NovelToon NovelToon
Si Cupu Milik CEO Tampan

Si Cupu Milik CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

“Baik, kalau begitu kamu bisa bersiap untuk menyambut kematian mama! Mama lebih baik mati!” Ujar Yuni mencari sesuatu yang tajam untuk mengiris urat nadinya.

Alika tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yuni, sebegitu inginnya Yuni agar Alika mengantikkan kakaknya sehingga Yuni menjadikan nyawanya sebagai ancaman agar Alika setuju.

Tanpa sadar air bening dari mata indah itu jatuh menetes bersama luka yang di deritanya akibat Yuni, ibu kandung yang pilih kasih.

Pria itu kini berdiri tepat di depannya.

“Kamu siapa?” Tanya Alika. Dia menebak, jika pria itu bukanlah suaminya karena pria itu terlihat sangat normal, tidak cacat sedikitpun.

Mendengar pertanyaan Alika membuat pria itu mengernyitkan alisnya.

“Kamu tidak tahu siapa aku?” Tanya pria itu menatap Alika dengan sorot mata yang tajam. Dan langsung di jawab Alika dengan gelengan kepala.

Bagaimana mungkin dia mengenal pria itu jika ini adalah pertama-kalinya melihatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 8

Brian berdiri di balkon kamarnya menatap jauh di depan, menyalahkan rokok yang diapit di antara kedua jarinya.

Ada rasa nyeri di dadanya, sesuatu yang mengusik hatinya. Rasa sakit yang selalu dia tutupi dengan rapat.

Tapi, malam ini perasaan yang dia sembunyikan dengan baik itu, muncul kembali akibat rasa masakan Alika, masakan yang membuat Brian mengingat sosok wanita yang begitu dia sayangi.

Wanita yang begitu lembut dan sopan. Wanita yang membuat Brian merasa nyaman dan bahagia saat di dekatnya.

Masakan Alika. Ya, masakan Alika sangat mirip dengan makanan yang di masak olehnya.

Brian teringat akan ruang bawah tanah yang lembab itu, ruangan bawah tanah yang membuat dia kehilangan wanita itu. Brian mengepalkan tangannya menahan amarah yang membakar hatinya.

“Brian bisa aku masuk?” Alika mengetuk pintu kamar Brian yang terbuka meminta  izin pada Brian untuk masuk.

Dia tidak tenang untuk melanjutkan makan, karena takut jika mungkin Brian benar-benar keracunan oleh masakannya.

“Masuklah.” Izin Brian setelah meredakan emosi yang dia rasakan, dia tidak ingin Alika mengetahui apa yang di alaminya.

“Kamu tidak apa-apa?” Tanya Alika khawatir.

“Memangnya aku kenapa kakak ipar?” Brian balik tanya seperti orang yang baik-baik saja.

“Kenapa kamu langsung pergi, kamu tidak menghabiskan makananmu.” Kata Alika.

“Masakanmu tidak enak kakak ipar, aku takut menghabiskannya, karena masakanmu itu bisa membunuh indra pengecapku.” Ujar Brian membuat Alika cemberut marah.

“Lidahmu saja yang indra pengecapnya sudah mati!” Seru Alika kesal.

Jika pun memang masakannya tidak enak, seharusnya Brian tidak perlu mengatakannya dengan begitu jujur, apakah Brian tidak kasihan padanya yang sejak sore sudah berkutat di dapur untuk masak agar mereka makan.

Dasar  tidak punya hati nurani! Hardik Alika dalam hati.

“Mau bagaimana lagi kakak ipar, masakanmu tidak cocok di lidah mahalku, rasa masakanmu sangat horor.” Ucap Brian.

Dia berbohong untuk menyembunyikan perasaannya. Makanan yang di masak Alika sangat enak, jika saja tidak ada luka di hatinya saat merasakan masakan itu, dia pasti akan melahap semuanya tanpa sisa.

“Kamu.... Dasar tidak menghargai usaha orang!” Geram Alika menatap Brian tajam.

Brian sangat keterlaluan, untung saja Brian adalah iparnya, jika tidak dia pasti sudah akan membalas Brian, misalnya dia akan mencekik Brian saat dia tidur, atau menindih wajahnya dengan bantal sampai dia kehabisan nafas, atau mungkin dia bisa membeli obat bius lalu membiusnya dan membuat dia menangis memohon ampun. Sungguh khayalan itu membuat Alika senang hingga tanpa sadar bibirnya mengukir senyum lebar, membayangkan semua itu membuat Alika senang.

“Kakak ipar kamu kenapa?” Heran Brian melihat Alika.

 “Memangnya aku kenapa?” Tanya Alika pura-pura kebingungan dengan pertanyaan Brian.

“Kamu terlihat seperti wanita gila karna tersenyum seperti itu.” Kata Brian.

Hahh... Dongkol Alika. Sebaiknya dia pergi saja keluar dari kamar itu, jika terus bersama dengan ipar sablengnya itu, lama-lama dia benar-benar akan gila.

Dering ponsel Brian membuat dia bergerak mengeluarkan ponselnya dari saku sambil memerhatikan punggung Alika yang menghilang dari kamarnya.

Nomor yang tidak di kenal muncul di layar ponselnya.

Brian hanya membiarkan sampai ponselnya tidak lagi berdering. Tapi. Tak selang berapa lama kembali ponsel di tangannya berdering. Namun kali ini, nama Zicko yang muncul di layar ponsel Brian.

“Ada apa? Kenapa meneleponku?” Tanya Brian dengan nada dingin. Wataknya berbanding terbalik saat dia bersama Alika tadi.

“Tuan, tuan besar memintamu untuk membawa nyonya muda ke rumahnya.” Suara Zicko dari seberang sana.

“Ada urusan apa dia dengan Alika?” Tanya Brian.

“Tuan besar ingin anda dan nyonya muda makan malam di rumahnya besok malam.

“Katakan padanya aku tidak punya waktu.”

“Aku tidak bisa memberitahunya alasan itu, karena dia pasti tau semua jadwalmu.”

Zicko tidak ingin memberi alasan yang tidak masuk akal pada tuan besar,  karena pasti dia yang akan kena getahnya nanti. Paling untung jika gajinya tidak di potong.

“Kalau begitu kamu cari saja alasan yang masuk akal sesuka hatimu.” Kata Brian lalu menutup telepon sepihak membuat Zicko di tempatnya merasa kesal karena memiliki atasan yang suka merepotkan orang kecil seperti dirinya.

Setelah menutup teleponnya. Brian keluar mencari Alika, takut jika kakeknya mungkin akan menelepon Alika, bisa saja orang tua itu sudah mendapatkan nomor Alika dan menghubungi Alika langsung.

Brian belum ingin jika identitasnya sebagai suami Alika terbongkar. Dia masih ingin bermain sandiwara, berperan sebagai adik ipar Alika. Ini juga salah satu langkah untuk mengetes sejauh mana kesetiaan Alika padanya sebagai Daniel yang Alika tahu adalah pria cacat.

Alika sedang mencuci piring saat Brian menghampirinya di dapur.

“Kalau kamu mau mengajakku bertengkar sebaiknya kamu tidur saja.” Kata Alika, dia terlalu malas jika harus  berdebat lagi dengan Brian.

“Malas berdebat atau kakak ipar takut jika jatuh hati padaku?” Brian memulai rencananya lagi untuk menggoda Alika.

Alika menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembusnya secara perlahan, dia harus bisa tenang. Dia tidak boleh terpancing.

“Kakak ipar bagaimana kalau malam ini kita bermain permainan yang membuat keringatan?” Bisik Brian tepat di telinga Alika.

Alika bergidik geli, nafas Brian menggelitik telinganya. Dia tidak tahu kenapa adik iparnya itu suka sekali mencari masalah.

“Brian apa sebenarnya maumu?” Tanya Alika balik mendongak menatap mata Brian yang berwarna kecokelatan itu.

“Aku mau kamu kakak ipar.” Ucap Brian semakin membuat Alika jengah.

“Jangan kurang ajar Brian, jika kamu lupa. Maka akan aku ingatkan! Aku ini kakak iparmu, istri dari Daniel, saudara kandungmu! Apa pantas seorang adik melakukan hal seperti yang kamu lakukan itu pada kakak iparnya!” Marah Alika.

“Sebaiknya jaga sikapmu Brian!” Ujar Alika lalu melangkah pergi.

Namun, kesialan memang tidak pernah datang membawa kabar terlebih dahulu. Akibat cipratan air yang jatuh ke lantai saat mencuci piring membuat dia terpelesat, Alika mencoba menyeimbangkan tubuhnya dengan menarik kemeja yang di pakai Brian, tapi sepertinya nasib baik tidak berpihak padanya.

Alika justru membuat Brian ikut jatuh, tubuh mungilnya menimpa tubuh Brian. Dia tepat berada di atas Brian. Dan parahnya, bibir Alika tepat mendarat di bibir Brian.

Untuk sesaat Alika tertegun, begitu pun dengan Brian, hal tidak terduga itu membuat jantung keduanya berdegup tak beraturan. Ada perasaan aneh yang muncul, tapi tidak bisa keduanya jelaskan.

Setelah tersadar. Alika bangkit dengan cepat dengan pipi yang merah merona karena malu.

“Maaf aku tidak sengaja.” Ujar Alika tanpa menatap Brian.

Alika membungkuk beberapa kali meminta maaf, lalu berlari pergi meninggalkan Brian yang mematung. Alika benar-benar merasa malu. Padahal tadi, dia baru saja memarahi sikap tidak pantas Brian padanya. Tapi, dia... Dia malah mencium Brian.

1
Anisah Abdullah
up yang banyak l thor
Nanda
up terus kak
Hamsir Subair
lanjut thor.
Akun Baru1996
Lanjut thor, upnya jangan lama2 dong
Boss Kaa
Bagus... lanjut thor
Mikailz Srika
Love banget kak bangettttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!