NovelToon NovelToon
Ace Disciple

Ace Disciple

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Tamat / Mengubah Takdir / Fantasi Isekai / Pendamping Sakti
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Seorang pemuda yatim piatu dan miskin yang tidak memiliki teman sama sekali, ingin merubah hidupnya. Buku warisan nenek nya menjawab tekadnya, 7 mentor atau guru yang berasal dari dunia lain yang jiwanya berada di dalam buku mengajari nya macam macam sampai dia menjadi orang yang serba bisa.

Kedatangan seorang gadis bar bar di hidupnya membuat dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada keluarganya dan membuat dirinya menjadi yatim-piatu. Ternyata, semuanya ulah sebuah sekte atau sindikat yang berniat menguasai dunia dari balik layar dan bukan berasal dari dunia nya.

Akhirnya dengan kemampuan baru nya, dia bertekad membalas dendam pada musuh yang menghancurkan keluarganya dan menorehkan luka di keningnya bersama gadis bar bar yang keluarganya juga menjadi korban sindikat itu dan tentu juga bersama ke tujuh gurunya yang mendampingi dirinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, drama, komedi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

Keesokan paginya, Evan pergi ke bank untuk membuat print saldo di bukunya sekaligus memeriksa dana yang sudah masuk ke dalam rekening nenek nya. Sementara itu, Bella yang berada di rumah, “klek,” dia membuka pintu belakang, dia melihat sebuah taman petak yang di buat dari batu bata merah yang di susun dan nampak sederhana, tanpa ada tanaman di atasnya dan hanya ada tanah yang becek berwarna hitam.

“Uh...di situ telanjang kaki, ada cacing ga ya (plak, menepuk kedua pipinya) semangat Bel,” ujar Bella dalam hati.

Dia melepas sendal jepitnya dan mulai melangkah ke arah taman kecil di depannya, ketika sampai di depannya, “gulp,” dia menelan saliva nya dan melangkahkan kakinya, “brrr,” kakinya langsung bergetar dan dengan reflek mengangkatnya kembali. Akhirnya “bless,” dia memaksakan diri masuk ke dalam taman itu, “brrr,” seluruh tubuhnya bergetar karena rasa becek tanah yang menyapa telapaknya.

[Qing Yun : nah ayo mulai.]

“Uuuh....ga boleh di tempat lain ya kak ?” tanya Bella.

[Qing Yun : boleh, tapi kan harus keluar rumah, sementara kamu tidak boleh keluar rumah sebelum kamu jadi kuat, jadi lakukan dan jangan komplain.]

“Uhh...iya,” ujar Bella.

Langsung saja Bella memasang kuda kuda yang dia ketahui dan meletakkan kedua kepalan nya di pinggang, tiba tiba “gleng,” kedua kepalan nya mejadi sangat berat dan tidak bisa terbuka, “blugh,” Bella langsung menunduk karena beratnya dan kedua kepalan nya masuk ke dalam tanah.

“Uuuuugh....berat banget,” teriak Bella di kepalanya dengan wajah merah padam seperti tomat.

[Qing Yun : ikuti nafas ku.]

Qing Yun mengajari Bella cara bernafas, dia menarik nafas dalam dalam kemudian menahannya di perut kecilnya, setelah itu Qing Yun mengajari Bella agar membayangkan  udara yang ada di dalam perutnya kecilnya menyebar ke seluruh tubuhnya dan berfokus di kedua tangannya. “Breees,” Bella berhasil mengangkat kedua kepalan nya dan menaruhnya lagi di pinggang.

“Haaat,”

Bella mulai meninju menggunakan kepalan nya dan bergantian mulai dari kanan kemudian kiri.

[Qing Yun : sekarang melompat dan berbalik ke belakang.]

“Breees,” Bella melompat kemudian berputar, kakinya kembali menjejak tanah dan dia meninju ke arah sebaliknya.

[Qing Yun : lebih cepat, setiap 10 pukulan berbalik, setelah itu kurangi setiap 9 pukulan sampai akhirnya menjadi satu pukulan.]

“Ba..baik,” ujar Bella.

Dengan tekun dan melupakan rasa geli di kakinya, dia meneruskan latihannya tanpa henti dan di semangati terus oleh Qing Yun di kepalanya. Sementara itu, Evan di bank sudah selesai membuat print baru di buku tabungan neneknya, matanya membulat selain 100 juta milik Purwanto yang sudah di transfer ke rekeningnya, ada dana 1 miliar yang juga masuk lebih dulu dari dana dari Purwanto.

“Whoaah...kaya,” ujar Evan tersenyum.

Langsung saja dia berjalan menuju ke rumahnya, namun ketika dia melewati sebuah restoran donat cepat saji, dia tertegun, dia berpikir ingin membelikan donat untuk dirinya dan Bella di rumah sebagai perayaan ulang tahun kemarin, dia melangkah ke arah restoran itu, tapi tiba tiba dia melihat Joni dan tiga anak buah nya duduk di samping restoran bersama motor mereka sambil merokok.

“Bwuuung,” sebuah buku hologram muncul di depan wajah Evan, langsung saja Evan membaca isinya,

*************************************************

Quest Log :

-        Rekrut preman bernama Joni dan anak buah nya menjadi pengikut (0/4)

Reward :

-        Uang 1.500.000.000.

*************************************************

“Hah ?”

[Gerard : tugas kedua mu, ajak mereka ke ibukota untuk melayani kamu dan istri mu.]

“Gimana caranya coba ?” tanya Evan.

[Gerard : pikirkan sendiri, kamu sudah ku beri modal.]

Evan berpikir keras, dia berjalan berputar putar di pinggir jalan, matanya terus menatap Joni dan gengnya yang tidak sadar akan keberadaannya,

“Duh gimana coba, masa gue ajak berantem trus gue paksa ikut sih, ini si bos maunya apa sih,” ujar Evan dalam hati.

Selagi Evan terdiam, tiba tiba “brrrm,” dia melihat 20 motor berhenti di depan Joni dan gengnya, langsung saja Joni terlihat berdiri dan bersiap bertarung, sekitar 30 orang pria yang membawa pipa, pemukul baseball, rantai, samurai dan golok turun dari motor, mereka mengepung Joni dan gengnya.

“Hmm,”

Evan berguman dan tersenyum, bagi dia hal ini kebetulan yang menguntungkan, dia melangkah maju namun, “Aaaaaaah,” terlihat seorang anak buah Joni terluka karena tertusuk lengan yang berubah menjadi pedang. Melihat itu, Evan langsung berhenti, dia melihat tidak semua pria yang mengepung Joni adalah manusia.

“Waduh gawat ini,” ujar Evan.

Dia mengamati sebentar lagi, terlihat Joni dan anak buahnya mulai di keroyok namun masih melakukan perlawanan, akhirnya Evan mengerti kalau pria yang lengannya berubah menjadi pedang daging itu adalah Jacky yang waktu itu juga pernah menghadangnya.

“Ternyata cuman dia, ok lah,”

“Swoooosh,” Evan menghilang dan “wuk...wuk...wuk,” dia menendang dengan cepat terlihat seperti teleport ke seluruh pria yang sedang mengeroyok Joni. “Glontang,” semua senjata mereka terlepas dan tubuh mereka jatuh ke tanah tidak sadarkan diri, Evan berdiri di depan Joni dan menatap Jacky di depannya.

“Lo lagi,” ujar Jacky.

“Ya, gue lagi,” balas Evan.

Wajah Jacky langsung mengeluarkan urat urat besar dan taringnya muncul, matanya menjadi merah menyala, kedua lengannya menjadi pedang dari daging. Evan menoleh melihat ada sebuah pipa dan rantai di sebelahnya, dia jongkok mengambil keduanya dan pipa juga rantai itu di satukan nya, “swooosh,” api ungu menjilat kedua nya dan membetuk sebuah katana hitam yang langsung di pegang Evan.

“Trang,” Jacky menyerang dan Evan menangkisnya, kemudian keduanya saling beradu sabetan dan tusukan sambil saling menangkis serangan masing masing. “Traaaang,” Evan menyabetkan pedangnya ke atas, kedua pedang Jacky terpental ke belakang dan membuatnya limbung, “craaak,” Evan bersalto dan sinar bulan sabit besar membelah dua tubuh Jacky, “tap,” “sriiing...sriiing,” ketika mendarat Evan langsung mengayunkan katana nya membelah menyilang dari kiri atas ke kiri bawah kemudian kanan atas ke kanan bawah berbentuk huruf X.

Tubuh Jacky langsung terpotong potong menjadi beberapa bagian dan terbakar api ungu yang langsung menghanguskannya, setelah itu, Evan menoleh melihat Joni yang sedang memangku teman nya yang terkapar karena bahunya di tusuk,

“Lo pada ga apa apa kan ? cepet bawa ke rumah sakit,” ujar Evan.

“Huh...makasih lo udah nolong kita bro,” balas Joni.

“Kita ga ada biaya buat rumah sakit, mudah mudahan aja pake obat luka luar bisa sembuh,” ujar salah seorang gengnya.

“Dah bawa, gue bayarin,” ujar Evan.

“Se..serius lo bro ?” tanya Joni.

“Ayo cepet, gue serius, ayo,” teriak Evan.

“Si Jacky jadi apa barusan ?” tanya Joni.

“Ntar gue jelasin, sekarang bawa dulu dia ke rumah sakit,” jawab Evan.

Akhirnya mereka menggotong anggota geng yang terluka, Evan membonceng Joni menuju ke rumah sakit. Setelah sampai dan anggota geng yang terluka di rawat, Evan membayar administrasi dan biaya berobatnya, dia menoleh melihat Joni yang wajahnya nampak tidak enak melihat dirinya,

“Nape lo ?” tanya Evan.

“Ga apa apa, sori, gue selalu jahat ama lo dan cewe lo,” jawab Joni.

“Santai, sekarang lo ikut gue ke ibukota mau ga ?” tanya Evan.

“Hah ngapain ? gue ga ada tempat di sono ?” tanya Joni.

“Hmm bener juga ya,” jawab Evan berpikir.

[Gerald : hei, bilang ada, ajak mereka dan pekerjakan mereka, bilang kamu gaji mereka dan kasih persekot mereka sekarang, payah kamu.]

“Soal tempat ga usah khawatir, lo pada kerja ama gue aja, gue gaji, daripada lo lontang lantung ga jelas,” ujar Evan.

Joni dan kedua anggota gengnya saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian mereka menoleh melihat Evan yang berpakaian sedikit lusuh karena memakai pakaian rumahan biasa.

“Sori bro, gue tahu gue salah ama lo dan cewe lo, tapi jangan remehin kita bro,” ujar Joni.

[Gerard : tunjukkin buku tabunganmu, bilang kamu kasih mereka gaji 60 juta satu orang per tiga bulan.]

“Serius bos ?” tanya Evan.

[Gerard : percaya saja, kalau mereka macam macam ya bunuh aja.]

“Buset enteng amat sih ngomongnya bos,” ujar Evan.

Evan mengambil buku tabungannya, dia membukanya dan memperlihatkan nya pada Joni juga anggota gengnya. Mata mereka membulat melihat jumlah yang tertera di buku,

“Nah kalo lo pada mau kerja, gue kasih 60 juta per bulan, per orang dan gue bayar tiga bulan sekali, mau ?” tanya Evan.

“Serius lo bro, kerjanya ngapain ?” tanya Joni.

“Um...bantuin jaga rumah gue dan beres beres di rumah gue, lo juga pada tinggal di rumah gue, lagian gue cuman berdua ama Bella, rumah gue di sono gede soalnya,” jawab Evan.

Joni kembali menoleh melihat kedua anak buahnya dan wajah mereka mulai tersenyum, kemudian mereka melihat kembali ke arah Evan.

“Ok bos, kapan kita mulai, yang lagi di rawat di dalem ntar sekalian juga ya bos, jangan di tinggal, kasihan,” ujar Joni.

“Sip, gue percaya ama lo nih, gue minta lo kesono langsung, gue besok baru pergi, minta nomer lo, ntar gue kirimin alamat nya,” balas Evan.

“Siap bos,” balas Joni mengeluarkan smartphone nya.

“Abis ini lo pada ke rumah gue, gue jelasin makhluk tadi apaan karena tugas lo nanti mengamankan rumah gue,” ujar Evan.

“Sip bos, ayo sekalian aja, biarin aja yang lagi di rawat di sini,” ujar Joni.

Akhirnya mereka keluar dari rumah sakit dan pulang ke rumah Evan. Ketika sampai rumah dan membuka pintu, Evan melihat Bella baru melangkah keluar dari kamar mandi dan menoleh dengan mata membulat karena melihat Joni dan gengnya berada di belakang Evan kemudian masuk ke dalam,

“Hah, apa nih,” ujar Bella yang baru selesai mandi setelah berlatih.

“Salam bu bos,” ujar Joni mengangkat tangannya.

“Hah, siapa bu bos,” balas Bella.

“Mereka sekarang anak buah kita Bel,” ujar Evan.

“Hah, anak buah,” balas Bella bingung.

“Bwuung,” sebuah buku hologram muncul di depan Evan, langsung saja dia membaca tulisan di dalamnya.

*************************************************

Quest Log :

-        Rekrut preman bernama Joni dan anak buah nya menjadi pengikut (4/4) Clear

Reward Received :

-        Uang 1.500.000.000.

*************************************************

1
Stay Stronger
/Scream//Scream//Scream/
Amara❤️
good job
Mobs Jinsei: makasih kakak
total 1 replies
Anna
udah aku beri kopi
Mobs Jinsei: makasih ya kak
total 1 replies
marrydiana
semangat kak, mampir juga ya di cerit aku❤️
Dian
Lanjut thor semangat❤️
Dian
Semangat thor,💪🏻💪🏻ayo saling dukung mampir jg ke karya aku “two times one love”❤️
Mobs Jinsei: Sudah mampir ya kak, makasih support nya /Pray/
total 1 replies
Aulia Nur
good job 🔥
darryl gunawan
Luar biasa 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!