NovelToon NovelToon
PESONA PENGANTIN PENGGANTIKU

PESONA PENGANTIN PENGGANTIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pengantin Pengganti Konglomerat / Pelakor jahat / Balas dendam pengganti / Pernikahan rahasia
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Amelia's Story

Berkisah tentang Alzena, seorang wanita sederhana yang mendadak harus menggantikan sepupunya, Kaira, dalam sebuah pernikahan dengan CEO tampan dan kaya bernama Ferdinan. Kaira, yang seharusnya dijodohkan dengan Ferdinan, memutuskan untuk melarikan diri di hari pernikahannya karena tidak ingin terikat dalam perjodohan. Di tengah situasi yang mendesak dan untuk menjaga nama baik keluarga, Alzena akhirnya bersedia menggantikan posisi Kaira, meskipun pernikahan ini bukanlah keinginannya.

Ferdinan, yang awalnya merasa kecewa karena calon istrinya berubah, terpaksa menjalani pernikahan dengan Alzena tanpa cinta. Mereka menjalani kehidupan pernikahan yang penuh canggung dan hambar, dengan perjanjian bahwa hubungan mereka hanyalah formalitas. Seiring berjalannya waktu, situasi mulai berubah ketika Ferdinan perlahan mengenal kebaikan hati dan ketulusan Alzena. Meskipun sering terjadi konflik akibat kepribadian mereka yang bertolak belakang, percikan rasa cinta mulai tumbuh di antara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Ayo kita bercerai,"

"Apa?Ferdinan terbelalak.

Alzena berdiri di dekat jendela dengan tatapan kosong ke arah kota yang gemerlap. Wajahnya terlihat tenang, tapi ada ketegasan yang jarang Ferdinan lihat sebelumnya. Dia mengambil Kimono untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai pakaian tidur.

"Kita harus bicara, dari hati ke hati," kata Alzena dengan suara yang pelan tapi tegas.

Ferdinan mendekat, merasa ada sesuatu yang tidak beres. "Ada apa, Alzena? Tentang Katerine, atau apa? Aku bisa jelaskan—"

Alzena mengangkat tangan, menghentikan ucapannya. "Bukan hanya tentang Katerine, Ini tentang kita. Tentang hubungan ini. Aku rasa, sudah saatnya kita mengakhirinya."

Ferdinan tertegun, matanya membulat. "Apa maksudmu? Mengakhiri apa?"

"Mengakhiri semuanya, Ferdinan. Pernikahan ini, hubungan ini. Aku tidak bisa terus begini," kata Alzena, suaranya mulai bergetar meski ia berusaha terlihat kuat.

"Alzena, tunggu—kenapa tiba-tiba bicara seperti ini? Apa aku melakukan sesuatu yang salah?" Ferdinan bertanya dengan nada penuh kebingungan.

Alzena menoleh, menatap Ferdinan dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Bukan salahmu sepenuhnya. Tapi kita berdua tahu, hubungan ini tidak pernah nyata. Kita hanya berpura-pura, saling melukai, dan tidak ada perkembangan. Aku tidak mau hidup dalam kebohongan ini lagi."

Ferdinan terdiam, kata-kata Alzena menusuknya lebih dalam daripada yang ia kira. Ia ingin membantah, ingin mengatakan sesuatu, tapi lidahnya kelu.

"Aku lelah, Ferdinan," lanjut Alzena. "Aku ingin hidupku kembali, tanpa drama, tanpa rasa sakit. Jadi, tolong, izinkan aku pergi. Kita bercerai saja, sebelum semuanya menjadi lebih buruk."

Ferdinan menatap Alzena dengan tatapan terluka. "Alzena, aku... aku tidak bisa."

"Kau harus bisa, Ferdinan," kata Alzena tegas. "Aku tidak ingin kita terus saling menyakiti. Kau punya hidupmu, dan aku ingin membangun hidupku sendiri. Ini yang terbaik untuk kita berdua."

"Apa karena laki-laki itu, Rian teman kuliahmu?atau Bastian?"

"Jangan libatkan orang lain Ferdinan, ini ada antara kita berdua, meskipun aku tahu hubunganmu dengan Katerine sudah terjalin sebelum kita menikah,"Lirih Alzene.

"Aku... aku janji akan memutuskan hubunganku dengan Katerine, beri aku kesempatan kumohon. "Ferdinan dengan wajah memelas.

"Aku tak ingin berharap lagi, dan aku tak ingin ada orang yang tersakiti dalam hubungan ini, sejak awal aku sudah menderita, dan aku rasa sebaiknya aku yang mundur."Alzena menatap nanar wajah Ferdinan.

Ferdinan akhirnya terdiam, Ia hanya menatap Alzena, mencoba mencari tanda-tanda bahwa ia mungkin salah dengar atau bahwa Alzena tidak serius. Tapi tatapan Alzena penuh kepastian.

Akhirnya, Ferdinan mengangguk pelan, meski hatinya menjerit. "Kalau itu yang kau inginkan..." katanya, suaranya nyaris tak terdengar.

Alzena mengangguk, merasa lega meski air matanya mulai jatuh. "Terima kasih, Ferdinan. Aku harap, kau juga menemukan kebahagiaanmu."

Ferdinan hanya berdiri di sana, menyaksikan Alzena melangkah pergi ke kamar mandi. Di balik pintu, Alzena menangis tanpa suara, sementara Ferdinan berdiri terpaku, merasa kehilangan sesuatu yang tidak pernah benar-benar ia miliki, tapi entah kenapa terasa begitu berharga.

"Aku pantas mendapatkan semua ini, bahkan aku sangat tidak pantas mendapatkan cintanya, "bayanga saat pertama kali dia meninggalkan Alzena di malam pengantinnya, dan membawa Katerine saat mereka berbulan madu melintas di bayangannya. Ferdinan menahan tangisnya, sedangkan Alzena menangis tanpa suara. Mereka berdua menangis ditempat yang berbeda. Mereka berdua mulai merasakan sakit kala perpisahan itu terjadi.

"Maaf Alzena, maafkan aku."Ferdinan dengan airmata di sudut matanya. Suaranya hampir tak terdengar. Ferdinan melangkah menuju balkon kamar hotel tersebut, menatap jauh pemandangan kota. Suasana haru dan sunyi menghiasi kamar hotel tersebut.

Tiba-tiba ada telepon dari sang kakek, bahwa kakek akan menuju apartemen Ferdinan.

Ketegangan di antara Alzena dan Ferdinan semakin memuncak. Alzena masih terlihat kesal, sementara Ferdinan terus berusaha menjelaskan dirinya meski tak berhasil melunakkan hati istrinya.

Saat suasana di kamar hotel semakin panas, ponsel Ferdinan berdering. Ia segera meraihnya dan melihat nama kakeknya, Tuan Abraham Wiratama, terpampang di layar.

"Halo, Kek?" jawab Ferdinan dengan nada formal.

"Ferdinan, aku sedang dalam perjalanan ke penthouse-mu. Aku akan menginap semalam," suara berat kakeknya terdengar dari seberang telepon.

Ferdinan terkejut. "Ke penthouse, Kek? Sekarang?"

"Ya. Aku ingin berbincang denganmu, dan aku sudah dekat. Jangan lupa siapkan kamar untukku. Sampai jumpa," kata kakeknya sebelum menutup telepon tanpa memberi kesempatan bagi Ferdinan untuk berbicara lebih jauh.

Ferdinan menghela napas panjang. Ia menoleh pada Alzena yang sudah berdiri dengan tangan bersilang di dadanya, jelas mendengar percakapan tadi.

"Kita harus pergi sekarang," ujar Ferdinan.

"Kenapa aku harus ikut? Bukankah kamu bisa mengatasinya sendiri?" balas Alzena dingin.

Ferdinan mendekat, suaranya terdengar lebih lembut. "Alzena, tolong. Kakek pasti akan bertanya tentangmu. Jika dia tahu kita bertengkar atau ada masalah, itu akan menyulitkan kita berdua. Kita hanya perlu berpura-pura seperti biasa."

Meski masih kesal, Alzena tahu bahwa Tuan Abraham sangat dihormati Ferdinan. Akhirnya, ia mengangguk dengan berat hati. "Baiklah. Tapi ini bukan untukmu, Ferdinan. Ini demi menjaga hubungan dengan kakekmu."

Mereka segera keluar dari hotel dan langsung menuju penthouse Ferdinan. Sesampainya di sana, Ferdinan memeriksa setiap sudut memastikan semuanya dalam keadaan rapi. Alzena, meski masih kesal, ikut membantu menyiapkan kamar untuk Tuan Abraham.

Tak lama kemudian, suara bel berbunyi. Ferdinan membuka pintu dan mendapati kakeknya berdiri di sana dengan senyum hangat.

"Ferdinan, Alzena," sapa Tuan Abraham sambil melangkah masuk. "Aku senang melihat kalian berdua. Semoga kalian tetap bahagia dan harmonis."

Alzena tersenyum kecil, menyembunyikan perasaannya yang sesungguhnya, sementara Ferdinan mengangguk sopan.

"Kamar sudah siap, Kek. Silakan beristirahat," ujar Ferdinan.

"Baik. Tapi sebelum itu, aku ingin berbincang sebentar. Kita duduk dulu di ruang tamu," kata Tuan Abraham.

Mereka bertiga duduk di sofa. Tuan Abraham menatap Ferdinan dan Alzena bergantian, seperti mencoba membaca sesuatu dari raut wajah mereka.

"Aku melihat hubungan kalian cukup solid," ujar kakeknya dengan nada puas. "Tapi aku juga ingin kalian segera memberiku cicit. Aku berharap kalian tidak terlalu lama menunda hal itu."

Alzena tersentak mendengar pernyataan itu, sementara Ferdinan mencoba tetap tenang.

"Kami akan berusaha, Kek," jawab Ferdinan singkat, sambil melirik Alzena yang hanya diam.

Malam itu, meski mereka berada di bawah satu atap, ketegangan antara Ferdinan dan Alzena masih terasa. Namun di depan Tuan Abraham, mereka berdua sepakat untuk menjaga sikap, menyembunyikan keretakan hubungan mereka demi menghormati sang kakek.

Sang Kakek, memberikan sebuah minuman herbal untuk diminum oleh Alzena dan Ferdinan. "Aku membawa minuman yang bagus untuk pasangan, kalian harus minum ini sekarang juga."Kakek dengan tersenyum menatap Alzena dan Ferdinan.

"Tttapi kek, ini minuman herbal saja kan?enggak ada kandungan apa-apa?"Cicit Ferdinan.

"Iya, ini untuk stamina, kau juga Alzena harus minum."Jawab Kakek.

"Iiiiya Kek," Alzena langsung mengambil minuman terbaik dan membawa ke dapur untuk di seduh air panas.

"Baguslah, aku mau istirahat."

"Silahkan kek, di sini."Ferdinan mengantar sang kakek ke ke kamar Alzena. Sebelumnya Alzena sudah membawa Pakaiannya ke kamar Ferdinan.

Setelah mereka meminum herbal dari kakek, Ferdinan melangkah ke kamar, dan mengajak Alzena. "Ayo, kita tidur, ini sudah malam, besok kau harus bekerja bukan?"

Alzena hanya mengangguk pelan tanpa menjawab.

"Kamu masih marah?"tanya Ferdinan.

"Enggak, biasa aja."Alzena dengan ketus. Namun mereka berdua saling menatap seperti ada sesuatu yang mengganggu tubuh mereka.

"Arrrgh, ada apa ini, kenapa panas begini?"Alzena memeluk tubuh dan lututnya. Ferdinan juga merasakan panas di seluruh tubuhnya.

"Ada apa ini, sepertinya ada yang aneh,"Ferdinan membuka kaosnya. Dia merasa sangat panas.

"Alzena membuka piyamanya mengganti dengan lingerie karena merasa panas padahal AC sudah menyala dan sangat dingin."Aku ... kenapa begini."Alzena seperti ulat yang meliuk-liuk.

"Apa kau juga merasakan sesuatu?

"Iya, aku ... aku... merasa... ingin melakukan itu, bagaimana ini."Alzena dengan suara tertahan. Tiba-tiba Alzena meraup bibir Ferdinan dengan amatir. "Aku .. sudah tidak tahan,tolong aku."Alzena meringis menahan tubuhnya meremang hebat.

"Aku pun sama, sangat menginginkanmu, apa kau yakin?"Ferdinan menatap lekat wajah Alzena.

bersambung...

1
Leli Supriani
bertindak sesuai keinginan kakek
Leli Supriani
Kecewa
Leli Supriani
Buruk
Ma Em
Berikan Alzena cinta yg tulus serta kasih sayang yg membuat Alzena senang dan nyaman berada di sampingmu Ferdinan kalau emang kamu sdh mencintai Alzena jgn pernah untuk menyakitinya
wisna
Kecewa
Amelia story: Terimakasih ya atas penilaian nya 🥰
total 1 replies
wisna
Buruk
Amelia story: Terimakasih ya sudah mampir, dan sudah menilai buku saya 🙏
total 1 replies
Ma Em
Wah bakal terjadi salah paham antara Alzena dan ferdinan semoga tdk sampai terjadi perpisahan karena ada orang yg menginginkan Alzena dan Ferdinan untuk. berpisah
Hasnadia Amir
untung kakek cepat datang mendamaikan
Su Narti
keren 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍 👍👍👍👍👍👍
Su Narti
cakep kakek , bertidak cepat sebelum mereka bercerai 👍👍👍🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Amelia story: yuk kakak yang Mau doble up hari ini mana suaranya, kasih bintang lima dan subscribe yuk./Angry//Angry/
total 1 replies
Msofa
Waduh, nikah kok dilempar ke sepupunya? 😱
Amelia story: iya,.begitulah alurnya kak
total 1 replies
Mila Nst
masih menyimak,dan mulai menikmati
Amelia story: terimakasih ka sudah mampir
total 1 replies
Ma Em
Ferdinan pasti kamu akan menyesal karena menyia nyiakan wanita sebaik Alzena dan malah memilih siulat bulu Catherine yg bisanya cuma morotin uang kamu kalau kamu hdp miskin mana mau si Catherine sama kamu Ferdinan.
Ma Em
Luar biasa
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat🙏
Amelia story: siap ka ,terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!