″~•¶
aku sudah mampir yaa/Applaud//Applaud/
¶•~″♪♪♪″~•¶: ya sama2 juga kk/Smile/
rosemarie: wii, makasi banya kaka/Hey//Heart/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!