NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyetujui Perkataan Sang Ayah

“Keshi.”

“Ayah?” Keshi menoleh pada ayahnya yang baru saja masuk ke dalam ruangan ini.

Rio melepas jas hitamnya dan berjalan mendekati bangsal putrinya. Tangannya terulur untuk memeluk tubuh Keshi dengan erat.

“Apa kamu merasakan sesuatu?” tanya Rio dengan lembut.

Keshi menyembunyikan wajahnya pada dada ayahnya, matanya melirik sekilas pada Luca yang berdiri di belakang ayahnya dengan sikap tegap.

“Apa….” Keshi menggantung ucapannya, ia menelan salivanya susah payah. “Apa yang kemarin itu benar-benar nyata?” tanya gadis itu.

Rio mengelus puncak kepala Keshi, beberapa kali pria paruh baya itu mengecup dahi anaknya dengan sayang.

“Itu kenyataannya.” Rio berbisik pelan.

Keshi memanyunkan bibirnya, matanya berkaca-kaca. Ia pikir kemarin adalah mimpi dan Nina tidak mungkin melukainya. Mengapa Ninah berubah seperti itu?

“Apa yang di katakan Nina itu benar bahwa ayah membunuh ibunya?”

“Ssshhh, Keshi, kamu tidak perlu memikirkan hal itu.” selak Rio.

Keshi menggeleng, air mata jatuh membasahi wajahnya.

“Ayah, Nina sudah membenciku, dia melukaiku. Dia bilang ayah membunuh ibunya, mengapa ayah membunuh ibunya?”

“Jika ayah yang bilang bukan ayah yang membunuh ibunya, apa kamu masih tetap percaya pada Nina?” tanya Rio, sepelan dan selembut mungkin ia berbicara dengan putrinya.

Keshi terisak semakin kencang, menumpahkan semua rasa sakit yang ia alami kemarin.

Luca membuang muka, tidak sanggup melihat gadis itu yang terisak pilu. Entah kenapa perasaannya ikut menjadi sakit ketika melihat dan mendengar isakan dari Keshi.

“Mengapa Nina bisa melakukan hal kemarin padaku?!” Keshi meraung, teriak kencang sambil terus menangis.

Rio mengelus punggung putrinya.

“Ayahnya sudah mencuci otak putrinya, Nina di manfaatkan oleh ayahnya untuk membalas dendam dengan ayah.” jawab Rio.

Keshi mendongak, tidak lagi memeluk ayahnya.

“Apa yang ayah lakukan? Apa sebenarnya pekerjaan ayah selama ini?!” lantang gadis itu bertanya dengan nada tinggi.

Rio bungkam, tangannya merapihkan riak-riak rambut Keshi yang berantakan serta mengusap air matanya.

“Ada yang ingin ayah katakan kepadamu.” Rio mengalihkan topik.

“Katakan padaku, ayah! Katakan apa pekerjaanmu selama ini?!” Keshi berteriak kencang, mengeluarkan kekesalan dan amarahnya pada ayahnya sendiri.

“Ayah akan mengatakannya kepadamu, tapi nanti. Kamu harus menuruti satu keinginan ayah dan ayah akan mengatakan kejujuran padamu.” Rio menangkup kedua pipi Keshi.

Keshi terdiam, air mata masih menetes, tubuhnya bergetar menangis.

“Apa?” tanya Keshi setelah beberapa detik kemudian.

Rio menoleh, menatap Luca yang mengalihkan wajahnya ke arah jendela. Rio lalu menghela napas panjang.

“Ayah ingin kamu tinggal bersama Luca di rumah yang sudah ayah sediakan.”

“Apa?!” Keshi menaikkan nada bicaranya lagi.

Rio memejamkan matanya, meringis pelan mendengar teriakan bocah di depannya.

“Hanya sampai situasinya membaik, setelahnya kamu bisa pulang lagi ke rumah.” lanjut Rio.

Keshi menggeleng. “Tidak, maksudku…mengapa harus bersama Luca?”

“Karena Luca kuat? Dia bodyguardmu, Keshi. Jika kamu tinggal di rumah baru itu, setidaknya harus ada bodyguard yang menjagamu.” jawab Rio.

“Lalu ayah bagaimana?” tanya Keshi, wajahnya sembab sehabis menangis.

“Ayah akan menyelesaikan masalah ini. Jika kamu tetap tinggal di mansion, itu cukup berbahaya karena mereka pasti sedang membuat rencana untuk melukaimu lagi.”

Keshi menggeleng berkali-kali, matanya terlihat hendak menangis lagi.

“Aku tidak mau, ayah. Aku tidak mau jauh darimu.”

“Maafkan ayah, sayang. Hanya sampai situasinya membaik, setelahnya kamu bisa kembali pulang ke mansion.” selembut mungkin Rio menjelaskan.

“Hanya sebentar?” tanya Keshi.

Rio menggeleng pelan. “Ayah tidak bisa menjawabnya sebentar, itu mungkin akan menghabiskan waktu cukup lama. Ayah sudah sangat mempercayai Luca untuk menjagamu.”

Keshi melirik Luca yang sudah tidak membuang muka dan sedang memperhatikan dirinya dan ayahnya.

“Apa Bibi Daya bisa ikut denganku juga?”

“Tidak,” jawab Rio dengan tegas.

“Kenapa?” tanya Keshi dengan tatapan sedih.

“Aku sudah memecat semua pelayan wanita maupun pengasuhmu yang pernah bekerja di rumah. Ini cukup berbahaya, Keshi. Ayah tidak bisa membiarkan para pekerja yang tidak tahu apapun untuk terluka.”

Keshi menunduk, sedih, kesal dan marah menjadi satu. Sangat sedih karena orang yang sudah mengasuhnya sejak bayi harus di pecat dan pergi sejauh mungkin.

“Aku tidak bisa masak, ayah. Bagaimana nantinya aku makan?” tanya Keshi lagi.

Rio tiba-tiba saja terkekeh.

“Tenang saja, Luca bisa memasak. Dia jago memasak makanan enak karena dulunya adalah seorang koki. Benar begitu, Luc?” ucap Rio sambil melirik pada Luca dengan senyum bangga.

Luca mengangguk pelan melihatnya. Keshi mencebik, jika berlama-lama melihat Luca, ia malah mengingat tentang kejadian kemarin saat Luca menciumnya.

Keshi menghela napas dan mengangguk, menyetujui perkataan ayahnya untuk tinggal berdua saja dengan Luca. Lagi pula pria itu memang kuat, sudah lebih dari sekali bodyguardnya berhasil melindungi Keshi.

“Baiklah.”

...\~\~\~...

Keshi sudah di perbolehkan pulang setelah menjalani perawatan intensif selama seminggu. Gadis itu turun dari mobil dengan ayahnya yang membopongnya.

Perutnya sudah baik-baik saja, tetapi tetap saja Keshi tidak boleh bergerak sembarangan karena akan merasakan nyeri dari luka itu.

“Sebelum ayah memecat Daya, ayah sudah menyuruh dia untuk membereskan pakaianmu. Besok pagi ayah akan ikut mengantarmu kerumah barumu yang sementara.” ucap Rio.

Pria paruh baya itu membawa Keshi untuk duduk di ruang tamu. Rio hendak berjalan keluar dari mansion meninggalkan putrinya, tetapi Keshi secepatnya menahan lengan ayahnya.

“Bagaimana dengan kuliahku?” tanya gadis itu.

“Maafkan ayah, sayang. Kamu tidak boleh kuliah sampai situasinya membaik.” Rio menjawabnya dengan tidak enak hati.

Keshi menekuk bibir bawahnya, ingin kembali menangis terisak. Padahal dia baru saja masuk kuliah, tetapi harus berhenti karena mengalami kejadian ini.

“Jangan menangis, Keshi. Jika kamu menangis lagi, itu malah membuat ayah jadi ikut sedih.” Rio merendahkan tubuhnya dan berhadapan dengan Keshi yang duduk di sofa ruang tamu.

“Kenapa aku harus mengalami hidup yang seperti ini?” tanya Keshi lirih.

Sebulir air mata jatuh, dan secepatnya Rio mengelap air matanya.

“Maafkan ayah, oke? Ayah janji kamu bisa kuliah lagi nanti.” kelingking Rio naik ke hadapan putrinya.

Keshi menatap lama kelingking ayahnya, lalu ia menjalin kelingking ayahnya dengan kelingkingnya yang kecil.

“Ayah harus janji.”

“Ya, ayah janji.”

Rio bangkit berdiri, Keshi menahan pakaian ayahnya.

“Ada apa lagi?” tanya Rio.

“Bolehkah….bolehkah aku bertemu dengan Nina?” tanya Keshi takut-takut, ia tidak berani mendongak dan membalas tatapan ayahnya.

Rio terdiam, berpikir untuk mengizinkan atau tidak.

“Kenapa kamu ingin bertemu dengan orang yang sudah melukaimu, Keshi?”

Keshi mendongak, menjalin tatapan datar ayahnya untuk pertama kalinya.

“Karena dia dulu temanku, ayah. Dia dulu pernah jadi segalanya bagiku, dia selalu membantuku, menghiburku…” perkataan Keshi terpotong oleh Rio.

“Oke, oke. Stop.” Rio menghentikan. “Baiklah, nanti malah ayah akan membawa Nina ke sini supaya kamu bisa bertemu dengannya untuk yang terakhir kalinya.” final pria itu.

1
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!