Entah nasib apa yang membawa seorang gadis cantik bernama meliya menjadi pengasuh nenek tua di rumah orang kaya, dan kepincut oleh cucu nya yang tampan apakah kisah cinta mereka berjalan mulus atau tidak?, mari simak cerita nyaa👌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melly Disky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Kini Devan kembali mendatangi toko kue milik Amira, Amira menjadi bingung sebab meliya sudah pergi kerumah Devan tapi kenapa Devan kembali lagi ke toko nya.
"eh tuan lagi? Ada apa?
"ya lah saya, tidak mungkin bapak yang di belakang saya,"
"ya, tetapi meliya tidak ada" kata Amira
"saya tau meliya tidak ada di sini,"
"oke" Devan meliya Amira sambil tersenyum, Amira pun menjadi bingung
"tuan... Tuann... Tuannnnn"
"ah iya kebetulan tadi saya ada meeting di dekat sini" kata Devan yang kaget mendengar teriakkan Amira.
"oh, saya tidak bertanya" kata Amira sambil tersenyum kecut Devan pun menjadi malu dan memegang dadanya
"eh kenapa tuan?"
"terasa sampai jantung, eh tapi tidak apa apa, sekarang saya mau makan kue yang ada di sini boleh?"
"oh boleh boleh, mau kue apa?"
"yang penting saya mau kue yang paling enak yang ada di sini dan yang paling mahal"
"ada arahan kah tuan? kacang atau selai?"
"saya senang apabila melihat kamu"
"eh tuan jangan main main boleh tidak?" marah amira
"ada nampak dari muka saya kalau saya main main?"
"arghh" geram Amira
"ah oke saya serius kalau kamu mau serius, ah saya bebas kue apa saja yang penting itu yang paling enak itu yang saya suka," kata Devan
"okey" kata Amira
"sudah lama mengenal meliya?"
"ya, sejak kecil"
"oh sejak kecil, berarti dari bayi lah ya?"gumam Derren pelan
"siapa nama kamu?" tanya Devan
"kue ini harga nya 140ribu"
"nama mu kue ini 140ribu?" tanya Devan lgi
Amira pun tertawa
"hahaha, saya berbicara tentang harga kue ini,"
"oohh oke oke"
""astaga macam mana mau mendekati nyaa" gumam Devan pelan hampir tidak terdengar
"em oke, bagaimana kalau setelah ini saya ingin, memesan kue banyak" untuk rekan bisnis saya dari mana saya menghubungi nya?"
"oh kalau seperti itu ini kartu nama saya tuan boleh menelfon saya, kalau mau memesan banyak, order lebih awal ya,"
"oh oke kalau begitu terimakasih" setelah itu Devan mencatat nomor Amira dan mengambil kue nya
setelah itu Devan hendak melangkah pergi tetapi langkah nya di hentikan Amira
"tuan Devan" kata amira, dan Devan menghadap kebelakang,
"kamu tau nama saya?"
"ya kan tuan yang memberitahu tadi"
"kenapa? mau meminta nomor telfon saya? tidak apa apa nanti....."
"tidak, tuan belum membayar kue ini" kata Amira memotong perkataan Devan
"astaga buat malu saja kau ini Devan," gumam Devan pelan merutuki kebodohan nya.
"ini," kata Devan dan langsung meninggalkan Amira dengan cepat, karena dia sangat malu sekarang.
Di sisi Derren saat ini dia baru pulang dari kantor nya, dia melihat mama nya sedang berada di depan pintu pun menghampiri leliya
"mama," Derren menyalami mama nya dan saat ia melihat kebawah dia melihat sepatu perempuan
"sepatu siapa ini ma?" tanya Derren
"sepa.."
"sepatu meliya" belum sempat leliya menjawab, meliya sudah berada di belakang nya
Derren yang melihat meliya berada di sana kini emosi nya naik level, Derren menendang sepatu meliya.
"kau mau apa lagi kesini?kau sudah mendapat duit bertaruh mu dengan Devan kan? Kau mau apa lagi?!!!" sentak Derren dengan nada tinggi
"aku tau kau marah karena apa yang sudah terjadi sebelum ini, kau tidak memberi aku waktu untuk menjelaskan," kata meliya
"tidak tidak, kau tidak perlu menjelaskan apa pun lagi dengan ku, mama, kalau mama masih mempekerjakan dia di sini derren pulang kerumah Derren.!" setelah mengatakan itu Derren pun langsung masuk kedalam
Meliya mengejar langkah derren sampai ke depan pintu kamar nya
meliya menahan pintu kamar Derren sampai terbuka lebar
"aku minta maaf, aku tau kau menyukai aku juga, sebab itu kau marah kan? Karena pertaruhan itu?" kata meliya
"aku suka kau? Eh kau pernah dengar perkataan cermin tidak?
"bahasa mu boleh bagus sedikit? Aku aku berbicara dengan mu baik baik kan?" kata meliya dengan mata yang berkaca kaca
"nona meliya, kau jangan membuang waktu ku, kau sudah dapat apa yang kau mau kan?, setelah ini, dalam perjalanan pulang kau beli cermin yang paling besar, setelah itu kau cermin diri mu, nanti kau akan mendapatkan jawaban aku suka kau atau tidak!!, " setelah itu Derren pun menutup pintu kamar nya.
Sore pun datang kini Derren ingin keluar untuk lari sore, tetapi saat dia memakai sepatu nya, dia masih melihat meliya masih berdiri di depan pintu utama.
"kau buat apa lagi di sini?"
"aku mencintaimu, aku percaya aku bisa membuat kau bahagia, dan aku mampu membuat kau melupakan Olivia" kata meliya masih sambil membelakangi Derren
"sebentar" apa tadi? Kau mau membuat aku melupakan Olivia??" Derren mendekati meliya dan berkata di telinga meliya.
"kau jangan bermimpi lah perempuan" setelah itu Derren meninggalkan meliya, meliya pun mengejar langkah derren
"kalau kau marah sekali pun tidak perlu lah kau menyakiti hati ku,"
"eh kau ini tidak paham bahasa atau apa? Kau tidak sebanding dengan Olivia, eh dengan Bianca pun kau tidak sebanding lah, kau sadar diri sedikit!!!!!" sentak Derren tetapi Derren tetap melangkahkan kaki nya, setelah berkata seperti itu Derren memejamkan mata nya dan menggelengkan kepala nya, ada rasa sakit di dalam hati nya saat dia berkata seperti itu pada meliya.
"aku tau, kau mencoba menyakiti hati aku, tetapi tidak apa apa, ya dulu aku pernah melepaskan Liam, tetapi bukan kali ini, aku akan berjuang untuk mu." kata meliya sambil meraih tangan Derren
"sebentar sebentar, kau bicara apa tadi? Liam? Oh kau ingat dia? Setelah ini kau balik kampung, kau tanya pada nya kenapa dia selingkuh darimu,!!! Kalau kau segan aku ada jawaban untuk mu, laki laki tidak suka perempuan banyak cakap seperti mu, yang berlagak bagus seperti mu!!," bentak Derren dan meninggalkan meliya meliya pun mengejar Derren
"jujur aku berkata aku merasa, tapi aku mau kau tau aku tidak akan pergi dari rumah ini selagi mama tidak mengusir ku, dan aku tidak akan pergi dan selagi kau tidak menerima aku dan tidak memaafkan aku" kata meliya yang berada di depan Derren
"kau pernah tidak mendengar aku berkata aku menyayangimu mu?, kau pernah tidak mendengar aku mencintai mu?!! Tidak pernah kan?!!, jadi tolong, tolong pergi dari hidup aku!!!" setelah mengatakan itu Derren mendahului meliya sambil memejamkan mata nyaa, saat ini Derren sedang di Landa amarah yang bertubi tubi, tetapi dalam hati nya dia menyesal mengatakan semua itu pada meliya, Derren benar" merasa apa yang di katakan nya sudah keterlaluan, tetapi, Derren memang tidak gampang memaafkan orangg, sakit benar" sakit hati nya saat ini.
Meliya menatap punggung Derren yang menjauh dengan air mata yang berderai, kini hati meliya benar" sakitt, lebih sakit waktu Liam meninggalkan dirinya, meliya benar" tidak bisa menahan tangis nya, perlahan meliya meninggalkan rumah itu,
"baiklah, jika ini yang kau mau aku akan membuang hati ku untuk mu, terimakasih telah hadir dalam hati ku walau hanya sebentar".
ucap meliya dalam hati nya
Ternyata pertengkaran meliya dan Derren di lihat oleh leliya dari arah balkon, tanpa sadar air mata leliya juga terjatuh melihat itu, leliya benar" di buat dilema oleh keadaan ini, dia menyayangi anak nya, tetapi dia juga menyayangi meliya, tetapi kalau dia masih mempertahankan meliya, dia akan kehilangan anak nyaa, benar" di buat sakit dengan situasi seperti ini.