NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Ibu Susu

Rahasia Sang Ibu Susu

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Janda / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ibu Pengganti
Popularitas:67k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Alika tidak pernah menyangka kehidupannya akan kembali dihadapkan pada dilema yang begitu menyakitkan. Dalam satu malam penuh emosi, Arlan, yang selama ini menjadi tempatnya bersandar, mabuk berat dan terlibat one night stand dengannya.

Terry yang sejak lama mengejar Arlan, memaksa Alika untuk menutup rapat kejadian itu. Terry menekankan, Alika berasal dari kalangan bawah, tak pantas bersanding dengan Arlan, apalagi sejak awal ibu Arlan tidak menyukai Alika.

Pengalaman pahit Alika menikah tanpa restu keluarga di masa lalu membuatnya memilih diam dan memendam rahasia itu sendirian. Ketika Arlan terbangun dari mabuknya, Terry dengan liciknya mengklaim bahwa ia yang tidur dengan Arlan, menciptakan kebohongan yang membuat Alika semakin terpojok.

Di tengah dilema itu, Alika dihadapkan pada dua pilihan sulit: tetap berada di sisi Adriel sebagai ibu asuhnya tanpa mengungkapkan kebenaran, atau mengungkapkan segalanya dengan risiko kehilangan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Dengan atau Tanpa

Bagas tidak tampak terkejut, namun Widi langsung tersentak dan menatap Arlan dengan tajam.

"Tidak! Mama tidak akan pernah merestui pernikahan kalian!" seru Widi tegas. "Status sosialnya jauh berbeda dari kita! Dia hanya seorang janda dengan keluarga yang hancur! Suaminya saja sampai berselingkuh dengan ibunya sendiri! Itu menunjukkan dia bukan istri yang becus! Ibunya saja tidak bermoral, berselingkuh dengan menantunya sendiri! Kau pikir Mama mau punya menantu dari keluarga seperti itu?"

Alika menunduk dalam diam, jemarinya saling meremas di atas pahanya. Namun, Arlan tetap tenang meski rahangnya mengeras.

"Aku datang ke sini hanya meminta restu. Mama dan Papa merestui atau tidak, aku akan tetap menikahi Alika."

Bagas yang sejak tadi diam akhirnya menghela napas panjang dan menatap putranya. "Kenapa kau ingin menikahi Alika, Lan?"

Arlan tak ragu menjawab, "Karena Adriel hanya mau diasuh oleh Alika. Dan saat ini, Alika sedang mengandung anakku."

Bagas terdiam, menatap tajam ke arah putranya, lalu beralih ke Alika yang masih tertunduk dalam kegelisahan.

"Dasar wanita penggoda! Kau benar-benar menjebak anakku dalam perangkapmu!" Widi melayangkan tatapan penuh kebencian pada Alika. "Sok lugu, sok pendiam, tapi ternyata licik dan penuh akal bulus! Aku sudah curiga sejak awal kau memang mengincar Arlan! Kau pasti sengaja menggoda dia, membuatnya mabuk lalu berpura-pura tak tahu apa yang terjadi! Dasar wanita murahan! Tidak tahu malu!"

"Cukup, Ma!" suara Arlan meninggi, rahangnya mengeras menahan emosi. "Jangan menghina Alika seperti itu!"

Widi menatapnya tak percaya, namun Arlan melanjutkan dengan nada dingin, "Aku yang salah. Malam itu aku mabuk dan terpengaruh obat, itulah kenapa aku sampai meniduri Alika. Dan Mama tahu siapa yang licik? Terry! Wanita yang Mama bela mati-matian itu!"

Widi tampak terkejut, namun Arlan tidak memberi kesempatan untuk menyela.

"Terry mengatur skenario seolah aku tidur dengannya. Dia menghapus rekaman CCTV di rumahku, memanipulasi hasil tes, dan bahkan mengancam Alika agar tutup mulut! Dia mengancam akan menyakiti ayah Alika dan membuat rumah makannya bangkrut!"

Bagas menatap istrinya dengan ekspresi tajam, sementara Widi tergagap.

"Kalian bahkan mencoba memisahkan Adriel dari Alika, sampai-sampai kondisi Adriel memburuk! Kalian menculik Alika! Kalau aku tidak datang tepat waktu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Adriel dan Alika!" Arlan mengatupkan rahangnya kuat-kuat. "Dan sekarang Mama masih menganggap Terry lebih baik? Wanita licik yang menghalalkan segala cara demi status sosialnya?"

Bagas semakin tajam menatap Widi, tatapannya penuh kekecewaan.

Widi, yang masih terguncang, mencoba menyanggah. "Tapi masih banyak wanita lain yang lebih pantas! Mama menyetujui Terry karena Mama pikir dia benar-benar tidur denganmu!"

Arlan mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap ibunya tajam. "Apa Mama yakin ada wanita lain yang bisa menyayangi, mencintai, merawat, dan membesarkan Adriel lebih baik dari Alika?"

Widi terdiam.

"Apa mereka bisa menerima Adriel sebagai anak mereka? Apa Mama bisa menjaminnya?" lanjut Arlan, suaranya lebih dingin.

Keheningan menyelimuti ruangan. Bagas menatap istrinya yang tak mampu menjawab, sementara Alika tetap diam, tidak ingin ikut campur dalam perselisihan keluarga itu.

Keputusan ada di tangan mereka. Tapi bagi Arlan, pilihannya sudah bulat.

Bagas menghela napas panjang. Matanya yang tajam bergeser dari Widi ke Arlan, lalu ke Alika yang masih tertunduk dengan jemari saling meremas di atas pahanya. Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan, tapi yang paling mengusiknya adalah fakta bahwa putranya benar-benar akan menikahi Alika, terlepas dari restu keluarga atau tidak.

"Jadi kau yakin dengan keputusanmu ini, Lan?" suara Bagas tenang namun mengandung ketegasan.

Arlan menatap ayahnya tanpa keraguan. "Ya, aku yakin."

Bagas menatap lekat wajah putranya. Ia sudah cukup mengenal Arlan, anaknya itu memang keras kepala, tetapi juga tidak pernah mengambil keputusan sembarangan. Jika Arlan sampai berkata seperti ini, berarti dia sudah memikirkannya matang-matang.

Lelaki paruh baya itu mengalihkan pandangan ke arah Alika yang masih tak berani menatapnya. Ia tahu wanita itu pasti merasa sangat tertekan di bawah tatapan tajam istrinya. "Alika," panggilnya perlahan.

Alika mendongak seketika, wajahnya pucat. "Ya, Tuan?"

"Apa kau juga menginginkan pernikahan ini?" tanyanya lugas.

Alika terdiam sejenak, lalu menunduk lagi. "Saya...," suaranya terdengar ragu. Ia ingin berkata bahwa ia hanya ingin yang terbaik untuk Adriel dan bayi dalam kandungannya. Namun, sebelum ia bisa menjawab, Arlan lebih dulu bicara.

"Papa, aku yang bertanggung jawab atas semuanya. Jangan menekan Alika," suara Arlan terdengar tegas.

Bagas menatap keduanya dalam diam, lalu kembali bersandar di kursinya. "Arlan, Papa bisa melihat bahwa kau sudah membuat keputusan. Dan Papa tahu tidak ada yang bisa mengubahnya." Ia kembali menghela napas. "Tapi kau juga harus sadar, pernikahan bukan hanya tentang kalian berdua. Ini tentang keluarga, tentang bagaimana kalian menjalani hidup setelah ini. Apa kau benar-benar siap menghadapi semua konsekuensinya?"

Arlan menatap ayahnya tanpa gentar. "Aku sudah mempertimbangkan semuanya, Pa. Aku siap."

Bagas diam beberapa detik sebelum akhirnya beralih ke istrinya yang masih terlihat geram. "Widi," panggilnya lembut tapi berwibawa. "Kau harus bisa menerima kenyataan ini."

Widi langsung menoleh dengan ekspresi penuh protes. "Pa, kau tidak serius, 'kan? Kau mau membiarkan Arlan menikahi perempuan ini?!"

Bagas menatap istrinya dalam-dalam. "Arlan sudah dewasa. Dia sudah membuat keputusannya sendiri. Kita sebagai orang tua hanya bisa memberi nasihat, bukan memaksakan kehendak."

"Tapi, Pa—"

"Cukup!" Kali ini, suaranya terdengar lebih dalam dan tegas. "Aku tahu kau masih tidak bisa menerima ini. Tapi apakah kau mau melihat Arlan hidup dalam kebencian terhadap keluarganya sendiri hanya karena kita menolak pilihannya?"

Widi terdiam, napasnya tersengal karena emosi.

Bagas kembali menatap Alika, lalu Arlan. "Kalian boleh menikah. Papa tidak akan menghalangi. Tapi Papa ingin satu hal dari kalian."

Arlan menegakkan punggungnya. "Apa itu, Pa?"

Bagas menatap mereka serius. "Buktikan pada Papa bahwa kalian benar-benar bisa membangun rumah tangga yang baik. Bahwa pernikahan kalian bukan hanya karena keterpaksaan atau tanggung jawab belaka."

Alika terhenyak. Ia tahu Bagas bukan orang yang mudah diyakinkan.

Arlan mengangguk mantap. "Aku akan membuktikannya, Pa."

Bagas mengangguk kecil, lalu bangkit dari kursinya. "Kalau begitu, aku harap kalian siap dengan semua yang akan kalian hadapi ke depannya."

Dengan itu, ia melangkah pergi, meninggalkan Widi yang masih duduk di sofa dengan wajah merah padam, sementara Alika masih belum bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi.

***

Dua hari setelah malam itu, mobil melaju dengan tenang di jalan yang mulai lengang malam itu. Lampu-lampu jalan berpendar samar di kaca jendela, menerangi wajah Bagas yang tampak termenung. Arlan, yang duduk di kursi kemudi di samping Bagas, sesekali melirik sang ayah yang sejak tadi diam saja.

Suasana di dalam mobil terasa hening hingga akhirnya Bagas membuka suara.

"Siapa nama ayah Alika?" tanyanya, suaranya terdengar datar namun penuh ketertarikan.

Arlan yang sedang mengemudi menoleh ke arah papanya sekilas, lalu kembali fokus pada jalan di depannya. Menganggap pertanyaan itu hal biasa menjelang lamarannya. "Namanya Arya, Pa."

Bagas membeku seketika. Jemarinya yang semula bertumpu santai di pahanya kini mengepal erat, pertanda sesuatu dalam dirinya terguncang hebat.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Ririn Nursisminingsih
ndak kapok2 tery.. mau bikin ulah
Dhewyy Aditya
manusiawi menurutku kalo kita ngerasa iri sama kebahagiaan orang lain,tapii ya jangan sampai berakhir jadi julid apalagi jahat hanya karna rasa iri.setidaknya maya masih punya sedikit hati yg mengingatkan kalo yg dia lakuin itu salah.
Ririn Nursisminingsih
ini ibuk widi egois dan jahat yaa jg2 arlan bukan anaknya.. ayo arlan selidiki semuanya kasian alika
Ririn Nursisminingsih
bener2 tery licik semoga arlan segera mnemukan buktinya
Ririn Nursisminingsih
rubah yg licik... segitunya ingin nikah dg arlan
Warung Tari
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Marini Azkal
terimakasih author.....aku sungguh terharu kalimat kalimat di akhir episode sungguh sangat menyentuh kalbu membangkitkan gairah untuk saling mengasihi dengan ikhlas ....
sungguh aku sangat-sangat terkesan.....
TOP MARKOTOP BUAT AUTHOR
semoga rejeki nya berlimpah.......
Marini Azkal: sama sama terimakasih.....🤩
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
sum mia
weleh sudah end.... sudah aku duga sih , babnya panjang dan semua bahagia dengan kehidupan masing-masing . cara menulis kata-kata pesan moral kayak mau end ternyata beneran .
tetap semangat kak ...meski gak dapat reward yakinlah ada rezeki yang lain yang menggantikan .
sehat slalu dan rejeki lancar berkah barokah . aamiin 🤲
ditunggu karya selanjutnya kak Nana .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: sama sama kak 🙏🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
Anitha Ramto
Ku juga sudah menduga ceritanya akan End..karena panjang sekali
phity
sma2, author sdh menyajikan cerita yg dpt kmi bca diwktu senggang melepas lelah seblum istirahat. sukses kedepannya ya...
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
terimakasih tor sehat n sukses selalu love sekebon
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Hanima
terima kasih banyak Kak Nana... semoga sehat2 dan banyak rejeki
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Sama-sama, Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa tadi udah ku duga klu mau the END Krn cerita nya panjang 🤭 dan terima kasih kak Nana atas karya mu sehat selalu dan di murah kan Rizky nya
di tunggu karya terbaru nya 🥰❤️❤️❤️❤️
septiana: bener banget....aku juga ngerasa kok cara penulisan pesan moral nya kaya udah mau tamat,eh ga taunya beneran. di tunggu karya barunya kak..
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
kaylla salsabella
cerita nya bagus kak Nana 🥰🥰🥰
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Iin Rostiani
ko sudah tamat aja thoor padahal aku masih suka ceritamu
iroh hotijah
terimakasih kak,,, moga sehat selalu dan terus berkarya,, yakin rejeki bkn hanya uangnya semata,,, terimakasih atas karyanya yg bagus buat sy
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
abimasta
trimakasih thor,sukses tuk karya karya selanjutnya
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama,Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
didunia real juga banyak yg begitu keluarga cewek bermasalah selalu dpt bantuan dr pihak cowok tp jarang terjd kebalikan ya......kenapa ya....ya Allah mau puny mantu kaya Arlan tapi ogah punya besan KY Maya .....🤣🤣🤣🤣
abimasta
sudah mulai diakhir cerita satu persatu wmembuka hati untuk saling menerima dan memaafkan
sum mia
syukurlah Widi mulai berpikir positif pada Alika , terutama setelah mendengar percakapan antara Arlan dan Alika .dia baru sadar kalau Alika benar-benar tulus , dan dia begitu baik mau menerima semua meski Widi tak bisa lagi menerima dan mengakuinya sebagai menantu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!